Mei 24, 2023

Antara Lawu dan Wilis - Arkeologi, Sejarah dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam

 


Judul buku : Antara Lawu dan Wilis - Arkeologi, Sejarah dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam (Residen Madiun 1934-38)
Editor : Christopher Reinhart
Penerjemah : Nunus Supardi, Peter Carey, Christopher Reinhart
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun terbit : 2021
Tebal : 458  halaman
ISBN : 978-602-481-645-2

Madiun menjadi menarik di mata Adam dan mungkin juga menjadikan wilayah ini signifikan dalam wilayah sejarah


Rasanya menyenangkan membaca sejarah kampung halamanmu. Nama tempat yang kau kenal, daerah yang pernah kau jelajahi, gunung yang pernah kau daki, rasanya akrab namun nyatanya asing bagimu.

Buku ini berisi lima bab yang membahas tentang Madiun Raya, ditambah Prolog dan Epilog. Di bagian akhir juga diceritakan tentang profil penulis, Lucien Adam berupa sejarah keluarganya hingga daerah mana saja yang pernah ia tinggali.

Sebagai pribadi yang suka menulis, Lucien telah mulai mempelajari hukum adat sejak ia di Minahasa pada tahun 1917-19. Ia berkuliah di Universitas Leiden Jurusan Indologi dan melanjutkan ke tingkat Doktoral pada tahun 1922-24. Skill akademis ini yang saya kira membuat Lucien menulis dengan detail informasi-informasi yang ia punya atau ia temukan dalam melakukan penelitiannya.


Bab pertama bercerita tentang sejarah dan bukti peninggalan Hindu-Jawa di daerah sekitar Lawu dan Wilis. Ditemukan prasasti batu di Madiun dan sekitarnya, juga catatan dan laporan penelitian tentang penguasa daerah di tempat tersebut. Selain itu, ditambah juga dengan cerita dari rakyat setempat yang kadang berbeda, tapi kadang menguatkan teori-teori yang muncul berkenaan dengan legenda atau sejarahnya.

Contohnya ada dugaan bahwa Jayakatwang (yang berkuasa di Kediri) dan kemudian menghancurkan kerajaan Singasari pernah tinggal di daerah Gelang yang masuk wilayah Madiun.


Atau perkara nama wilayah, konon kata Madiun "mbediyun" diduga berasal dari nama tanaman atau pohon karena pada saat itu amat lazim suatu daerah dinamakan sesuai dengan nama pepohonan yang tumbuh di sekitarnya.

Pada tahun 1709an, daerah Madiun Raya ini diwajibkan memasok barang barang tertentu kepada Kerajaan Mataram sebagai bagian dari wilayah administratifnya. Caruban misalnya diwajibkan menyetor kayu sepang (secang) dan benang. Magetan diwajibkan menyetor kulit kerbau dan kacang. Jumlah yang harus disetor juga telah ditentukan. Tetapi ada desa-desa yang bebas dari membaya pajak, desa ini dikenal dengan sebutan desa perdikan. Ada bab khusus yang membahas desa perdikan ini karena jumlahnya yang cukup banyak. Perihal mengapa bisa dibebaskan dari pajak juga macam-macam alasannya. Sebagian besar karena menjadi tempat peristirahatan terakhir orang-orang penting atau orang-orang kerajaan.


Selain pembahasan tersebut, dikisahkan juga Madiun Raya setelah Perjanjian Giyanti. Perjanjian ini membagi wilayah kekuasaan Mataram kepada dua keraton yaitu Surakarta dan Jogjakarta. Pada tahun 1825 saat terjadinya Perang Jawa (1825-30), orang orang Tionghoa dibunuh secara kejam oleh pasukan Raden Ayu (seorang anak HB I) dan Wirotani (seorang pemberontak di daerah Ngawi). Pada tahun tahun tersebut, Ngawi adalah pusat perdagangan yang penting karena berada di jalur pertemuan Kali Madiun dan Bengawan Solo yang keduanya dapat dilayari hampir sepanjang tahun.


Sebagai warga Surakarta dan mantan warga Magetan, buku ini penuh cerita dan sejarah yang membuka pengetahuan baru bagi saya dan pembaca tentang berbagai hal di sekitar Madiun Raya. Sejarah dan topografi wilayah juga budaya dan perihal adat diceritakan dengan runut. Meski seperti halnya buku-buku sejarah, ada banyak catatan kaki sebagai sumber informasi atau penjelasan lain tentang hal yang sedang dibahas. Dicantumkan juga beberapa foto seperti jalan yang menuju Sarangan di masa lalu, dan foto telaga Ngebel di Ponorogo. Tapi mengingat jaman dahulu foto masihlah langka dan barang mewah, mungkin itulah mengapa amat dikit foto foto yang ada di buku ini.


Buku yang layak dikoleksi bagi penikmat sejarah utamanya yang punya hubungan tentang Madiun Raya.


Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,