Blog saya kedatangan tamu lagi! Kali ini Si Fatma, empunya blog Casual Book Reader. Simak yuk mau ngomongin apaan sih dia kali ini :))
Opat Si Casual Reader tapi bukan timbun-er |
Sebelumnya
saya ucapkan terima kasih kepada Bunda Oryz dan Zie yang sudah mau menjadi
tempat saya numpang beken.
Percayalah
kalau saya adalah casual reader. Yah walaupun saya juga nggak ngerti casual
reader itu yang kayak bagaimana. Disebut moody boleh, disebut santai juga
boleh, pokoknya saya pembaca yang suka-suka saya saja. Tapi saya snobbish sih,
jadi yah, saya casual reader, but snobby. Tapi postingan ini bukan untuk
membahas ke-snobby-an saya, tapi membahas yah, sebenarnya ini adalah hoarder
problems di manapun. You know, nimbun.
Walaupun
casual, saya punya napsu tinggi untuk membeli buku (ok, this sounds wrong).
Kadang-kadang saya nekat beli buku sampai saya rela nggak jajan, nggak naik
ojek, atau kalau perlu jalan kaki 10 Km dari kantor ke rumah (oke ini lebay,
etapi saya pernah coba lo jalan sekitar 10 Km itu dari kantor ke rumah. Giling
bo, mau patah itu kaki rasanya). Namuuunn... keinginan yang membuncah itu
ternyata tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya untuk...
Membacanya.
Maka inilah
Top 5 Buku yang Saya Kejet-kejet Pengin Punya Akan Tetapi Ujung-ujungnya Nggak
Saya Baca di Tahun 2015.
1.
Wind/Pinball (Rat #1,#2) – Haruki Murakami
Sebagai
(meminjam istilah Mas Steven), girl who cults Murakami’s works, wajib hukumnya
buat saya punya buku ini. Sempat galau apakah pre-order di salah satu buku
online ternama itu, saya memutuskan iya. Saya bahkan sampai sempat cari ribut
sama customer service-nya karena ditanya kok belum ada kabar padahal sudah
lewat dari tanggal ketentuan. Sudah begitu, harganya pun nggak bisa dibilang
murah. ATM sampai retak pas saya transfer karena si ATM merinding lihat
nominal yang dikirim, tetap saja nggak membuat saya membuka plastik buku itu sampai
sekarang. (puk puk ATM)
2. Trilogi
Warna – Kim Dong Hwa
Suatu
ketika saya pengen banget punya ini. Oke, saya sudah agak lama sih pengen punya
ini. Lebih tepatnya iri ketika salah satu teman saya, sebut saja Esmeralda,
memasukkan trilogi ini ke dalam daftar “read” di gooodreads. Suatu hari tanpa
angin tanpa hujan tanpa petir, saya menghubungi Esmeralda, kira-kira seperti
ini:
“Wahai
Esmeralda, kamu jual dong buku trilogi warnamu itu!”.
Lalu saya
menawar dengan harga rendah, Esmeralda menawar balik. Ketika akhirnya saya
sedikit mengalah, Esmeralda ternyata memberikan harga lebih rendah dari
penawaran saya kedua. Maka walaupun trilogi itu tidak dalam box, saya bisa
tertawa bahagia karena berhasil mendapatkannya. Sekarang? Bungkus JN*-nya saja
belum saya buka.
(Padahal udah diajakin baca bareng sejak jaman baheula *lirik sinis opat)
3.
Beelzebub – Ryuhei Tamura
Ini adalah
komik berseri keluaran Elex Media. Kisahnya tentang seorang berandalan yang
mengasuh anak iblis. Iya absurd gitu deh, heheh. Saya tahu komik ini berkat
rekomendasi teman saya, sebut saja Rosalinda. Permasalahan dalam penerbitan
komik adalah susahnya menemukan nomor-nomor awal. Waktu itu komik ini sudah di
volume 21, maka untuk mendapatkan volume 1-10 adalah suatu tantangan
tersendiri. Namun tiba-tiba suatu hari, di Blok M, saya melihat 17 volume awal
Beelzebub dan saya langsung ngowoh lihatnya (cantik cantik kok ngowoh, Sih Pat..........). Saya sempat menyapa si penjual,
bernego harga (tentu saja nggak sukses), dan berakhir dengan “Ya udahlah ya,
Bang. Kalau jodoh nggak kemana!” (Suwer ini ngomongin komik, bukan ngomongin
saya sama abangnya). Akhirnya pada pertemuan kami entah yang kedua entah yang
ketiga saya lupa, akhirnya saya memborong komik itu dengan perasaan gembira.
Nggak tanggung-tanggung, saya juga langsung menghubungi idola kita.. Siapa lagi
kalau bukaaaan.... MBAK MARIAAAAAA *sun klomoh Mbak Maria* biar volume komik
tersebut terus update hingga yang terbaru. (Ternyata Mbak Maria memang idola member BBI!!)
Sampai
bulan ini, Beelzebub sudah ada di volume 24. Tapi yah, saya baru baca sampai
nomor 6 sih. Yang lainnya yah tuh ada tuh :p
4. How To Be A Time Lord Official Guide
Saya adalah
seorang whovian (apa pula ini, jeng?). Eenng, whovian itu fans dari serial science fiction “Doctor
Who”. Macam sebelas-dua belas lah sama fans Sherlock yang disebut Sherlockian.
Anyway, buku ini adalah sejenis buku nggak penting buat para fans Doctor Who.
Oh jadi
sedikit penjelasan, Doctor Who ini adalah penghuni Planet Gallifrey. Karena
satu dan berbagai hal, The Doctor, melintasi segala ruang dan waktu dan galaksi
dengan pesawat luar angkasanya yang disebut Tardis (yang
berupa kotak telepon berwarna biru. Kenapa biru? Kok bukan merah?
Karena pada awal Doctor Who ini dibuat, kotak telepon di Inggris sana
masih berwarna biru, belum merah) (yang berupa police box berwarna biru). Nah,
The Doctor ini adalah seorang Time Lord. Dia abadi, tidak bisa mati, jantungnya
ada dua, dan jika misalnya dia mau mati, dia tidak akan mati, karena ia bisa
bereinkarnasi (oke pokoknya dia ngga bisa mati, titik).
Ya terus
ini buku apa??? Ya, ini adalah buku petunjuk dari Doctor ke-11 untuk Doctor
ke-12 cara-cara menjadi “Doctor yang baik dan benar”. Trus apalagi? Ya nggak
tahu, lha wong saya belum baca. Hahahahaha.
Padahal
buku ini udah bikin saya dan teman saya (sebut saja Frederica) heboh karena
pesen langsung di Inggris dan demi mengirit ongkir, nitip ke Mbak Dewi yang
waktu itu jalan-jalan di Inggris. Sekembalinya Mbak Dewi ke Indonesia, buku ini
nggak langsung dikasih saya, perlu hampir dua bulan akhirnya buku ini ada di
tangan saya. Habis itu...
Yaaa udah
itu ada di atas rak buku, belum saya baca :p (keplak aja si opat, mbak..)
5. Can You Keep A Secret - Sophie Kinsella
5. Can You Keep A Secret - Sophie Kinsella
Sophie
Kinsella is my guilty pleasure. Saya suka dicerca karena nggak baca
romance, padahal saya baca lho! bener lho! Saya baru mencak-mencak atau
ngedumel kalau ceritanya nyebelin atau di luar pemahaman saya. Sampai
saat ini sih Sophie Kinsella ada di comfort zone saya (Kecuali
Shopaholic saya nggak baca karena teman saya si Rosalinda bilang
tokohnya nyebelin dan saya kayaknya bakal kesel sendiri).
Saya
pengen buku ini udah lamaaaa banget. Jaman saya masih *uhuk* belasan
tahun gitu deh. Nggak tahu kenapa saya nggak beli-beli juga buku ini.
Bahkan ketika akhirnya susah ditemukan lalu tiba-tiba nemu
secondhand-nya, saya tetep nggak beli-beli juga buku ini. Lalu buku ini
terus sulit ditemukan. Hingga akhirnya di Blok M, saya lebay teriak
"Aaaaa...." (saya beneran teriak gitu) lalu membawa pulang buku ini
dengan bahagia.
Kenapa segitu pengennya? Nggak
tahu. Sebenernya saya juga nggak tahu ceritanya lho. Selain judge by its
cover, saya juga suka judge by its title. Chiclit soal rahasia, duh pas
banget kan sama saya yang kepo ini hahahaha. Dan saya suka nggak
berminat baca sinopsis buku :p
Daan sesuai dengan judulnya, buku ini masih menangkring berdebu di rak saya.
-
Sekian
Top 5 Buku blablabla (lupa judul postingan ini apa). Saya bukan
penimbun kok. Apalah saya yang cuma kanebo kering dan jumlah bukunya
masih seperti sebutir debu di antara jalan pembangunan MRT
.
Begitulah buka-bukaannya Opat. Kalau kamu mau buka rahasia atau berbagi Top 5 buku apapun apalah apadeh terserah, silakan pm atau email saya saja ya!
Makasih udah mau bertamu, opaat!
Ya ampun aku dibilang cantik, makasih lho. Ngoahahahaha
BalasHapusNgoahahahahahaha itu gimana ceritanya kejet-kejet tapi bukunya belum dibuka dari bungkusnya?
BalasHapusPat, kamu tuh jadi bintang tamu apa main telenovela sih sebenernya??? *ngakak kejer*
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusFatma, tardis bukannya police box? Makanya di set paper&salt yg kukasi itu tardis-nya dipasangin ama polisi. Ampe sekarang police box di london masih gitu lho modelnya.
BalasHapusDan red phone booth itu dari awal dibikin thn 1920an udah berwarna merah.
Hih...whovian kok bisa salah info :p
timbuner sejati nih haha
BalasHapusHahaha...aku ngakak pas baca bagian idola BBI itu.
BalasHapusItu sengaja dinamain Opat ala telenovela biar bisa pas sama nama mbak Maria ya?
Eh, kejet-kejet kih opo jal??? etapi kalo liat deskripsinya *hiyyaaaa* aku juga pernah lho. kejet-kejet ngempet banget pengen The Black Book-nya Orhan Pamuk, dan dgn harga segitu di online shop buku impor yg ga mungkin dijangkau pengangguran sepertiku ini, jelas ngimpi banget lah bisa beli. Terus ada temen baikku yg emang bener-bener baik karena dia mau-maunya beliin aku tuh buku, eh... Tapi terus bukunya nganggur di lemariku ampe sekarang. Ngoahahahahahaha...
BalasHapus@Mba Dewi: Iyaaaa hahahahaah udah diedit hahahahahah *tampar diri*
BalasHapuskocak banget baca top 5 ini :D
BalasHapusWaduh masukin buku ke rumah banyak. Yang dilahap dikit. Persis gue. Tapi akhir akhir ini udah mulai ngeren cakram. Biar ga banyak banget nimbun gitu
BalasHapus