Agustus 14, 2013

Redfang







Judul : Redfang
Pengarang : Fachrul R.U.N
Editor   : Louis Javano
Ilustrator : happy Mayorita
Cetakan Pertama : 2012
Tebal : 418 halaman, paperback
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Jadi endingnya.. gini doank?

Itu kesan saya setelah menutup lembar terakhir novel ini. Sebelumnya memang sempat diwanti-wanti Dion kalau novel ini kadar romancenya benar-benar hanya pemanis. Selebihnya, berdarah-darah sampai perih.

Cassius Redfang jelas bukan seorang kakak yang baik. Bagaimana tidak? Dia rela membunuh adiknya demi memenangkan tahta dan kekuasaan keluarga besar Redfang. Padahal Velius, Sang Adik, memiliki karakterisktik pemimpin jauh lebih baik daripada kakaknya. Velius juga lebih dicintai rakyatnya yang toh masih memujanya meski ia sudah mati dan digantikan si Kakak.

Suatu hari, Velius muncul kembali dalam kehidupan Cassius. Bukan hanya mimpi, si adik ini benar-benar nyata, padahal jelas-jelas dulu Cassius sudah membunuhnya. Kemunculan Velius juga mengakibatkan Avenia, kekasih Velius yang sekarang adalah istri Cassius, kembali mengharapkan Velius pulang ke sisinya. Cassius jelas murka, lha wong Velius sudah jelas mati kok berani-beraninya ada yang menyamar menjadi Adiknya itu.

Yah, sialnya, Si Velius ‘gadungan’ ini punya kemiripan luar biasa sama dengan adiknya dahulu. Bahkan Velius tak menua sedikitpun, ia masih persis seperti dulu ketika Cassius membunuhnya secara tidak adil. Apakah Velius berniat balas dendam?

Tentunya iya donk, yah. Kembalinya Velius membuat gempar banyak trah keluarga dan rakyat yang dipimpin mereka. Intrik politik secara padat berseliweran dan tumpang tindih dalam novel ini. Kepentingan individu, hasrat penaklukan serta persengketaan menjadi topik utama yang menjalin kisah Redfang. Perang, darah, senjata-senjata dan rune tak lagi menjadi hal yang fantastis karena novel ini bertaburan hal-hal tersebut.

Hebatnya, Si Penulis mampu menggabungkan itu semua menjadi kesatuan cerita yang utuh dan padu, yang dapat pembaca ikuti dengan gampang meski tidak mampu menyelesaikan satu buku sekali baca. Penamaan tokohnya juga mudah diingat, padahal tidak sedikit tokoh yang muncul di cerita ini. Sayangnya, ending kisah ini ngga sesuai donk sama tebakan saya. ._. (sedih)

Tokoh favorit saya, emm.. Ninh! Entah kenapa membayangkan keloyalan Ninh membuat saya langsung suka sama wanita ini. Meski dia loyal terhadap Cassius, tapi Ninh juga nggak menelan mentah-mentah perintah tuannya. Ia memberi masukkan, bahkan meakukan penyelidikan untuk hal-hal yang membuatnya penasaran.



Tokoh yang paling saya sebelin, meh. Jelas Si Cassius. XD

Aristokrat yang haus kekuasaan, suka ambil jalan pintas baik terhadap politik ataupun masalah cinta. Nyebelin abis pokoknya mah.

Satu kutipan yang menjadi inti cerita ini saya temukan di hal.391


Balada-balada para penyair, yang menyerukan bahwa balas dendam tak akan memberi kepuasan apa pun, tampaknya benar adanya.


Ini membuat saya makin penasaran dengan Hailstorm (yang ampe sekarang masih nangkring di Wishlist) Mungkinkah juga penuh darah dan ambisi?

terimakasih untuk the black in the book atas buntelannya yah :*
 
3 komentar on "Redfang"
  1. Adek Zie masih suka nangis pas dideketin buku ini gak, mba? (beneran pengen tau) (pengen nyium pipinya :3)

    BalasHapus
  2. mwahahha. enggak kok, Ul. udah baekan sama emaknya XD

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,