Maret 29, 2024

Rumah di Mango Street

 



Judul Buku : Rumah di Mango Street

Penulis :  Sandra Cisneros

Alih Bahasa : Ariyanti E. Tarman

Editor : Siska Yuanita

Ilustrasi Sampul : Zelma Firdauzia

Tebal : 176 halaman, baca di Gramedia Digital

Cetakan pertama : 2024

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Rumah di Mango Street berisi tentang puluhan cerita pendek yang humanis. Menceritakan tokoh-tokoh atau kejadian sederhana tapi dari cara pandang penulisnya jadi terasa istimewa. Tokoh utama kita yang bercerita bernama Esperanza, ia memiliki dua saudara lelaki Carlos dan Kiky, dan satu saudara perempuan yang bernama Nenny. 

Sebagian besar ceritanya adalah cerita tentang seseorang yang ia kenal dan tinggal di lingkungan tempat tinggalnya. Melalui tokoh-tokoh tersebut ia menceritakan bagaimana kehidupan orang-orang Hispanik di Amerika. Ada yang jauh dari kata sederhana, ada juga yang beruntung bisa pindah dari sana.


Satu cerita yang berkesan buat saya di antaranya adalah kisah tentang bibinya yang jatuh sakit tiba-tiba. Deskripsi yang ia ungkapkan membuat saya dapat membayangkan betapa parah sakit si Bibi tapi tanpa merasa jijik.

"Tapi kurasa penyakit tidak punya mata. Mereka memilih dengan jari terhuyung-huyung, siapa pun, orang mana pun" 

Esperanza sering mengunjung bibinya, membacakannya puisi dan dapat terlihat bahwa ia menyayangi bibinya. Tetapi suatu hari bersama teman-temannya, Esperanza sedang bermain pura-pura dan menertawakan kondisi bibinya. Saat itu bibinya meninggal dunia dan Esperanza merasa begitu malu dan menyesalinya.

Esperanza memiliki mimpi untuk pergi dari sana. Ia tahu ia tidak cocok dengan lingkungannya, dengan teman-temannya, bahkan meski ia sayang dengan adik-adiknya ia tahu ia hanya akan dapat berbunga jika tidak tinggal di sana.

Dalam beberapa ceritanya, ia bertemu orang-orang yang makin membulatkan tekadnya untuk pergi. Tetapi ada juga orang orang yang mampu membaca mimpinya dan diam-diam berkata, bahwa sekalipun ia pergi dari Rumah di Mango Street, ia harus kembali. Terutama untuk mereka yang tidak bisa pergi dari tempat itu.

Wanita-wanita yang dikurung oleh suami dan anak-anak mereka, wanita yang tidak memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri. Mereka yang begitu miskin, gelandangan yang tidak punya rumah. Para wanita yang berharap bertemu lelaki baik, lalu menikah dan berharap pergi dari sana tetapi pada akhirnya mereka kembali lagi.

Dalam prolog sebelum cerita-cerita, Sandra menceritakan bahwa beberapa kisah dalam buku ini terinspirasi dari orang-orang yang ia temui dalam kehidupan nyatanya. Ceritanya yang singkat hanya satu dua halaman terkadang mengingatkan saya dengan kisah Kembangmanggis. Ada banyak kisah kehidupan yang diceritakan padahal ia selewat saja dalam bagian keseharian kita. Ada yang kocak, ada yang dikejar-kejar polisi, ada yang menyedihkan tentunya.

Berdasarkan encyclopediachicagohistory, disebutkan bahwa gelombang perpindahan kaum hispanik ke Chicago dimulai dari tahun 1910 akibat Revolusi Meksiko. Perkembangan industri yang mulai pesat di Amerika juga memicu dibutuhkannya banyak tenaga sebagai pekerja. Tetapi di buku ini tidak diceritakan sejarah yang membosankan, makanya saya suka banget baca cerita cerita pendeknya. serta semangat Esperanza dalam menulis dan bermimpi untuk pergi. 

Ada kutipan yang berkesan buat saya perihal kesenjangan sosial yang ada di lingkungannya.

"Asal semuanya berkulit cokelat, kami aman. Tapi lihat saja begitu kami bermobil masuk ke daerah warna kulit berbeda, lutut kami gemetar dan jendela mobil kami naikkan."





Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,