Juni 29, 2012

Let The Right One In


Judul Buku : Let The Right One In
Penulis : John Ajvide Lindqvist
Alih Bahasa : Tanti Lesmana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Januari 2011
Tebal : 684 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-6572-9



Blackeberg adalah sebuah daerah pinggiran biasa yang ketika kejadian di buku ini terjadi, daerah itu telah berusia tiga puluh tahun. Di sebuah apartemen di pinggiran kota, Oskar, anak lelaki berusia 12 tahun tinggal bersama Ibunya. Suatu hari Oskar bertemu dengan anak perempuan yang duduk di tempat bermain di dekat apartemennya. Anak perempuan itu terlihat rapuh tapi juga janggal. Di hawa yang dingin ini, anak perempuan itu hanya mengenakan selembar kaos sweater tipis berwarna merah muda.

Anak perempuan itu bernama Eli dan ia tinggal tepat bersebelahan dengan apartemen Oskar. Karena Oskar adalah anak laki-laki yang sering dijahili oleh teman-temannya, kehadiran Eli terasa pas sebagai seorang teman meski Oskar masih merasa aneh dengan sosok Eli. Seakan-akan Eli terlalu cantik, sikapnya dan sorot matanya tidak pas untuk menjadi seorang anak perempuan biasa. Tapi toh daripada berteman dengan Jimmy, anak lelaki yang selalu menghina dan menganiaya dia, Oskar memilih untuk mulai mengenal Eli.

Sementara itu di Blackeberg sedang terjadi pembunuhan brutal yang terjadi berurutan. Dimulai dari seorang anak kecil yang tergantung di hutan dalam keadaan terbalik, darahnya habis padahal di lokasi kejadian tidak ada genangan darah yang seharusnya ada. Kemudian ada seorang pemabuk yang menghilang selama berhari-hari, teman-temannya mulai mengkhawatirkan Jocke, nama pemabuk itu, tetapi tidak tahu harus mencari ke mana.

Tapi ternyata setinggi-tingginya tupai melompat, suatu waktu ia akan jatuh juga. Si Pembunuh yang telah dicari-cari polisi, akhirnya bisa ditangkap ketika ia gagal melakukan aksinya di sebuah kolam renang umum. Tapi sialnya polisi tidak datang tepat waktu, Si Pembunuh sudah terlebih dahulu menuangkan cairan asam ke wajahnya sehingga proses identifikasi makin sulit. Niatnya mungkin bunuh diri, tetapi bukan itu yang terjadi, lelaki masih hidup bahkan dirawat di rumah sakit karena polisi membutuhkan keterangan tentang pembunuhan-pembunuhan yang telah terjadi.

Hubungan Eli dan Oskar ternyata makin dekat, bahkan Eli makin sering mengunjungi Oskar di apartemennya saat malam.

“Oskar…Boleh aku masuk?”
“Ya-a..”
“Bilang bahwa aku boleh masuk.”
“Kau boleh masuk”. (Hal. 246)

Sampai suatu hari Oskar tahu siapa Eli sebenarnya. Alasan mengapa Eli terlihat begitu rapuh. Alasan mengapa Eli hanya bisa bermain dengannya saat malam tiba dan pergi saat pagi. Seperti Romeo dan Juliet, Eli sering meninggalkan pesan kepada Oskar setelah pagi tiba.

”Aku mesti Pergi dan hidup, atau tetap di sini dan mati. Milikmu, Eli”, - Hal. 277

Vampirekah dia?
Atau hanya seorang manusia yang memiliki penyakit tak lazim?
Lalu apa hubungan antara Eli dan Si Pembunuh berantai yang ada di kota Blackeberg?

Nah, jika kamu penasaran, buku ini menyediakan banyak jalinan rumit sebagai jawabannya.

Terdiri dari empat bagian dengan bab-bab yang merupakan hari di mana peristiwa tersebut terjadi, buku yang telah difilmkan ini memiliki keunikannya sendiri. Selain ide cerita yang tidak biasa, jalan ceritanya juga cukup rumit dan mbulet. Kenapa? Karena ada banyak tokoh yang bermain dalam cerita ini yang sialnya saling berkaitan satu sama lainnya.

Pada awalnya saya sempat kesal karena capek membayangkan siapa si A, siapa Si B, yang mana Steffan yang mana Lacke, tapi kemudian seiring ceirtanya mengalir, tokoh tokoh tersebut tersimpan secara sederhana dalam skema yang bisa diingat. Tadinya sih mau saya buatkan rotasi atau perputaran kejadian dengan peran tokoh dan hubungan antarmereka, tapi nanti jadi spoiler donk ah XD


Meski secara jujur perlu saya ungkapkan juga bahwa buku ini suram dan seram saat dibaca, tapi tak bisa tidak justru hal itu yang membuat saya makin tertarik untuk menyelesaikannya. Eli dan Oskar diceritakan dengan penokohan yang kuat padahal karakteristik mereka berlawanan. Eli yang tampak rapuh sebenarnya memiliki kekuatan yang tak terbayangkan akan dimiliki seorang anak kecil, ia memiliki kendali dalam pengaturan nafsunya, kepolosan yang ia tampilkan menutupi sifat buas yang sebenarnya ada dalam dirinya. Sedangkan Oskar adalah sosok khas anak kecil yang sering menjadi korban bullying teman sekolahnya. Ia memiliki dendam yang jauh tersimpan dalam hatinya namun tak pernah benar-benar berani ia ungkapkan. Perasaan kesal itu hanya ia ceritakan kepada Eli, karena ia menganggap hanya Eli yang mengerti rasanya.

Novel ini pernah difilmkan dua kali, sekali dalam judul yang sama, Let The Right One In, Film Swedia yang diputar tahun 2008 dan mendapat penghargaan Founders Award for Best Narrative Feature dan Best European Fantastic Feature Film. Pada tahun 2010, buku ini difilmkan lagi dalam judul Let Me In, dalam seri Amerika.

Tertarik menonton filmnya? Atau membaca bukunya dulu? Apapun yang membuat Anda tergoda menikmati kisah ini, pesan utamanya adalah..

“Hati-hati mengijinkan seseorang masuk ke dalam rumahmu...”





16 komentar on "Let The Right One In"
  1. huwaaaa jangan-jangan si Eli nih pembunuhnya >,< *mencurigakan*
    aku ngga nyangka kalo ternyata novel ini novel serem. Kupikir model-model thriller macam John Grisham gitu. Lagipula, bukunya lumayan tebel kan?

    BalasHapus
  2. aku suka buku ini, dulu sempet mandeg bacanya gara2 tahu siapa Eli sebenernya (bukan vampirnya), suka banget huungan Eli dan Oscar :)

    BalasHapus
  3. aku belum baca bukunya tapi uda nntn filmnya dan menyeramkan TOT

    BalasHapus
  4. aku merasa 'tertipu' dgn CT-mu kmrn, hahaha... ga nyangka sebegitunya *merinding untuk kesekian kalinya*

    BalasHapus
  5. @ ana : iyaa tebel bangeet >_<
    @ peri hutan : hohohh, ini jg termotivasi karena baca bareng Mbak desti hehehh

    @Mei :aak, aku ga berani nonton deh.. --"

    # bzee : mwahahaha.. *mrinding

    BalasHapus
  6. kagum sama yang kuat baca buku beginiiii... >_<

    BalasHapus
  7. pingin baca, tapi takut...pingin baca, tapi serem..huhuhu, padahal udah ada di timbunan...biar nggak penakut, resepnya apa sihhhhh?

    BalasHapus
  8. Saya tidak mengizinkan tamu yang hendak merampok timbunanku hahaha

    BalasHapus
  9. Ini vampir tapi vampir serem ya, gak kayak twilllight wkwkwk

    BalasHapus
  10. tebelnya..... biasanya kalo agak tebel males beli (nggak kuat di modal) tapi baca repiu2 belakangan jadi penasaran sih

    BalasHapus
  11. Mungkin karena udah pernah nonton filmnya saya hanya fokus ke Eli dan Oskar saja (dan Hakan tentunya). Tokoh lain ga terlalu kuperhatikan saking banyaknya dan namanya mirip-mirip.

    BalasHapus
  12. selamat mbak, Anda berhasil menyelesaikan bukunya, aq mandeg separuh buku, entah kapan punya mood buat nerusin :( memang suasananya dark & glommy ya....jadi ingat heart-shape box, ini jg ttg hantu pembunuh.

    BalasHapus
  13. @ mbak peni : hehehh.. demi mengurangi timbunan mbaak --"

    @ mbak astrid : bacanya siang siang di kereta mbak, biar rame :) hehehh

    @ dion : iyaaa.. syukurlah vampir yg satu ini ga bisa masuk rmah kalo ga diijinin XD

    @ Mas Tezar : hohohh.. emang buku beraat >_<

    @mbak desty : wah aku ga berani nonton filmnya deh. nanti merusak imajinasiku ttg pembunuhan2nya.. *padahal takut

    @ mbak hobby : mwaahaha.. ayo dibaca mbaaak

    BalasHapus
  14. saya udah nonton filmnya yang versi hollywood. Tapi kalau baca novelnya lebih kerasa seramnya ya mbak, apalagi tebel ginii

    BalasHapus
  15. Duh Alvina hebat bisa kelar baca buku ini, entah kenapa kok aku ga nyambung banget sama Let the right one in. Punya dan semangat beli tapi pas dibaca malah ga kelar baca dan sudah diswap :p

    Suram :(

    Kapan-kapan nonton filmnya aja deh hehehe

    BalasHapus
  16. @ gea : nah aku ngga yakin sanggup nonton filmnya setelah baca novelnya :))

    @ mia : ayo baca miaaa.. hohohh.. iya. suram. -__-"

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,