Agustus 07, 2016

Megamendung Kembar




Judul : Megamendung Kembar
Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 360 halaman, baca di Scoop
Cetakan pertama : Juli 2016
ISBN : 9786020332307

Lelah dengan pekerjaannya yang semakin menggila di Jakarta, Awie memutuskan untuk berlibur dan mengunjungi neneknya di Kalitengah-Cirebon selama seminggu. Sudah lama ia tak mengunjungi sang nenek. Apalagi tidak ada keluarganya yang tinggal bersama nenek, ia hanya tinggal bersama Mbak Tum, seorang ART yang dipekerjakan.

Di Kalitengah, Awie merasakan kerinduan neneknya akan perihal membatik. Neneknya dulu seorang pembatik yang mahir, tetapi semenjak kakek meninggal, nenek berhenti dari segala aktivitas membatik. Sayangnya, tak ada anak-anaknya yang melanjutkan kegiatan membatik tersebut.

Meskipun berhenti dari membatik, nenek masih memiliki banyak koleksi kain batik di lemarinya. Ketika ia memperlihatkan tumpukan kain tersebut kepada Awie, tanpa sengaja Awie melihat sebuah kain Megamendung yang amat menarik. Jika biasanya Megamendung berdegradasi warna tujuh macam, kain yang satu ini berdegradasi sembilan macam warna. Tentu bukan sembarangan orang bisa membuatnya, dan dilihat dari batikannya, kain ini jelas dibuat oleh nenek. Sayangnya, ketika Awie menanyakan perihal kain tersebut, nenek malah diam, membeku, mimik mukanya langsung berubah dan terlihat jelas ia tak mau membahas kain Megamendung tersebut.

Sebenarnya sejak lama Awie sudah tahu bahwa nenek memiliki ikatan khusus dengan batik-batiknya. Dulu nenek sering membatik sampai meneteskan air mata, entah mengapa. Dan kali ini rasa penasaran Awie makin menjadi setelah reaksi nenek terhadap kain Megamendung tersebut. Nenek menjadi murung, raut wajahnya menampakkan terluka, serta dia akan buru buru mengelak dan menyimpan kain tersebut.  Yang lebih aneh lagi, Awie menemukan kain Megamendung serupa di sebuah toko batik tak jauh dari Kalitengah. Kain Megamendung tersebut dipajang dan terlihat jelas kalau kain tersebut dikeramatkan dan tidak dijual.

Mengapa bisa ada dua kain Megamendung yang sama persis? Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh nenek?

Sebenarnya saya agak penasaran waktu membaca buku ini. Meski tahu kalau genrenya romance, saya masih berharap ada bumbu-bumbu misteri atau apalah gitu dalam ceritanya. Ternyata yaa, buku ini hanya bercerita tentang kisah cinta. Cinta yang mendua, pengharapan cinta, cinta dalam keluarga, intinya sih penuh dengan tema cinta. Sebagai seorang pembaca yang agak kurang dapat menikmati cerita tentang cinta, saya mulai khawatir, jangan-jangan buku ini nggak akan selesai saya baca.
Tapi ternyata, buku ini asyik dibaca. Ada suasana pedesaan yang kental dalam ceritanya. Mungkin karena penggunaan bahasa Cirebonan dalam dialognya, mungkin juga karena penulis cakap dalam mendeskripsikan latar cerita, baik tempat maupun unsur yang terkait dengannya. Misalnya dalam mendeskripsikan batik dan perlengkapan yang digunakan dalam membatik itu sendiri.

Diraihnya canting cecek lima. Diamatinya kelima lubang kecil tempat mengalirnya malam yang formasinya serupa lingkaran. Ini canting untuk isen-isen, mengisi area kosong dalam motif batik dengan lima buah titik.

Percakapannya sih lumayan asyik, gampang diikuti meski menggunakan bahasa daerah, tapi saya lebih menikmati deskripsi dalam novel ini. Jadi kayak ikut jalan-jalan ke Cirebon sana. Tapi memang alurnya lambat sih, dan agak membosankan juga karena kisah cinta si Awie agak-agak menyebalkan gitu. Mungkin karena di sini sosok Awie adalah wanita yang cuek, bebal, dan nggak peka sama kode kode cinta dari cowok. Padahal udah diseriusin, eh masih aja dianggap bercandaan ama dia. Beuh, pingin mites kepalanya kalau ketemu beneran deh.
Terus dalam buku ini juga ada kisah balik ke Indonesia di tahun setelah proklamasi, ketika Belanda menyerang kembali dengan Agresinya. Sebenarnya malah bagian ini yang saya suka, konfliknya kerasa banget dan penyelesaiannya juga nggak maksa kayak bagiannya Si Awie.
Yah kalau penasaran, baca aja sendiri yak XD

4 komentar on "Megamendung Kembar"
  1. Ini settingnya mengambil di Cirebon, tempat saya tinggal. Wah penasaran ada apa saja yang dikulik penulisnya.. semoga cepat bisa baca segera..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semogaa yaaa, wah saya belum pernah ke cirebooon. Paling lewat doank klo naek keretaaa

      Hapus
  2. Penasaran banget karena novel ini wira wiri di Goodreads, seheboh apakah kok sampai banyak yang baca. Setelah baca ulasanmu, jd lumayan tahu tentang novel berjudul unik dan tak biasa ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. He eh mungkin karena temanya unik yo tentang batik..

      Hapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,