Mei 17, 2012

A Lady’s Pleasure (Mistress Trilogy #1)


Judul Buku : A Lady’s Pleasure (Mistress Trilogy #1)
Penulis : Renee Bernard
Penerjemah : Endang Sulistyowati
Editor : Ayuning
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 368 halaman, paperback
ISBN : 978-780-483-6


Hal yang membuat saya tertarik membaca buku ini sebenarnya adalah label : Romantic Times Award Winner of ‘Best First Historical Romance’ (2006) yang tertulis di cover depan buku. Tentunya bukan sembarang buku biasa yang bisa mendapatkan label seperti itu, terlebih karena penerbitnya punya kekhususan tersendiri dalam seri romance terbitannya, maka tambah penasaranlah saya dengan buku ini.

Ceritanya tentang seorang janda muda yang bernama Merriam Everett, yang dianggap sebagai seorang wanita muda yang pemalu, penurut dan pemurung. Suatu hari ia berniat membalas dendam kepada seorang lelaki bernama Julian Clay yang pernah menghinanya diam-diam dengan beranggapan bahwa Merriam adalah tidak berguna, baik sebagai janda berwajah pucat ataupun perawan yang lemah (Hal.3)
Kali ini Merriam akan membuat lelaki itu bertekuk lutut untuk tidak lagi mengabaikannya, apalagi menghinanya. Ia akan membuat Julian, Sang Cassanova itu tergila-gila bahkan mendamba Merriam, lalu dengan sekali helaan, Merriam akan meninggalkannya. Biar tahu rasa bagaimana rasanya bertemu dengan ’si tikus’ yang telah berubah menjadi ’Si Kucing’.

Sayangnya takdir menunjukkan jalan yang berbeda. Ketika Merriam meluncurkan jurus rayuannya, ternyata ia menggoda lelaki yang salah. Lelaki yang bernama Drake Sotherton itu kelimpungan karena tergoda bujuk rayu Merriam. Kenapa bisa salah goda? Nah, ceritanya saat itu sednag Pesta Kostum, dan Merriam luput memilih lelaki.

Padahal Julian dan Drake memiliki konflik pribadi yang belum selesai, hubungannya dengan kematian Lily, istri Drake yang juga pacar Julian, mereka berdua saling tuduh siapa yang sebenarnya membunuh Lily. Julian kah dengan hasrat memnangkan persaingan dengan Drake, atau Drake sendiri karena kesal istrinya berselingkuh dengan lawannya?

Kehadiran Merriam bukannya memperjelas masalah, yang ada malah memperuncing konflik tersebut. Karena Julian berambisi merebut Merriam dari Drake dan Drake curiga bahwa Merriam dan Julian bersekongkol menghancurkan dirinya.. Lalu bagaimana akhir kisah mereka?

Ide ceritanya menarik, sayangnya bukan model detektif-detektifan meski ada juga peran detektif dalam buku ini. Kesan saya ketika membuka 10 halaman pertama adalah ’oh ya ampun, buku ini ya.....’ sambil nyiapin kipas segede gambreng. Ada banyak adegan ’hot’ yang kemudian saya ’skip’ karena toh saya nggak kehilangan ide cerita utama meski nggak baca ’itu’. Cover yang elegan sayangnya tidak diimbangi juga dengan pilihan hurufnya. Saya jadi mikir, ini font dipilih kecil biar nggak ada yang ngintip waktu baca atau karena pertimbangan lain ya?

Penokohan Merriam ditonjolkan cukup berani, meski agak labil juga. Lha kadang dia jadi ’kucing’ tapi kali lain dia jadi ’tikus’. Mungkin idenya bagaimana seorang wanita sebenarnya mampu keluar dari lingkar amannya sendiri, hanya saja butuh lompatan atau dorongan ekstra besar agar ia bisa menemukan kehidupan yang jauh lebih baik daripada rutinitasnya setiap hari. Meski saat melakukan lompatan tersebut, ia mendapat pandangan negatif atau cemoohan dari pihak lain. Sebenarnya bila pesan itu yang mau disampaikan, mungkin saya anggap penulis sudah berhasil, karena memang ide yang tercetuskan tersebut telah tertanam dalam karakter Merriam sendiri.

Sedangkan untuk penokohan Julian dan Drake, saya rasa agak kurang. Saya masih belum merasa kedua tokoh ini punya ciri khasnya masing-masing. Karena sama-sama jual mahal, sok berwibawa, nggak mau kalah dan sama-sama egois. Tapi Si Julian ini sebenarnya akan menjadi tokoh utama di buku seri ketiga dengan judul A Rogue’s Game. Siap membaca? Ah, nanti dulu ya.. saya butuh matahari dulu setelah beku ngadem di kamar saat baca buku ini :p

3 bintang untuk buku ini
5 kipas untuk banjir adegan kipasnya.

6 komentar on "A Lady’s Pleasure (Mistress Trilogy #1)"
  1. adegan kipas?? hahaha...
    salah satu nilai minus dari historical romance terbitan Gagas Media menurut saya adalah pilihan font-nya. Emang kayaknya dirancang buat ga dibaca di toko buku *eh

    BalasHapus
  2. parah banget kan bukunya???? emang mulai baca sejak dari awal bawaannya kipas-kipas mulu... Hehehe...

    BalasHapus
  3. @ desty : iya Mbaaak.. aduh fontnya keciilll >_<

    @ putri : suer, ini lebih parah dari wallflowernya Kleypas --"

    BalasHapus
  4. Wow, akhirnya keluar juga reviewnya :))

    Mungkin font kecil untuk menghemat kertas? :P

    BalasHapus
  5. @ Oky : kayaknya sih gitu, jadi enteng sih, kan tipis cuman rada sengsara bacanyaaa

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,