Maret 31, 2012

Sebuah cerita untuk Gramedia


“Hari ini Gramedia ulang tahun, kamu tahu nggak?”, tanyaku.
“Gramedia? Yang penerbit besar itu?”, kamu melempar kerikil kecil ke lautan di depan kita.
“Iya. Yang itu."
"Berapa sih umurnya sekarang?"
"Siapa? Gramedia itu?"
"Iya. Udah banyak ya umurnya?"
"Tahun ini penerbit itu merayakan hari lahirnya yang ke 38 kali. Eh, Ga, kalau kamu bertemu peri yang bisa mengabulkan keinginanmu untuk memberikan sesuatu kepada Gramedia sebagai hadiah ulang tahunnya, kamu mau kasih apa?”, pertanyaan itu muncul begitu saja di pikiranku.

Aku melihatmu termenung sejenak sebelum mengungkapkan ide gila yang selalu ada di benakmu.
“Aku akan ajak jalan-jalan pemilik Penerbitan itu, ke panti-panti asuhan di beberapa daerah.”
“Eh, kenapa?”, aku memandang penasaran.
“Tentu saja semua orang tahu bahwa Gramedia adalah sebuah kebanggaan bagi Indonesia. Tapi dengan harga buku yang mencekik, tak semua anak Indonesia bisa menikmatinya dengan mudah, kan?”, kamu duduk di sebelahku sambil memandangi kapal-kapal nelayan yang mulai berlayar.

“Lalu?”, aku tak sabar menunggu ceritamu.
“Iya. Anak-anak panti itu pasti senang sekali kalau bertemu dengan orang yang menerbitkan buku yang selama ini jarang mereka baca. Mereka kan nggak punya uang, makan saja pas-pasan apalagi untuk beli buku bacaan? Mungkin sedikit kunjungan dan banyak buah tangan berupa buku akan membantu mengenalkan bahwa Gramedia bukan hanya milik mereka yang ekonominya di atas rata-rata.”

“Oke. Itu permintaan pertama. Lalu apa permintaan keduamu?”
“Aku akan meminta Peri untuk membuat cabang penerbitan Gramedia di luar pulau Jawa.”
“Lhah, aneh. Kenapa emangnya?”, tanyaku.
“Kamu tahu Andin? Dia tinggal di Indonesia bagian timur dan harga bukunya cenderung mahal. Bahkan tak jarang biaya ekspedisi kalau belanja online pun jauh lebih mahal dari harga bukunya. Padahal mereka kan juga butuh buku-buku bermutu dan berkualitas bagus seperti terbitan Gramedia. Sayang donk pangsa pasar seperti itu disisihkan?”

Aku terdiam. Sudah sering aku menjadi penampung ide-ide gilamu, tapi baru kali ini aku rasa semua idemu sungguh mengesankan. Kecuali kalau fakta ini hanya sebuah imajinasi, tapi toh harapan tidak akan berhenti hanya karena semesta belum berkonspirasi melakukannya.

“Permintaan ketigamu apa?”, tanyaku sambil berharap menemukan ide menarik lagi darimu.
“Oh, itu sih gampang. Aku minta Peri memberikan aku tiga kesempatan lagi untuk meminta sesuatu yang menyenangkan diriku sendiri. Begitu terus pada permintaan ketiga sampai peri itu mengeluh karena bosan padaku.”, kamu tertawa terbahak-bahak.

Senja sore itu begitu indah dan langit yang berangsur gelap mulai membuat kami beranjak pergi. Sebuah bintang terlihat jatuh di langit. Aku mengucapkan permintaanku dalam hati.

“Kalau aku punya satu saja kesempatan memberikan sesuatu pada hari ulang tahun Gramedia. Aku akan memberikan sebuah ucapan ulang tahun sederhana. Semoga Gramedia selalu sukses dan berjaya di bidangnya. Menerbitkan buku-buku yang menjadi bestseller, kualitas internasional tapi dengan harga lokal. Amin.”
3 komentar on "Sebuah cerita untuk Gramedia"
  1. pengen borong semua bukuu.. tapi inget buku di lemari banyak yang belum dibaca. hiks. :(

    slamat ulang tahun untuk gramedia. ikut mengaminkan doanya yaa. ^^

    BalasHapus
  2. selamat ultah juga buat Gramed, iya Gramedia memang salah satu kebanggaan Indonesia. Bukunya tetap bermutu dan semoga *lebih* murah lg xixixi. moga menang ya Alvina

    BalasHapus
  3. @ Ila : huahaha.. duh, penimbun juga rupanya.. XD
    @ Dion : mari kita amin-kan. :)

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,