Juli 08, 2023

Parade Hantu Siang Bolong

 




Judul buku : Parade Hantu Siang Bolong
Penulis : Titah AW
Penerbit : Warning Books
Tahun terbit : Desember 2022
Cetakan Keempat
Tebal : 247 halaman
ISBN : 978-623-93304-8-4

Jika Indonesia ini buku, maka genre-nya pasti realisme magis

Saya mengaminkan pendapat Titah tersebut, bahkan semakin yakin lagi setelah membaca buku yang berisi 16 reportase singkat yang ditulisnya ini. Meski pernah diterbitkan di media tempatnya berkerja, reportase-reportase ini dipoles lagi sebelum dikumpulkan dan diterbitkan dalam bentuk buku.


Mengapa hantu berparade di siang bolong, saya benar benar dibuat penasaran dengan judul yang ia pilih untuk buku ini. Ternyata memang isinya banyak yang berhubungan dengan sesuatu yang tidak kasat mata manusia. Dengan redaksional berita, Titah menceritakan hal-hal yang sebenernya ngga bisa diterima logika tapi bisa jadi gampang aja untuk kita baca. Tentu saja karena ini berita, ada fakta-fakta yang disajikan terlepas dari "keabsurdan" judul artikelnya.


Titah juga mengangkat berbagai budaya lokal yang ternyata masih kaya dengan hal-hal mistis. Contohnya pada artikel pertama yang mengambil tema pagelaran Ebeg di Banyumas. Terheran-heran saya karena ada gitu ternyata anak-anak muda yang sengaja kerasukan berjamaah di lapangan bareng-bareng. Mirip jatilan tapi tidak ada kuda lumping di dalamnya. Udah gitu ternyata mereka juga kudu usaha dulu sebelum bisa "kerasukan". Salah satu sumber bercerita kalau ia harus puasa mutih dan laku khusus agar medapatkan "indang" yang akan terus bersamanya. Indang inilah yang "dibangkitkan" saat acara tersebut diadakan.


Kalau ditanya logis apa nggak, jelas ngga logis sih ya. Tapi Titah mampu menceritakan pengalaman anak muda ini dari dua sisi yaitu si sumber cerita sebagai lakon utama dan dari Titah sendiri sebagai pengamat yang hadir saat lelakon dimainkan. Titah mampu memberikan pertanyaan yang tepat kepada si sumber sehingga kita bisa lihat sisi positif "kelakuan" aneh remaja ini.

Karena ini hanya berupa reportase bukannya cerita, saya pribadi merasa kurang puas dengan buku ini. Contohnya artikel kelima yang bercerita tentang proses pencarian orang hilang di Gunung Lawu yang menggunakan bantuan "klenik". Proses pencarian menggunakan klenik ini kurang diceritakan dengan detail. Udah gitu sedihnya lagi, pendaki yang hilang ini ternyata sampai sekarang masih belum ditemukan.

Secara keseluruhan, buku ini layak dikoleksi sih, pembaca jadi tahu lebih banyak budaya unik di Indonesia. Udah gitu ada foto foto dokumentasi juga yang melimpah, jadinya lumayanlah bisa dibayangkan kisahnya.


Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,