Agustus 01, 2012

Mockingjay


Judul Buku : Mockingjay
Penulis : Suzanne Collins
Alih Bahasa : Hetih Rusli
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Januari 2012
ISBN : 978-979-22-7843-9



Sebenarnya sejak buku ini terbit pertama kali, saya masih panas-panasnya selesai membaca The Hunger Games dan Catching Fire, apalagi saat filmnya diputer di bioskop-bioskop di Indonesia. Tapi karena bulan-bulan itu saya masih UAS, persiapan semester baru lalu kelamaan malah lupa kalau belum baca Mockingjay, seri terakhir dari Trilogi Hunger Games ini. Paraah.. -____-”

Tunggu sebentar. Buat yang belum baca HG dan Catching Fire, harap hati hati dengan review saya. Saya bukannya niat spoiler lho yaaa.. XD




Setelah Katniss berhasil dibawa kabur ke Distrik 13, Masalah rupanya belum berakhir. Bahkan baru saja dimulai.

Tinggal di Distrik 13 ternyata tidak begitu buruk, meski semuanya serba terorganisir, terjadwal, bahkan berkesan kaku, setidaknya jauh lebih baik daripada di Distrik 12 yang sudah menjadi abu. Katniss terus bertahan hidup, meski masih dalam pengobatan,  sampai suatu hari ia diperbolehkan turun ke lapangan, ke Distrik 8. Bukan untuk menjadi pejuang, tetapi untuk pengambilan adegan yang nantinya akan diedit dan ditampilkan dalam iklan propaganda. Para pemberontak menyebutnya propo. Propaganda pertama akan di ambil gambarnya di Distrik 8, distrik yang sedang dalam peperangan melawan Capitol.

Awalnya kami pikir propo itu berhasil, terutama karena berhasil disiarkan di beberapa distrik. Tapi yang tak terduga adalah kemunculan Peeta di salah satu acara Capitol, setelah propo itu disiarkan. Badannya kurus, mukanya pucat serta pernyataan yang ia lontarkan dalam acara tersebut membuat Katniss semakin khawatir.

“Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kau benar-benar percaya pada orang yang bekerja bersamamu? Apakah kau benar-benar tahu apa yang terjadi? Dan jika tidak.. coba cari tahu.”

Ah, sayang Katniss mengabaikan peringatan Peeta dari awal. Sampai propo-propo pemberontak berhasil masuk ke penyiaran di Capitol, semuanya makin parah. Peeta yang terlihat makin pucat di acara yang sedang disiarkan itu kembali menyampaikan pesan kepada Katniss. Bahwa akan ada penyerangan di Distrik 13.

Semenjak itu, Katniss terus memikirkan Peeta, untungnya atau entah karena kasihan, Presiden Coin menyetujui rencana pembebasan Peeta dan beberapa pemenang Hunger Gmes yang ditawan Capitol. Yaa, Peeta selamat, tapi sayangnya dia berubah. Menjadi orang yang paling membenci Katniss, bahkan hampir membunuhnya.

Lha kok bisa? Terus gimana?
Heheheh.. baca saja bukunya untuk kisah lebih lengkap. :D

Oke, itu sinopsisnya. Sekarang kesan saya setelah membaca buku ini.

Well, ceritanya memang seru. Tapi saya ngga dapet gregetnya. Aaaah, baiklah, salahkan saja saya kalau bintang untuk buku ini saya berikan jauh lebih rendah dari dua buku sebelumnya. Tapi beneran, saya kecewa sama buku ini.

Saya berikan poin poin kekecewaan saya ya.

  1. Katniss. Yeah, saya mungkin kejem ya, mengingat Katniss ada dalam situasi perang, tertekan sehingga kondisi kejiwaannya ngga stabil. Sampe bolak balik pingsan, kangen sama Peeta lah, ngga tega sama Peeta lah. Eh tapi dia masih cium itu Gale. WTH. Ke mana aja neeeng selama ini? Ngeliat Peeta tersiksa gitu aja sampe pingsan, lha kok masih nyium Gale. Ergghhh.. How Dare you!! *esmosi.... Iya sih memang cerita ini tentang young adult gitu, tapi bosen dengan cinta segitiga yang terus terusan disuguhin sama novel YA biasa. Toh di buku keduanya nggak banyak banyak banget adegan cinta cintaannya, tetep bisa memikat sampai akhir. Udah gitu sepertinya Katniss di MJ ini teramat galau, banyak curahan hatinya, ah.. begitulah. Bikin mangkel waktu baca -____-"
  2. Ending. Saya tidak menyalahkan penulis, karena biar bagaimanapun hak dia mengeksekusi akhir dari trilogi ini. Tapi rasanya ada yang salah, ada yang kurang dari ending singkat yang sejujurnya sudah bisa saya prediksi dari pertengahan cerita....masa gitu doank sih? Yakin Cuma mau diakhiri dengan gini doank?
  3. Alur. Saya orang yang nggak suka dengan alur lambat dan bertele-tele. Sayangnya di awal buku ini, saya malah menemukan cerita dengan alur yang lambat itu. Mungkin perlu akselerator? Biar cepat sampai pertengahan cerita, lalu keseruannya meningkat. :D

Nah, ngga adil donk kalau saya sebutkan poin poin yang ngga saya suka, tapi ngga saya sebutkan yang saya suka?
Jadi ini dia.

  1. Saya suka pernikahan yang diadakan di Distrik 13, di buku ini. Tentang bagaimana kebahagiaan itu bisa dengan mudah menular, membebaskan siapa saja yang ikut serta dalam pesta itu dari tekanan (meski sementara).  Yeah, kecuali kalau yang nikah mantan gebetan yang masih kamu suka. OOT
  2. Primm. Rasanya menyenangkan ada tokoh baru yang dieksplore dalam buku ini selain Katniss, Gale dan Peeta. Primm adalah tokoh yang saya suka, dia survive, berpendirian kuat, tapi juga sensitif terhadap keadaan sekitarnya. Yah, saya suka Primm, meski sepertinya penulis suka memberikan adegan kekejaman untuk Primm. Di buku satu, Si Primm ini yg kepilih jadi peserta HG, di buku tiga, Si Primm ini...(cegah spoiler)
  3. Pertarungan Katniss dan teman-teman saat menuju Capitol. Seru. Bagian seperti inilah yang saya selalu tunggu, selalu cari di Trilogi Hunger Games sebelumnya. Karena itu yang membedakan dystopian ini dengan buku buku dystopia-young adult lainnya.

Udah ah segitu aja. Kebanyakan spoiler? Nggak kan? Nggak laah, biar pada pengen baca juga tentunyaa.. :p

3 bintang aja buat Mockingjay.


Review ini sekalian posting bareng Putri di Celoteh Putri tentang Buku dan OceMei  di OceMei's Little World yang thanks buat mereka saya jadi punya semangat membaca timbunan buku ini :D


6 komentar on "Mockingjay"
  1. aku juga kasi 3 bintang aja mba hehe.
    aku juga mikir hal yang sama di ending, 'segitu aja?' kemudian tutup buku. ga nendang nih buku ke3 nya -.-

    BalasHapus
  2. ho oh.. lha kok gitu doank -____-

    BalasHapus
  3. Yaahhh kok nanggung sih endingnya? pdhal ini buku final yg seharusnya jd pemuncak. bener kan kata orang THG itu makin ke belakang makin mundur (eh laiya lah) eh maksudnya makin ke belakang makin turun keseruannya

    BalasHapus
  4. Yaaaa ...masak buku pemuncak kok endingnya nanggung dan kurang greget gini? jd bener apa yang orang bilang bahwa THG itu makin ke belakang makin mundur? wah wah itulah yg bikin saya blm juga beli yg seharusnya sangat heboh di pasaran ini *maksudnya nunggu dpt gratisan sih secara buku 1 dan 2 saya dapatnya juga gratis *eh

    BalasHapus
  5. @ Dion : emm ada yang suka juga sih.. tapi bukan aku pastinya XD

    BalasHapus
  6. Yang paling seru dari baca bareng adalah waktu review barengnya kita bisa saling membandingkan isi buku menurut teman dan menurut diri sendiri dalam waktu bersamaan.

    Buat lagi yuk baca barengnya.... :))

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,