Maret 07, 2016

Wintergirls





Judul Buku : Wintergirls
Penulis : Laurie Halse Anderson
Tebal : 278 halaman
ISBN : 9780670011100


You gotta accept that and let the flow carry you, stop resisting.


Wintergirls terkenal di kalangan pembaca novel young adult yang suram. Bercerita tentang Lia, gadis ini baru saja kehilangan Cassie yang meninggal dunia di sebuah kamar hotel sendirian. Mereka dulu bersahabat, sampai tak berapa lama persahabatan itu putus dan mereka berdua menjauh satu sama lain.

Lia merasa kehilangan Cassie tapi ia tidak berani menceritakannya kepada orang lain. Terutama karena kedua orang tuanya tak menyukai Cassie dan menganggap gadis itu hanya memberikan pengaruh buruk kepada Lia. Yang tak seorang pun tahu, pada malam kematiannya, Cassie menghubungi Lia berpuluh kali tetapi tidak satupun panggilan itu dijawab oleh Lia.

Terdorong rasa bersalah serta mungkin karena tubuhnya dalam kondisi tidak sehat, Lia merasa terus dihantui oleh Cassie. Bayangan Cassie hadir di kamarnya, di lorong sekolahnya, bahkan di kantor psikiater tempat Lia berkonsultasi. Cassie terus mendorong Lia untuk menyelesaikan kompetisi mereka, siapa yang memiliki berat badan paling kecil, maka dia yang akan menang.

Maka semenjak kematian Cassie, Lia terdorong makin jauh untuk menguruskan badannya sendiri. Sebelumnya Lia pernah kolaps dan dibawa ke rumah sakit, setelah itu ia diberi peraturan makan yang ketat serta pencatatan berat badan setiap pagi hari. Tapi remaja tentu selalu punya banyak cara untuk lari dari masalah. Kali ini ia mengakali timbangannya dengan mengantongi barang barang yang cukup berat untuk menutupi berat badannya yang sesungguhnya.

100 pon berkurang menjadi 98 pon terus turun sampai 95 terus dan terus. Dan Lia masih terus merasa dirinya kurang kurus, akibatnya konsentrasinya sering terpecah, perhatiannya sering tak fokus dan ia mulai menganggap remeh sekolahnya meskipun tahun depan ia sudah akan menjadi seorang mahasiswa.

Lia tahu bahwa kelakuannya itu tidaklah benar, di satu sisi ia terus menerus ingin kurus, tapi di lain sisi ia tahu bahwa tubuhnya membutuhkan makanan tersebut. Lalu bagaimana cara Lia melepaskan diri dari anoreksia dan Cassie yang terus membayanginya?

Buku ini memang amat suram, terutama karena salah satu tokohnya meninggal dunia. Dunia Lia berputar hanya di lintasan k alori yang ia makan dan Cassie. Setiap kali ia melihat makanan, angka angka yang menunjukkan jumlah kandungan kalori akan muncul dalam pikirannya. Jika orang pada umumnya membutuhkan 2200an kalori perhari, Lia hanya membatasi hanya makan sebanyak 500-600 kalori setiap hari.

Sejalan dengan novel Anderson sebelumnya yang pernah saya baca, Speak, sepertinya memang ia lebih fokus terhadap permasalahan yang dialami para remaja. Permasalahan yang kompleks dan nggak main-main, sampai berhubungan dengan perubahan besar dari kepribadian tokoh utamanya.

Keluarga Lia memang tidak harmonis, orang tuanya bercerai dan ayahnya menikah lagi. Ayah dan ibu kandungnya terlalu fokus dengan pekerjaan, dan Lia kehilangan pegangan saat ia membutuhkan mereka.

Membaca Wintergirls sebenarnya cukup menakutkan saya sebagai orang tua. Bahwa sebaik apapun perlakuan dan kebaikan yang kita berikan ke anak, pada dasarnya mereka lebih mementingkan kehadiran kita secara utuh serta berinteraksi dengan hati kepada mereka. Jika dilihat dari sudut pandang remaja, saya rasa Lia mengungkapkan beberapa kelakuan yang dulu juga pernah saya rasa sebagai anak muda. Seperti menutup diri, egois, mencari perhatian tetapi tidak dalam bentuk positif. Saya jadi penasaran, apakah seorang anak yang kekurangan perhatian memang sering memiliki kelakuan seperti itu atau memang pada dasarnya remaja ya seperti itu ngga peduli seperti apa kondisi keluarga mereka.

Yah, mungkin bagi Lia dan keluarganya, kejutan yang menyakitkan adalah satu satunya cara menyadarkan mereka dan menjadi awal untuk sebuah hubungan yang lebih baik.

Semoga kita tak perlu kejutan kejutan menyakitkan seperti itu.
2 komentar on "Wintergirls"
  1. depressing banget buku ini vinnn, aku dulu baca pas posbar sicklit kalo ga salah.. tapi aku tetep suka laurie halse anderson sihhh, menurutku dia salah satu penulis YA yang buku2nya konsisten bahas permasalahan remaja tanpa menggurui...

    BalasHapus
  2. Ahhh ... mau mbak Vin (wishlist-wishlist), memang laurie suka banget bikin cerita yang bikin 'tersayat-sayat' tapi suka banget gaya penuturannya. emang penggemar sicklit kita-kita ini (^_^)

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,