Mei 30, 2013

The Old Man and The Sea




Judul Buku : The Old Man and the Sea
Penulis : Ernest Hemingway
Format : ebook, 37 halaman


The Old Man and The Sea adalah salah satu karya fenomenal Hemingway, selain mendapatkan penghargaan Pulitzer di tahun 1953, karya ini juga mengantarkan Hemmingway memperoleh Nobel di Bidang Sastra pada tahun 1954. Hal ini yang mendorong rasa penasaran saya untuk membacanya, beruntung karena ada event baca bareng BBI tentang Klasik Kontemporer dan cerita ini masuk ke dalam genre tersebut, jadilah saya memutuskan menikmati kisah ini.

Seorang lelaki tua bernama Santiago sudah melaut selama 84 hari, sayangnya belum ada satupun ikan yang berhasil ia tangkap. Di awal perburuannya, ia ditemani seorang anak muda bernama Manolin, yang sangat akrab dengan Santiago. Tapi sayang setelah 40 hari, anak lelaki ini dilarang orang tuanya untuk melaut lagi dengan Santiago. Mereka menyebut Santiago ‘salao’, yang terburuk dari yang tak beruntung. Manolin disuruh ikut perahu lain yang mencri ikan, meski mendapat hasil yang sedikit tapi jauh lebih baik daripada tidak mendapatkan apapun seperti si Santiago.

Di hari ke-85, Santiago kembali melaut seorang diri. Kali ini umpannya dimakan seekor ikan yang sepertinya berukuran besar. Tetapi rupanya ikan ini memiliki daya tahan yang kuat, ia tidak pasrah begitu saja ditangkap Santiago tetapi malah sebaliknya, Santiago yang harus berjuang keras mengalahkan ikan tangkapannya tersebut. Ternyata bukan hanya sehari yang dibutuhkan Santiago untuk mengalahkan ikan ini, tetapi butuh berhari-hari sampai ikan itu berhasil dikalahkannya. Selama berhari-hari terapung di laut, Santiago sering menguatkan dirinya sendiri untuk terus bertahan memenangkan pertarungannya dengan si ikan. Ketika bekalnya habis, ia mendapatkan asupan makan dari ikan ikan lain yang mendekati perahu Santiago. Dehidrasi, Tangan yang kram karena terlalu lama memegang kail, letih dan tubuh tuanya yang tak lagi sehat sempurna adalah beberapa kesulitan yang dialami Santiago di atas kapal.

Belum lagi ketika ikan itu juga diburu oleh hiu, Santiago harus melawan hiu-hiu yang mencoba merebut hasil tangkapannya. Terus sampai ke daratan, kembali pulang. Dan ternyata, ia mendapatkan ikan sepanjang 18 kaki (lebih dari 6 meter), jauh lebih besar daripada perahunya sendiri!

Sebenarnya jalan cerita kisah ini cukup sederhana, tetapi Hemingway tidak diragukan lagi mampu membangun suasana, penokohan dan latar cerita yang kuat. Ia memberikan detail tentang Si Pak Tua sejak awal kisah ini dimulai yang membuat pembaca mampu membayangkan seperti apa Si Santiago ini, sedikit cuplikannya : 


“...... Everything about him was old except his eyes and they were the same color as the sea and were cheerful and undefeated”


Saat di laut, Santiago mengalami pergumulan batin yang sulit. Ia berkali-kali ‘nelangsa’ karena berharap seandainya saja ada Manolin turut bersamanya, pasti akan ada yang membantunya menangkap ikan tersebut dan ia tak akan terlalu kesulitan dengan tubuh tuanya karena dibantu dengan tubuh muda si Manolin. Banyak percakapan yang dilakukan seorang diri oleh Santiago, dan lelaki tua ini juga seorang yang perasa dan berwelas asih. Saat menghalau hiu yang ingin mencicipi hasil perburuannya, Santiago sempat merasa bimbang apakah ia membunuh hiu tersebut sebenernya demi kesenangannya saja atau demi buruannya. Tapi toh Santiago membuktikan diri bahwa ia benar seorang pejuang, ia berjuang mendapatkan apa yang ia inginkan bahkan jika waktu yang diperlukan sangat lama, lalu setelah ia dapat, ia juga mempertahankan apa yang menjadi miliknya tersebut.

Di darat, Santiago juga bersikap rendah hati dan sabar meski orang-orang mengejeknya karena ia belum mendapatkan ikan dalam jangka waktu yang lama. Persahabatannya dengan Manolin bisa dibilang unik, karena Manolin mungkin menganggap Santiago sebagai guru, karena Santiagolah yang mengajarinya dan mengajak Manolin memancing sejak kecil.

Secara keseluruhan, novel ini memang memiliki kekuatan di pesan moral yang disampaikan penulis lewat tokoh utamanya. Tidak salah bila banyak orang mengatakan novel ini telah menginspirasi mereka untuk berjuang dan pantang menyerah dalam hidup.
Banyak kutipan yang bagus sih, tapi saya ambil satu aja yah..


“Luck is a thing that comes in many forms and who can recognize her?”


Buku yang menarik, bukan? Apalagi tidak terlalu tebal, meski bahasanya saya akui ‘sedikit berat’ tetapi saya rasa sudah ada versi terjemahannya di Indonesia. Jadi mungkin Anda akan menyukainya, dan ikut bersama Santiago melaut berburu ikan dan menombak Hiu. :)
6 komentar on "The Old Man and The Sea"
  1. Hehehe aku akhirnya baca buku ini aja deh. Huum perjuangan Santiago luar biasa, bahkan yang membaca saja sepertinya udah mau nyerah tapi optimisme Santiago tak terkalahkan. Sebuah buku yg indah tentang optimisme hidup ya.

    BalasHapus
  2. hayuuk mancing! #eh
    Jadi dapet berapa ikan..eh..bintang nih Santiago, Vin? :P
    Buku ini jadi bukti bahwa yg namanya rejeki itu pasti datang kalau kita tekun ya, hanya Tuhan memberikannya tanpa batas waktu.

    BalasHapus
  3. @ dion : akhirnya kelaar XD

    @mba fanda : bintang tiga mbaaak. Bahasanya agak beraat dan sedikit banget percakapannya. *eh X)

    BalasHapus
  4. aku suka buku ini vin...sederhana tapi daleeeem...dan nggak bosenin meskipun alurnya lambat :D

    BalasHapus
  5. wah, samaan dengan Dion. Punyaku masih tertimbun, eh

    BalasHapus
  6. Halo mbak, aku minta izin pake reviewnya buat IRF yaaa... Tq!!

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,