Aku tak bisa mengungkapkannya, tapi pasti kau dan semua orang punya perasaan bahwa ada, atau seharusnya ada, keberadaan di luar tubuhmu sendiri. Apa gunanya penciptaanku, kalau seluruh diriku terkurung di sini? Segala kesengsaraan besarku di dunia ini selama ini adalah kesengsaraan Heatchcliff, dan aku melihat dan merasakan setiap kesengsaraan itu sejak awal; pemikiran besarku dalam hidup adalah dirinya. Kalau segala hal lain musnah, dan dia tetap ada, aku akan tetap ada; dan kalau segala hal lain tetap ada dan dia dibinasakan, semesta ini akan menjadi asing bagiku; aku takkan merasa menjadi bagian darinya.
Cintaku kepada Linton seperti dedaunan di hutan: waktu akan mengubahnya, aku sadar sekali itu, sebagaimana musim dingin mengubah pepohonan. Cintaku kepada Heatchliff menyerupai karang-karang abadi di bawah, sumber dari sedikit saja kesenangan yang terlihat, tapi perlu.
Nelly, akulah Heatchliff. Dia selalu, selalu ada dalam pikiranku bukan sebagai kesenangan, seperti aku selalu tidak menyenangkanbagi diriku sendiri. Tetapi sebagai keberadaanku sendiri.
Akhirnya selese juga...
Pertama mbaca buku ini, sempat desperate, karena isinya cuma dendam, benci, keegoisan, yang pada dasarnya juga merupakan masalah harga diri dan cinta.
Cerita ini muncul di dua buku yang pernah saya baca, di eclipse dan di Topeng Kaca.
Ceritanya bermula dari Mr. Earnshaw yang membawa pulang bocah laki-laki asing, Heatchliff, ke rumahnya. Semenjak itu, dimulailah perseteruan yang terjadi di Wuthering Heights. Puterinya, Catherine mencintai Heatchliff tetapi sepertinya masing-masing dari mereka entah karena keegoisan atau malah karena terlalu cintanya malah menikah dengan orang lain.
Tersebutlah keluarga lain di Thrushcross Grange, keluarga Mr. Linton menjadi pasangan dari kemuraman yang terjadi di Wuthering Heights. Disitulah cerita ini berpusat, dari rumah satu ke rumah yang satunya lagi.
Anehnya, meski cerita ini benar-benar dipenuhi derita dan kemuraman, plus bahasanya khas novel klasik, tapi mampu membuat penasaran pembaca untuk mengetahui akhir kisahnya. Terutama karena meski umurnya sudah lebih dari 160 tahun tapi sepertinya novel ini masih punya ruang khusus di antara pembaca buku baik klasik maupun nonklasik.
Tadinya saya pikir endingnya juga bakal mengecewakan, tapi ternyata nggak. Ini kisah tragedi cinta yang nggak lazim yang pernah saya baca.
Satu bintang untuk Cathy Linton
Satu bintang untuk Heatchliff
Satu bintang untuk Penistone Crags
Dan satu bintang untuk Emily Bronte yang punya keunikan menyampaikan "cinta" dalam bahasanya sendiri