Agustus 11, 2011

The Boy Who Ate Stars

Pengarang : Kochka

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 104 halaman, paperback

Agustus, 2008

ISBN – 10 : 979-22-3927-8

ISBN -13 : 978-979-22-3927-0


Ini kisah tentang seorang gadis berusia 12 tahun bernama Lucy dengan temannya bernama Theo, bersama anjing kenalannya bernama Francois dan anak istimewa bernama Matthew. Kisah ini dimulai di Paris, di flat No. 11 di Rue Merlin, rumah Lucy. Ia dan keluarganya baru saja pindah ke flat tersebut, dan ia berencana berkenalan dengan seluruh tetangganya. Sebuah rencana yang fantastik telah disusunnya sampai suatu hari, ia bertemu Matthew.


Lucy memutuskan pergi ke lantai atas flatnya setelah semalam terdengar ada keributan kecil di sana. Di flat di lantai lima, sebuah gambar anak dengan telinga yang besar seperti telinga Gajah dan dua tangan yang besar seperti sayap ditempel di depan pintu. Lucy membunyikan bel dan seorang wanita membukakan pintu sambil tersenyum ramah. Di belakangnya terlihat seorang anak laki-laki tampan tiba tiba melesat melompat naik ke atas tubuhnya. Ia menggerakkan jari-jarinya di atas kepala Lucy, memainkan rambut Lucy. Wanita yang tadi membukakan pintu datang, menarik tubuh anak laki-laki itu dan menggantikan kepalanya untuk dipermainkan bocah itu, sebagai ganti kepala Lucy. Sebentar kemudian, Lucy berpamitan pulang, ia masih tidak paham apa yang terjadi dengan anak laki-laki itu.


Keesokannya Lucy bertemu lagi dengan Marie, wanita yang membukakan pintu di flat atas semalam, dari Marie ia mengetahui anak laki-laki itu adalah putranya yang bernama Matthew. Dia Autistik. Semenjak itu Lucy yang begitu penasaran akan arti autistik mulai mencari makna kata tersebut, sayangnya ia tidak puas dnegan makna dari kamus yang diberitahukan Ayahnya. Maka ia mendekati Matthew, Lucy tahu anak laki-laki itu istimewa sejak pertama kali mereka berjumpa.


Perjalanan Lucy tidak hanya mencoba mengenal dan membantu Matthew bersosialisasi. Seekor anjing milik kenalan orang tuanya, Francois nama anjing itu, juga masuk dalam agenda Lucy. Lucy harus menjadikan anjing itu sebagai anjing sebenarnya, menyalak dan bertingkah laku seperti anjing pada umumnya. Maka Lucy melakukannya bersama sama, ia membantu Matthew, mengajarkan Francois dan mengisi hari-hari dengan catatan catatan pengalamannya. Dari sini ia menemukan pengertian baru mengenai autistik, pengertian yang sama sekali berbeda dengan dalam kamus yang dulu pernah dibacanya.


Buku ini terdiri dari 10 bab, halamannya yang tipis dan huruf yang besar benar-benar memanjakan saya sebagai pembaca. Tidak butuh waktu sehari untuk membacanya. Lucy menceritakan pengalamannya secara sederhana, sehingga mudah mengikuti irama alurnya yang cepat. Banyak pengertian baru yang ditambahkan karena cara melihatnya dari segi pandang anak kecil. Meski begitu, banyak pesan moral yang disampaikan di buku ini, baik tersirat ataupun tersurat.

Salah satu contohnya :


”Kau hanya bisa melihat dengan hatimu, sebab matamu tidak sanggup menangkap apa yang penting”, Hal. 84

Buku yang sederahana namun kaya!! 4 dari 5 bintang untuk buku ini : )

Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,