Mei 26, 2023

Semasa

 


Judul buku : Semasa

Penulis : Teddy W. Kusuma & Maesy Ang

Penerbit : Post Press

Tahun terbit : Cetakan keempat, Juli 2019

Tebal : 149 halaman

ISBN : 978-602-60304-43


Betapa pada akhirnya, kita akan menghadapi segala sesuatunya sendiri


Coro dan Sachi adalah sepupu yang akrab sejak kecil. Bapaknya Coro adalah kakak dari ibunya Sachi. Saking akrabnya dua kakak beradik ini, setelah orang tua mereka meninggal, mereka membangun sebuah rumah peristirahatan di desa. Dekat dengan sawah dan ladang, juga dekat dengan sungai. 

Meski akrab saat kecil, seiring bertambahnya usia dan jarak antara Coro dan Sachi, lama-lama hubungan mereka renggang. Sachi sibuk dengan karier akademisnya di Belanda dan Coro menjalani hidup yang biasa-biasa saja apalagi semenjak novel perdananya jauh dari kata sukses. 

Suatu ketika, keluarga mereka berkumpul lagi untuk membahas suatu hal yang penting. Dan dari sinilah konflik konflik kecil mulai memuncak, hingga mereka harus memilih untuk melepaskan atau menggenggam erat erat apa yang mereka punya.


Saya udah lama pengen banget baca buku ini, selain karena reviewnya banyak yang suka dan ratenya bagus di goodreads, pengalaman saya membaca nonfiksi mereka (The Dusty Sneakers) membuat saya menyukai cara mereka bercerita.  Di Semasa ini malah gaya bahasanya jauh lebih enak diikuti, jadi kayak dengerin si Coro bercerita di sebelah kita.


Karakternya juga ada plus ada minusnya, kagak ada yang super sempurna. Coro yang ngga pedean, kecil pengharapan, sarkas tapi logis. Sedangkan Sachi cenderung cuek dan berani berpendapat, ia juga berani bermimpi yang tinggi. Meski keduanya sama sama keras kepala, tapi mereka diam diam juga masih saling sayang sebagai adik dan kakak.


Buku ini juga mengajarkan kita bahwa apa yang kita harapkan itu ngga selalu jadi kenyataan, meski ya kita udah kerja keras buat ngedapetinnya. Bahwa terkadang kita harus mengalah meski ego meraung raung. Bahwa keluarga sekalipun akan pergi meninggalkan kita. 


Satu kutipan yang saya suka 


Kapan kita mesti menarik garis untuk segala sesuatunya? Bahwa sesuatu menjadi urusan kita, atau tidak lagi menjadi urusan kita? Bahwa yang kita lakukan sudah cukup, atau kita masih harus meneruskannya sedikit lagi?

Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,