Mei 27, 2013

Alice In Wonderland



Judul Buku : Alice In Wonderland
Penulis : Lewis Carroll
Edisi : ebook#11 ; Project Gutenberg. 69 hal.
Usia kelayakan pembaca : lebih dari 12 tahun

Alice in Wonderland adalah salah satu cerita yang sudah saya kenal sejak kecil. Hanya saja, saya lebih sering menonton kartunnya atau filmnya, terkadang juga cuplikan ceritanya yang diterbitkan dalam kumpulan cerita Disney. Hal yang membuat saya suka adalah negeri Ajaib tempat Alice ‘berkeliaran’, negeri itu benar-benar ajaib, sampai sekarang saya masih berpendapat begitu.

Suatu hari, Alice mengejar seekor kelinci masuk ke dalam lubang. Ia masuk ke lubang yang dalam, jauh ke dalam tanah hingga akhirnya berhasil mendarat di sebuah ruangan besar dengan banyak pintu. Siapa sangka, lubang kelinci inilah awal mula Alice masuk ke negeri ajaib. Ia bertemu hewan-hewan yang bisa berbicara, berlomba dengan mereka, berpesta minum teh, memakan jamur yang bisa menjadikan ukurannya besar dan kecil, bertemu Sang Ratu dan bermain kriket bersamanya, bertemu kura-kura tiruan dan masih banyak petualangannya sampai akhirnya ia kembali ke dunia aslinya dalam bentuk semula.

Tadinya saya membaca versi terjemahan dari buku ini, tapi entah mengapa terjemahannya kaku dan puisi (atau lagu) di dalam cerita ini malah diterjemahkan ‘apa adanya’. Setelah berhenti di bab keempat, saya memutuskan membaca ulang buku ini dalam versi aslinya, kebetulan ada di proyek Gutenberg. Setidaknya dalam versi ini, saya harap bisa jauh lebih menikmati kisah Si Alice di Negeri Ajaibnya. Eh ternyata.... nggak juga. Secara keseluruhan saya akui ini adalah buku yang ‘berat bahasanya’, meski kalau dibandingkan dengan 100 tahun kesunyiannya Marquez, buku ini jelas lebih menyenangkan untuk dinikmati. Alice in Wonderland memang tipis, ceritanya tentang anak-anak, tapi bahasa yang digunakan Carroll dalam cerita ini seakan bukan bahasa anak-anak. Saya sering bingung karena percakapannya kaya ambigu gitu, malah kaya percakapan orang dewasa (yang saya juga ga yakin apa ada orang dewasa mbahas kaya beginian)


'I do,' Alice hastily replied; 'at least—at least I mean what I say—that's the same thing, you know.'
'Not the same thing a bit!' said the Hatter. 'You might just as well say that "I see what I eat" is the same thing as "I eat what I see"!'


Atau percakapan Alice dengan si Kucing


“Would you tell me, please, which way I ought to go from here?"
"That depends a good deal on where you want to get to."
"I don't much care where –"
"Then it doesn't matter which way you go.”


Alice adalah gadis kecil yang sangat penasaran, selalu ingin tahu, yah, seperti anak kecil pada umumnya, sih. Nggak sabaran, cerewet, bahkan kalau dipikir-pikir lagi, Alice agak menyebalkan. Tapi tanpa sifat-sifat Alice tersebut, jelas cerita ini nggak mungkin ada donk. XD

Yang saya suka dari cerita ini adalah Wonderland nya, yang benar-benar ajaib. Terus bahasanya yang meski membingungkan, anehnya malah terasa indah! Terus puisinya yang bentuknya unik dan kalimatnya berima





 .... dst

Novel yang ditulis tahun 1865 ini pantas masuk ke jajaran 1001 Books You Must Read Before You Die, selain karena keunikannya, cerita di dalamnya juga ‘nggak basi’, alias bisa diikuti meski jamannya sudah berbeda. Yah, kalau penasaran, silakan coba baca sendiri... Cuma 12 bab, kok. :)

2 komentar on "Alice In Wonderland"
  1. aihh aku udah pnya buku ini yg inggris tp blm mulai2 juga bcanya.
    jadi ingat, waktu secret santa lalu, aq dpt riddle yg adalah quote dari buku ini dan pusing bgt bacanya, kata-katanya bener susah :(

    BalasHapus
  2. Masalahnya tu bhs inggris kan gak semua rakyat indonesia ngerti bhs inggris

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,