Mei 22, 2012

His Last Bow


Judul Buku : His Last Bow : Salam Terakhir Sherlock Holmes
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Alih Bahasa : Daisy Dianasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kesembilan : November 2010
Tebal : 320 halaman
ISBN : 978-979-22-3751-1



Bagi pecinta serial Detektif, tentunya tidak akan asing dengan Sherlock Holmes. Tokoh yang dibuat Conan Doyle ini setahu saya masih memegang ketenaran pertama di jagad buku atau ceirta perdetektifan. Selain karena keeksentrikannya, Holmes terkenal karena keberhasilannya memecahkan kasus-kasus yang bisa dibilang sudah terlalu pelik dihadapi pihak berwenang saat itu.

Buku ”His Last Bow” ini terdiri dari 8 cerita pendek yang kesemuanya menceritakan misteri-misteri yang dipecahkan Holmes. Ada Petualangan di Wisteria Lodge, Misteri Kotak Kardus, Petualangan Lingkaran Merah, Kasus Pencurian Rancangan Kapal Selam Bruce-Partington, dan Misteri hilangnya Lady Frances Carfax. Dua cerita lainnya akan saya bahas di sini ya...

Cerita ketujuh adalah cerita favorit saya yang berjudul Petualangan Detektif yang Sekarat. Apa yang ada di pikiran Anda karena judul tersebut? Bila Anda mengira Sherock Holmes sedang sekarat saat mengerjakan kasus ini, ya, berarti Kesimpulan Anda benar. Tiga hari dia tak turun dari tempat tidur, bahkan juga tidak makan dan minum sampai-sampai Mrs. Hudson, Sang Pemilik Rumah yang disewa Holmes memanggil Dr. Watson untuk memeriksa kesehatan Holmes. Setahu Nyonya pemilik rumah tersebut, Holmes memang sedang menyelidiki kasus yang berkaitan dengan Demam Sumatra, atau lazimnya disebut Tapanuli Fever. Kemungkinan besar, Sherlock juga terjangkit penyakit yang sama.

Seperti yang kita tahu betapa keras kepalanya Sherlock, bahkan saat sekarat pun dia masih sibuk menyelidiki kasus. Ketika Watson hendak memeriksa Sherlock, dengan segera Sherlock menolak, dengan alasan penyakit ini amat sangat mudah menular. Yang ada malah Si Watson ini diperalat Sherlock untuk membantu Sherlock menyelidiki kasus yang ia kerjakan. Lalu dapatkah Sherlock sembuh dan menyelesaikan kasusnya? Tentu saja bagi pembaca yang teliti dan awas, pasti tahu bagaimana cara Sherlock menyelesaikan kasus ini akhirnya.

Cerita terakhir di buku ini adalah cerita yang menjadi judul utama, His Last Bow. Panah terakhir Sherlock Holmes. Diceritakan bahwa akhirnya Holmes berhenti menjadi detektif dan tinggal di pertanian kecil di South Downs, bersama tawon tawon peliharaannya. Karena sebuah kasus sangat penting, yang bahkan membuat Perdana Menteri turun tangan langsung meminta bantuan dari Holmes, maka ia terpaksa ’turun gunung’ kembali mengerjakan kasus bersama Watson, sahabatnya.

Kasus ini berhubungan dengan perang dan keselamatan Negara Inggris. Diketahui ada mata-mata dari Jerman yang diam-diam mencuri berbagai data keamanan Negara Inggris, Sherlock ditugaskan untuk menemukan siapa mata-mata tersebut dan menangkapnya. Tentu saja dengan caranya yang unik, Sherlock dan Watson bekerja sama mencari tahu siapa tersangka berbahaya tersebut. Sebuah cerita yang seru tapi ada juga bagian yang lucu. :D

Secara keseluruhan saya menyukai cerita-cerita di dalam buku ini, masing-masing cerita memiliki keistimewaan dan kemisteriusannya sendiri. Seperti biasa kesemua cerita diceritakan dari sudut pandang Dr. Watson, sahabat setia Sherlock Holmes. Nah, si Watson ini menurut saya adalah orang yang unik. Pria yang memiliki nama lengkap John H. Watson ini bertemu pertama kali dengan Sherlock Holmes ketika akan menyewa bersama sebuah flat di 221B Baker Street (dalam kisah Holmes berjudul A Study in Scarlet), keeksentrikan dan kejeniusan Holmes membuat Dr. Watson penasaran dan anehnya malah bersahabat dengan Detektif tersebut.


Dr. Watson dalam Serial BBC
Dr. Watson, seperti biasa adalah seorang yang saya yakin banyak orang lain yang mau jadi sahabatnya. Bagaimana tidak, dalam kisah-kisah di buku ini ditekankan dengan jelas bahwa Watson adalah seorang sahabat yang sabar, mungkin karena sudah berpengalaman menghadapi Holmes yang penuh misteri, makanya ketika Watson penasaran (dalam hal ini adalah tentang kasus yg ditangani Holmes), ia memilih tetap diam saja mengendapkan rasa penasarannya. Hebat ya? Dia nggak nanya yang macem macem atau sok cerewet kepada Holmes. Yang ia yakini, suatu hari nanti Holmes pasti akan menceritakan detail apa saja yang teramati Holmes tapi terlewat oleh Watson.

Watson juga selalu siap sedia ketika dimintai saran atau pendapat tentang suatu kejadian yang memerlukan pengamatan medis. Cerita yang dibawakannya (Conan Doyle menceritakan kisah Holmes dari sudut pandang Dr. Watson) pun penuh detil sehingga membuat pembaca serasa ikut menyelami kejadian tersebut bersama dia dan Holmes berbarengan.

Sherlock dalam serial BBC
Berbalikan dengan sifat Watson yang penyabar, Holmes lebih sering diidentikkan dengan sifat keras kepala, nggak sabaran, dan sarkastis. Tetapi dibalik keegoannya tersebut, sebenarnya Holmes adalah seorang yang lembut dan sayang sekali dengan orang terdekatnya, yang ditampilkan dalam beberapa bagian dalam cerita di buku ini. Keduanya memang berbeda, tetapi toh perbedaan itu malah membuat cerita Sherlock lebih hidup. Meski kadang sering monoton juga sih, pasti adaaa aja adegan di mana Si Watson ini secara tidak langsung diperalat atau di’bully’ sama Si Sherlock :p

Cover bukunya sederhana, sampai-sampai waktu menemukan buku ini saya sempat nggak yakin kalau ini buku seri Sherlock Holmes beneran. Tapi Covernya terlalu gelap dan suram, sehingga ketika pembaca membaca ceita di dalamnya, ikut-ikutan merasa suram juga. Semoga kalau diterbitkan ulang, akan muncul dengan warna yang lebih ngejreng tapi tidak terlalu ramai, karena toh Sherlock bukan pecinta keramaian. *salahfokus. Terjemahannya terkadang kurang smooth, nah, selain itu ada kata ’Tut’ yang sering muncul (ini terjemahan atau bukan ya?) yang menurut saya kurang pas sama adegan yang terjadi.

Saya memang memiliki kesukaan terhadap cerita detektif , terutama pada seri Sherlock Holmes. Sebenarnya dulu sempat membaca beberapa serinya, tetapi karena sudah lama, jadinya malah lupa. Maka event @bacaklasik dan Gramedia ini menjadi titik awal saya untuk kembali membaca dan mengoleksi semua buku-buku serial Sherlock Holmes.

Ada beberapa kutipan yang saya suka

Ternyata tetap saja ada misteri besar dalam hidup ini yang tak bisa dijelaskan nalar manusia - Hal.97
Apa yang fantastis itu kok gampang sekali menjadi mengerikan - Hal.60
Jadi, 4 bintang untuk His Last Bow. Buat Penggemar serial detektif, saya sarankan harus punya buku ini!





5 komentar on "His Last Bow"
  1. Aduh aku belum punya ini, kudu punya ...jd ini kasus terakhir Holmes sebelum dia pensiun ya?

    BalasHapus
  2. Wah menarik juga ya, Sherlock kena Demam Sumatera, dia abis berlibur ke Danau Toba ya? *salah fokus*...

    Memang menarik melihat persahabatan Holmes-Watson ini. Kalo nyentriknya, Robertd Downey pantas deh meranin, sayang dia terlalu pendek tubuhnya...

    BalasHapus
  3. Aku inget banget loh waktu baca cerita The Dying Detective aku agak panik. Aku tau sih, dia ga bakal mati (ACD pasti kapok deh ngebunuh karakter ini), tapi tetep aja.. Ternyata...

    Certainly not the best Short Story Collection of SH (bikin jantungan soalnya), but very much worth reading.

    BalasHapus
  4. buku ini memang masih dalam daftar waiting list, rencananya mei mau baca semua kisah holmes tapi keliatannya gak kesampaian.
    Aku juga penggemar cerita detektif dan Sherlock emang paling ok.

    BalasHapus
  5. aku punya yang cover edisi lama, dan lebih bagus memang daripada cover yang alvina baca

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,