Judul Buku : A Hole in the Head
Penulis : Annisa Ihsani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 232 halaman, baca di SCOOP
ISBN : 978- 602-03-7744-5
Ingat, klaim yang luar biasa membutuhkan bukti yang luar biasa pula.
Gara gara nenek bakal sibuk mengurus cucunya yang baru lahir, Ann batal menghabiskan liburan 2 minggu bersamanya. Padahal Ibu akan pergi mengurus pekerjaannya di pedalaman Sumatra dan tak mungkin Ann diajak atau ditinggal sendirian selama 2 minggu di apartemen. Dalam keadaan kepepet, Ibu akhirnya memutuskan Ann akan menghabiskan liburannya di rumah sang Ayah di kota kecil Lauterbrunnen. Ann tentu saja girang, selain karena ia akan bertemu ayahnya 3 bulan lebih cepat dari jadwal pertemuan mereka yang biasa, ia juga akan sendirian naik pesawat ke Jenewa. Jarang jarang Ibu punya kebesaran hati seperti ini.
Ayah dan ibunya memang telah berpisah sejak lama, namun keduanya masih akur satu sama lain terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan Ann. Sang ayah kemudian menikah lagi dengan wanita bernama Nina, yang dipanggil Mama Nina oleh Ann, dan keduanya mengelola sebuah penginapan bernama Monchblick Inn.
Di penginapan itulah Ann akan berlibur. Tentu Ann girang sekali saat melihat suasana khas pedesaan dan pegunungan di sekitar penginapan. Sungai yang mengalir, air terjun, danau dan sapi yang sedang merumput membuat Ann bersemangat untuk menghabiskan liburannya meski mungkin si ayah tak akan sempat menemaninya. Karena biasanya saat musim liburan, tamu penginapan akan semakin ramai.
Tapi ternyata penginapan sedang sangat sepi. Alasannya karena ada gosip yang sedang beredar bahwa penginapan mereka ada hantunya. Tentu Ann tidak mudah mempercayai hal tersebut, meski pada malam pertamanya ia memang merasa mendengar ketukan pintu dan langkah kaki di lorong.
Rasa penasaran membuat Ann melakukan penyelidikan mengenai gosip hantu ini. Mengapa bisa sampai ada hantu di penginapan mereka?
Sewaktu melihat sampulnya yang seliweran di timeline twitter, saya jadi penasaran sama buku baru ini. Mungkin karena saya senang senang saja membaca dua buku pertamanya, jadi cukup bersemangat juga buat baca karya lainnya Annisa. Yang kedua, mungkin karena covernya mirip dengan Juniper Berry, salah satu novel anak yang pernah saya baca -dan sialnya lupa saya review di blog ataupun di goodreads.
Secara keseluruhan, saya cukup suka dengan ceritanya. Cara penyampaiannya mudah dipahami, alurnya cepat, misterinya (meski bisa ditebak dengan mudah oleh saya) belum tentu bisa ditebak dengan mudah oleh remaja yang membacanya. (kenapa bagian ini saya jadi merasa agak sombong ya 😂)
Bagian yang paling berkesan sebenarnya bagaimana Mama Nina terlihat kesusahan sewaktu mengurus bayinya. Oke ini sebenernya cuma adegan adegan pelengkap sih makanya Jarang jarang ada buku teenlit yang nyeritain beginian. Jadi pada dasarnya, ngurus anak itu ngga gampang, wahai pembaca. Selain ngurus printilan semacam makan, jadwal ganti popok, saat sakit, nantinya juga bakal mikir hal hal lain yang berhubungan, terutama masalah ekonomi. Dan betul kata Ann, tinggal di luar negeri, di tempat wisata nan terkenal belum tentu jaminan kalau sesorang itu kaya.
Oh ada lagi bagian yang saya suka, yaitu cukup dekatnya hubungan antara Ibu dan Ann. Asyik aja gitu mbayangin mereka ngobrol berdua via email maupun skype.
Mungkin yang agak saya sayangkan hanya covernya, kupikir cerita di buku ada hubungannya dengan halloween. Terus judulnya juga lebih cocok buat thriller sih daripada teenlit. Oh satu lagi, si Ann ini kayaknya ngga punya gadget ya. Atau saya kelewatan waktu baca. Kenapa skype-an aja pake komputer bapaknya? Ya ngga apa sih kalau ngga punya pun. Saya juga ngga ada niat mbeliin Ann.
Iya covernya kurang menarik ya :( btw, reviewnya keren mba :9
BalasHapussekilas ilustrasi covernya mirip cerita adam gidwitz juga :)
BalasHapus