Judul Buku
: The Golem and The Jinni – Sang Golem dan Sang Jin
Penulis :
Helene Wecker
Alih Bahasa
: Lulu Fitri Rahman
Editor :
Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Cetakan
Pertama : 2015
Tebal : 664
halaman, paperback
ISBN :
978-602-03-1425-9
Dia bertanya-tanya, bagaimana dia bisa tiba di tempat ini?-37
Chava
sendirian di dalam kapal yang tengah melaju menuju New York. Golem ini baru
saja kehilangan Tuannya yang meninggal tiba tiba karena sakit. Padahal Chava
pun baru saja dihidupkan, setelah sebelumnya disembunyikan di dalam peti
bersama barang bawaan penumpang lainnya. Tersesat sendirian, tak tahu apa yang
harus dilakukan, Chava akhirnya menginjakkan kaki di Amerika. Sebuah insiden
mempertemukannya dengan Rabi Meyer, seorang guru yang mengetahui dengan jelas
bahwa Chava adalah sebuah golem. Meyer kemudian membantu Chava, yang kini tak
lagi memiliki Tuan, untuk beradaptasi di keramaian manusia, terutama agar Chava
bisa menahan diri untuk tidak terus menerus berusaha mewujudkan keinginan orang
orang di sekitarnya, sebagaimana sifat dasar golem itu tercipta.
Meyer berbagi kamar dengan Chava, serta mencarikan pekerjaan untuknya. Beruntung, Chava diterima di sebuah toko roti dan sedikit demi sedikit, ia berhasil berbaur di antara manusia. Karena toh dari luar Chava terlihat seperti wanita biasa, hanya jika diamati barulah ia terlihat lebih tegap, lebih besar dan tenaganya lebih kuat.
Meyer berbagi kamar dengan Chava, serta mencarikan pekerjaan untuknya. Beruntung, Chava diterima di sebuah toko roti dan sedikit demi sedikit, ia berhasil berbaur di antara manusia. Karena toh dari luar Chava terlihat seperti wanita biasa, hanya jika diamati barulah ia terlihat lebih tegap, lebih besar dan tenaganya lebih kuat.
Sementara itu, di sebuah bengkel pandai besi di Lower Manhattan, ada jin yang
dibebaskan dari guci tanpa sengaja. Arbeely, sang Pandai besi, kaget bukan main
ketika tiba tiba ada sesosok laki laki muncul di bengkelnya yang sempit.
Terkurung dalam guci selama 1000 tahun membuat jin itu kebingungan ketika tahu
ia berada jauh dari tempat asalnya. Sosoknya juga tak bisa berubah, hanya tetap
menjadi manusia biasa dengan sebuah gelang besi melingkari tangannya. Gelang
itu yang memenjarakan sang Jin dan celakanya lagi, ia juga tak ingat masa
lalunya sebelum terperangkap di dalam guci. Arbeely yang awalnya panik jadi agak
kasihan dengan Jin tersebut, ia kemudian menawarkan Ahmad, nama Jin itu, untuk
bekerja membantunya di bengkel karena ternyata Ahmad sangat terampil mengolah
logam.
Kisah antara Ahmad dan Chava saling bertalian ketika secara tak sengaja mereka bertemu dan saling memahami bahwa masing masing dari mereka adalah makhluk yang berbeda. Sejak itu mereka menjalin persahabatan yang unik. Tetapi kemunculan seseorang dan ambisi besarnya membuat kehidupan Chava dan Ahmad tak lagi sama. Pun dengan orang orang di sekitar mereka yang lambat laun curiga pada jati diri mereka sebenarnya.
Lalu bagaimana akhir kisah ini kelak? Akankah Chava menemukan Tuannya yang baru? Serta apakah Ahmad bisa kembali ke wujud aslinya?
Iman adalah memercayai sesuatu bahkan tanpa bukti, karena kau tahu betul itu benar – 263
Wow, saya benar benar suka dengan cerita Chava dan Ahmad di buku ini. Penulisnya dengan pintar meramu banyak alur berbeda menjadi satu kesatuan yang rapi. Kita bisa saja sementara ada di Amerika, lalu di halaman berikutnya kita dibawa terbang ke seribu tahun lalu ke padang gurun Suriah.
Sang Golem dan Sang Jin merupakan novel dengan latar sosial budaya yang kuat dan melekat pada era itu. Terlihat dari cara penulis mendeskripsikan tempat tempat di New York abad ke-19 dengan terampil. Membuat saya jadi penasaran dan akhirnya mengoogle nya agar saya lebih mudah membayangkan kisah mereka.
Central Park (sumber) |
Latar sosialnya sendiri nampak dengan kemunculan tokoh tokoh dari berbagai
etnis dan kalangan tertentu. Seperti Sophia yang termasuk kalangan elite
tinggal jauh dari pemukiman pemukiman masyarakat kelas bawah. Di sini pun masih
terbagi bagi lagi seperti daerah tertentu tempat Chava tinggal yaitu kediaman
Umat Yahudi yang berbeda dengan Little Syria dengan nuansa muslim di mana Ahmad
dan Arbeely tinggal.
Pada dasarnya, Si Jin maupun Si Golem memiliki beberapa kemiripan. Sama sama
terdampar jauh dari tempat asal mereka, dikelilingi orang orang yang tak mereka
kenal sekaligus berbeda budaya, serta memiliki hasrat untuk merdeka. Bedanya,
Sang Jin menganggap kemerdekaannya berarti bisa kembali ke wujud aslinya dan
mengembara lepas dan bebas sedangkan Sang Golem menganggap bahwa kebebasannya justru
ketika ia memiliki Tuan yang baru yang mengikatnya untuk bisa ia penuhi
keinginannya.
Kalau di novel Fantasi yang biasanya saya baca, Golem jarang digambarkan dengan detail seperti Chava, sehingga membaca buku ini memberikan saya sudut pandang baru dalam membayangkan sosok Golem. Sebuah buku yang bagus bagi penikmat sejarah serta fantasi. Disertai humor yang pedas, buku ini memikat hingga akhir. :)
aku..... masih belum berhasil bikin ripiu buku ini... *sigh*
BalasHapus*terus malah nyampah di postingan orang* ^^V
Izin link ke blog aku ya, Vina. Makasih reviewnya ^^
BalasHapus