False Witness

 

Judul buku : False Witness

Penulis : Karin Slaughter

Narator : Kathleen Early

19 jam 

Penerbit : HaperCollins

Tahun terbit : Juni 2021

Everybody felt that history was like a book, a beginning, a middle and an end. That’s not how it worked. Real life was all middle.

Dua puluh tiga tahun lalu kakak beradik Leigh dan Callie terlibat dalam sebuah pembunuhan diam-diam. Tidak pernah ada kasus karena mayat si korban tidak pernah ditemukan, ia hanya dianggap menghilang. Keduanya kemudian mengambil jalan hidup yang jauh berbeda. Callie tumbuh menjadi wanita pencandu narkotika sedangkan Leigh berhasil sukses mengejar kariernya menjadi seorang pengacara. Keduanya jarang berhubungan lagi kecuali untuk hal yang amat penting seperti kali ini.

Seorang terdakwa dalam kasus pemerkosaan dan penganiayaan secara khusus meminta Leigh untuk  menjadi pengacara pembelanya. Awalnya Leigh ragu dan heran mengapa Andrew ini secara khusus meminta bantuannya. Ternyata eh ternyata, Andrew ini adalah anak dari si korban pembunuhan Leigh dan Callie di masa lalu. Leigh ingin sekali menolak permintaan tersebut tetapi ternyata Andrew bersikap seolah ia memiliki bukti kematian ayahnya.

Leigh yang ketakutan mulai mencari Callie dan merundingkan apa yang seharusnya mereka lakukan selanjutnya, karena Andrew tak hanya mengancam Leigh dan Callie tetapi juga keluarga kecil mereka dan wanita-wanita lain yang satu persatu menjadi korban kebrutalan Andrew. 

Apakah Leigh harus menuruti permintaan Andrew atau haruskah ia memenjarakan Andrew?

Mendengarkan audiobook buku ini ngga bias didengerin sambal santai, saya butuh waktu lebih dari dua minggu untuk menyelesaikan 19 jamnya. Soalnya, selain penuh dengan kekejaman dan kebrutalan Andrew terhadap korban-korbannya, atau busuknya perlakuan si ayah terhadap Leigh dan Callie di masa kecil, buku ini juga penuh dengan istilah hukum dan peradilan. Ditambah lagi perihal obat-obatan yang digunakan para pemadat. Sepaket komplit pokoknya mah, tiap kelar satu bab terus langsung lega sekaligus penasaran sekaligus eneg.

Buku ini terdiri dari 20 chapter, dua di antaranya merupakan flashback ke tahun 1998 ketika si kakak beradik masih menjadi pengasuh Andrew dan satu lagi flashback ke enam belas tahun lalu. Sisanya merupakan di masa kini yaitu tahun 2021 persis ketika COVID-19 menyerang dunia yang juga menjadi latar utama dalam cerita. Meski hanya polesan sikap tapi terlihat betul si penulis mencoba menampilkan bagaimana efek dari Covid ini ke hubungan antara kerabat sampai ke perubahan pentuk peradilan terutama dalam penyusunan juri dan lain sebagainya.

Tak ada karakter yang saya suka tetapi saya suka nama yang diambil untuk Callie dalam cerita ini, Calliope. Digambarkan sebagai seorang wanita yang rapuh dan keras kepala, Callie tumbuh tidak dalam asuhan ibunya tetapi dalam penganiayaan ayahnya Andrew. Karena tema fedofil yang diambil berperan betul dalam isi cerita, mau ngga mau beberapa percakapan mereka diulang terus seakan meyakinkan pembacanya akan kebejatan si lelaki ini. 

Sebelumnya saya pernah membaca buku dari Karin Slaughter juga dan sepertinya memang ia sering mengambil tema keluarga. Mulai dari anak perempuan atau kakak beradik atau ayah dan anak, tapi dalam relasi yang dekat itu bisa digambarkan dengan sangat kompleks. Di buku ini juga begitu, karakter Leigh lebih mendominasi antara relasinya dengan Callie tetapi ada saat-saat di mana Callie mengambil alih peran “kakak” tersebut. Udah gitu meskipun sebenarnya Leigh ini sayang banget sama Callie tapi dia juga jengkel setengah mati sama Callie terutama karena ia tak juga berhasil sembuh dari ketergantungannya terhadap obat-obatan berbahaya. Tak hanya kedua kakak beradik ini, tetapi tokoh Andrew juga digambarkan memuja betul ayahnya padahal ayahnya abusive juga sama dia. 

Ada buaaanyak banget sebenarnya yang bisa dikupas dari buku ini, tapi saya rasa segini aja reviewnya. Selengkapnya coba baca aja sendiri ya :p