Agustus 24, 2022

Tutur Dedes : Doa dan Kutukan




 Judul Buku : Tutur Dedes : Doa dan Kutukan

Penulis : Amalia Yunus

Tebal : 358 halaman

Penerbit : Banana

Cetakan Pertama : 2022

ISBN : 978-623-982-4914



Kita tidak mungkin menghindari takdir. Bagian kita hanya menjalani peran kita masing-masing yang sudah ditetapkan jauh di awal Waktu


Tokoh Ken Dedes sepertinya sudah akrab di telinga pelajar Indonesia. Bila pernah belajar sejarah kerajaan Singaraja dan kerajaan-kerajaan tempo dulu, lalu disebutlah nama Ken Arok, maka nama Ken Dedes biasanya juga ikut disebut. Tapi ternyata nama Ken Dedes ini hanya disebut di Kitab Pararaton (Kitab Para Raja) dan tidak ditemukan di jejak sejarah lainnya. 


Maka ketika buku ini muncul di timeline twitter saya, saya langsung tertarik untuk baca sinopsisnya dan order bukunya. 

Buku ini dikisahkan dari PoV Dedes sendiri, dan dimulai dari saat Dedes lahir, yang saat itu belum memiliki nama. Kelak ia akan dipanggil Dedes oleh seorang Kakek pertapa saat perayaan Magha Puja. Kakek itu meminta Dedes untuk membantu mengganti tali busur panah miliknya. Imbalannya, Si Kakek ini bercerita tentang Tunggul Ametung Sang Penguasa Tumapel.


Suatu hari, Ken Dedes diangkut secara paksa dan dibawa ke Pakuwon Tumapel oleh Tunggul Ametung. Ia dijadikan selir kesayangan, meski Ken Dedes amat benci padanya. Meski begitu, ia ingat perkataan Anjani, guru memanahnya dahulu di Gunung Kawi.


Setiap kali kamu harus membela diri atau melawan laki-laki, jangan pernah terpancing untuk menggunakan kekuatan letusan gunung berapi karena kamu tidak punya. Gunakan kekuatan air.


Begitulah, kemudian cerita berlanjut ke pertemuan Ken Angrok dan Ken Dedes. Serta persekongkolan mereka untuk membunuh Tunggul Ametung secara diam-diam. 


Kisah kerajaan tentu saja dipenuhi intrik istana, baik kecemburuan, iri dengki, juga kesetiaan. Ken Dedes juga kelak menyaksikan kematian orang-orang kesayangannya baik karena perang ataupun karena perebutan takhta itu sendiri. 


Buku ini menurut saya sangat unik karena tokoh Ken Dedes digambarkan sebagai seorang wanita yang cerdas dan seorang ahli strategi. Rasa ingin tahunya sangat besar dan karena ia dibesarkan di lingkungan Brahmana, ia punya akses yang mudah untuk membaca lontar dan bertanya kepada tetua. Orang tua Ken Dedes juga mendukung semangat anaknya. Kelak ketika Ken Dedes ingin belajar memanah pun, orang tuanya rela melepas Ken Dedes berkelana mencari jejak Anjani, pertapa wanita yang terkenal kesaktiannya dalam memanah. 


Kelak di pakuwon pun ia belajar banyak hal di perpustakaan, mulai dari perihal hukum hingga negosiasi yang berguna terutama saat ia menjadi Prameswari Ken Angrok, hingga saat meletusnya Perang melawan Kerajaan Kadiri. 


Sebuah buku yang amat menarik untuk dibaca, alurnya cepat dan meski terkadang tidak runut tetapi masih dapat diikuti. Bahasanya asyik dan menurut saya indah, meski terkadang perlu pelan pelan membacanya agar mengerti makna kalimatnya. Deskripsinya juga bagus, sesekali puitis dan memang diselipkan beberapa syair dalam buku ini sebagai bagian dari cerita. Perihal tokoh-tokohnya, sejak awal alangkah bijaknya jika kita memegang pedoman bahwa ini semua hanyalah cerita fiksi. 







Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,