Juli 17, 2014

Sabtu Bersama Bapak






Satya, Cakra dan Bu Itje mungkin salah satu keluarga yang bahagia meski telah ditinggal pergi Pak Gunawan, ayah terbaik dan suami tersayang. Setelah meninggal karena kanker, Pak Gunawan meninggalkan ratusan video untuk diputar kelak bagi Satya dan Cakra, agar mereka tetap tumbuh diiringi petuah petuah Sang ayah. 

Setelah bertahun tahun kemudian, Satya telah membina keluarga dan tinggal di Denmark bersama Rissa, istrinya, dan tiga anak lelakinya.  Sayangnya, Satya bukan tipe bapak yang ramah. Berkerja di industri 
minyak membuatnya harus berada jauh di tengah laut lepas , dan setiap kali ia menelepon ke rumah, ia selalu merasa ada yang tak beres dengan keluarganya. Demikian pula saat ia pulang ke rumah. Ruang tamu yang berantakan, masakan istri yang nggak enak, anak anak yang selalu dirasa tidak pintar.

Sementara Cakra,masih bergelut dengan kisah cintanya. Berkali kali gagal,akhirnya Cakra memutuskan bahwa saat saat ini adalah waktu yang tepat untuk mencari wanita serius yang akan dijadikan istri. Keluarga besar yang tak tahu malu sudah sering menyudutkan Cakra dengan pertanyaan pertanyaan standar, dan meski ibunya tak pernah bertanya, Cakra tahu bahwa ibunya juga berharap agar anak terakhirnya itu segera menikah.

Di antara kehidupan Cakra san Satya, Bu Itje menyimoan rahasia besar dalam dalam, jauh dari anak anaknya. Ia mengidap kanker. Akankah ia sempat melihat Cakra menikah dan melihat keluarga Satya rukun dan bahagia?

Membaca buku ini sungguh seru, ada banyak pesan hidup yang diselipkan lewat humor humor konyol yang membuat pembaca enggan berhenti membaca. Jalan ceritanya sederhana, sangat sederhana, malahan. Tetapi satu sama lain saling terjalin dengan rapi dan detil detil yang diselipkan ternyata berhubungan dengan bahasan di bab bab berikutnya.


Selang seling dengan kisah Satya dan Cakra, video singkat Bapak juga diselipkan dalam bentuk paragraf paragraf berbeda.

“Menikah itu banyak tanggung jawabnya.

Rencanakan.
Rencanakan untuk kalian.

Rencanakan untuk anak-anak kalian.” – 21

Sedangkan humor humor konyolnya? Nah, ini salah satunya

“Kita akan mengubah Bapak, dari Deputy Director, menjadi Bandit Asmara.”

“Pujangga Cinta!”

“Buronan Cinta!”

“Penebar Benih!”

“Serius lu, Bang?”

Atau yang ini..

“Ya Allah, berikanlah kepada Kang Saka, jodoh secepatnya.”

“AMIIIN.”

“Loh? Pak Ustaz.. doanya tentang rumah ini aja.”

“Oh. Baik.”

“Ya Allah, jadikanlah rumah ini, tempat yang Engkau restui. Tempat barokah-Mu turun, ya, Allah…”

“AMIIIN.”

“Berikanlah kepada rumah ini, wanita yang mengurusnya, istri untuk Kang SAka.”

“AMIIIN”

“Loh? Loh?? Loh!!?? Pak…”

Judul : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2014
Tebal : 278 halaman, paperback
ISBN : 978-780-721-5
1 komentar on "Sabtu Bersama Bapak"

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,