Mei 14, 2015

Happily Ever After




Judul Buku : Happily Ever After
Penulis : Winna Efendi
Editor : Jia Effendie
Penerbit : Gagas Media
Cetakan pertama : 2014
Tebal : 358 halaman, paperback
ISBN : 979-780-770-2


Hidup adalah sebuah hak yg istimewa, Lu.Karenanya,kita perlu melakukan kewajiban kita untuk menjalaninya sebaik mungkin


Saya selalu merasa kalau anak perempuan akan cenderung lebih akrab, lebih dekat dengan ayah daripada dengan ibunya. Saya sering melihat kebiasaan kebiasaan ini di sekitar, mulai dari saya sendiri, anak perempuan saya, keponakan, sampai anak beberapa orang teman, sebagian besar pasti begitu. Anak perempuan lebih dekat dengan ayah, anak laki laki lebih dekat dengan ibu.

Sama seperti Lulu, dalam cerita di novel ini, yang amat dekat dengan ayahnya yang seorang arsitek. Lulu dan ayahnya memiliki hobi yang sama, membaca, berkemah, mengumpulkan buku buku, menimbunnya di penjuru rumah, dan Lulu juga senang mengamati ayahnya saat bekerja. Ayah Lulu selalu membanggakan dirinya sebagai tukang kayu, tapi bagi Lulu, ayahnya adalah pendongeng yang handal. Sudah ratusan cerita yang dibacakan Ayah kepada Lulu dan Lulu tak pernah bosan mendengarkannya. Sang Ayah pintar memainkan suara, mengatur intonasi, dan lain sebagainya yang membuat Lulu sangat senang jika Ayah yang bercerita, bahkan meski sekarang Lulu sudah menginjak kelas 1 SMA.

Lulu sering dibully di sekolah karena penampilannya yang berbeda dan jarang bergaul dengan teman temannya. Tak hanya diejek, terkadang buku buku atau mejanya dicorat coret, tasnya sengaja dibasahi, dan lain sebagainya. Orang tua Lulu sebenarnya mengkhawatirkan anak semata wayangnya itu, tetapi Lulu berpendapat, selama ia masih memiliki ayah dan ibu yang selalu mendukungnya, persoalan sekolah hanyalah hal kecil yang tak perlu dipermasalahkan. 

Lulu tahu yang ia butuhkan hanya keluarganya, tak ada yang lain selain itu.

Tetapi kehidupan Lulu tentu tidak benar benar mulus, terutama ketika ia menerima kabar tentang ayahnya. Ayah yang selama ini dekat dengannya. Berita yang mengejutkan, yang membuat Lulu bertanya tanya, apakah benar "hidup bahagia selama lamanya" itu ada di dunia nyata? Atau hanya bualan kosong para pencerita?

Sebelumnya, saya baru membaca satu karya Winna yang berjudul Unforgetable dan saya cukup suka. Lalu ketika saya mencoba membaca Melbourne: Rewind, ternyata saya tidak terlalu jatuh hati kepada ceritanya sehingga gagal menamatkannya. Kali ini terdorong judulnya yang cenderung berbau fantasi, saya tergoda untuk membaca karyanya lagi. Dan ternyata siapa sangka, saya suka sekali buku ini. Mungkin cerita sendu sudah jadi karakteristik karyanya, sehingga saya tidak terlalu kaget dengan suasana sedih yang dibangun di cerita ini. Meski begitu, saya tetap saja bercucuran air mata saking sedih mbayanginnya.

Karakter tokoh tokohnya manusiawi sekali, seakan mereka benar benar saya kenal secara personal. Tak ada yang spesial, semuanya memiliki keistimewaan sekaligus kekurangan, tapi dengan ketidaksempurnaan itulah rasanya malah jadi pas karena saling melengkapi. Lulu yang terlihat kuat, tangguh, pada akhirnya juga luluh sekaligus rapuh. Bunda yang lembut, cerewet, pada akhirnya menjadi sosok yang tegar dan bertahan di tengah kesulitan yang menghampiri keluarganya. Serta Ayah, yang... nah, baca sendiri yak bukunya. :p

Di buku ini juga ada tokoh pendamping yang membuat cerita semakin menarik. Ada Karin, mantan sahabat yang sekarang menjadi musuhnya Lulu. Juga ada Eli, anak laki laki yang pertama kali ditemui Lulu ketika mereka menemukan 'pojok rahasia' yang sama.

Seperti Lulu, kelak kita akan mengetahui bahwa kebahagiaan itu bersifat relatif. Bahwa kebahagiaan terkadang perlu ditemukan di dalam hati kita sendiri, bahwa kebahagiaan itu tak akan selalu manis.

Cerita yang indah, siapkan tissue saat membacanya. Oh, dan kalau kalau difilmkan, saya harap bentuk dan interior rumahnya yang unik akan benar benar dibuat sama. Karena saya jadi ingin punya rumah pohon seperti milik Lulu. ^^
1 komentar on "Happily Ever After"

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,