Juli 31, 2012

City of Thieves – Kota Para Pencuri


Mengisi Liburan Dengan Membaca Bersama Bukukita.com dan Ufuk Publishing House”


Judul Buku : City of Thieves – Kota Para Pencuri
Penulis : David Benioff
Penerjemah : Meda Satrio
Penyunting : Helena Theresia
Penerbit : Ufuk Publishing House
Cetakan Pertama : Agustus 2010
ISBN : 978-602-8801-32-4


Pelajaran Sejarah adalah salah satu pelajaran yang sebenarnya saya suka, baik saat SMP maupun SMA, terutama tentang sejarah dunia. Mengikuti pelajaran sejarah itu seperti naik mesin waktu lalu pergi ke masa lalu. Jauh di mana peradaban manusia tidak semodern sekarang, dimana kisah yang diceritakan sebagian besar adalah revolusi, perebutan kekuasaan dan perperangan. Sayangnya tak banyak guru yang bisa menceritakan kisah masa lalu ini dengan tepat, selain nama tokoh yang cenderung sulit dihafalkan, kurangnya pembangunan suasana juga menjadi faktor lainnya yang mempersulit penangkapan murid terhadap sejarah. Cara lain untuk menikmati sejarah adalah dengan membaca buku, seperti buku yang satu ini.

Nama anak laki-laki itu adalah Lev atau lengkapnya, Lev Abramovich Beniov. Suatu malam ia dan teman-temannya tertangkap basah oleh pasukan Rusia ketika sedang menjarah mayat seorang tentara Jerman. Teman-temannya lolos, sayangnya tidak demikian dengan Lev, ia tertangkap dan dibawa ke Penjara Kresty. Di sana ia ditempatkan satu sel bersama seorang tentara yang dituduh sebagai desertir (orang yg lari meninggalkan dinas ketentaraan atau membelot kpd musuh) bernama Kolya, lengkapnya Nikolai Alexandrovich Vlasov.

Hukuman mati mereka berdua ternyata ditunda, bahkan akan dibebaskan jika mereka dapat melakukan tugas yang amat penting dari Kolonel Grechko, yaitu mencari satu lusin telur yang akan digunakan dalam membuat keik di pernikahan anak perempuannya. Sebenernya ini bisa dibilang permintaan yang gila saat itu, bayangkan saja di tahun itu Perang yang berlangsung antara Jerman dan Rusia telah membuat banyak warga kelaparan. Jangankan makanan enak, yang layak dimakan saja hampir bisa dibilang tidak ada lagi. 

Lalu ke mana dua orang ini bisa menemukan telur-telur sebagai syarat pembebasan itu? Apalagi Sang Kolonel mengambil kartu ransom mereka sebagai jaminan bahwa mereka akan kembali lagi membawa telur-telur tersebut. Saat itu kartu ransom adalah barang yang sangat penting, tanpa kartu ransum bisa dipastikan kamu akan mati kelaparan terlebih saat itu musim dingin sedang melingkupi Rusia.

Perjalanan mereka kemudian dimulai, berdua mereka mengunjungi Haymarket, pasar gelap tempat berbagai transaksi jual beli dilakukan. Di pasar ini mereka mendapat info bahwa ada seorang petani di dekat Gerbang Narva memelihara ayam-ayam yang menghasilkan telur.

Akankah Lev dan Kolya mendapatkan telur sesuai permintaan Kolonel?


Ah, membaca buku ini benar-benar membawa saya ke pandangan sebuah cerita sejarah yang diceritakan secara berbeda. Biasanya saya mendapati kisah sejarah hanya berisi kesedihan dan kemuraman tokoh utamanya, ditambah suasana duka sebagai latar belakangnya. Benar-benar menghabiskan tenaga saat membacanya, apalagi kalau kalimat-kalimatnya panjang dan berdiksi ‘berat’.

Tapi buku City of Thieves ini berbeda, meski mengusung tema Historical Fiction, kehadiran dua tokoh utama yang unik membuat buku ini lebih ‘hidup’ dan berwarna. 

Lev, sebagai sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah di buku ini memiliki karakter yang cenderung lembut untuk laki-laki. Mungkin karena usianya juga masih belasan tahun, ia memang memiliki semangat tinggi untuk membela Negara, tetapi terkadang ketika ia berhadapan langsung dengan peperangan atau pembunuhan, tak banyak yang bisa ia lakukan selain bersembunyi dan ketakutan.
Singkat kata, ia memang bukan jagoan.
Tapi Lev adalah sosok yang setia kawan, terlihat saat mereka menghadapi sepasang suami istri kanibal, Lev tidak mau meninggalkan Kolya sendirian meski sebenarnya Lev bisa melarikan diri dengan mudah. 

Sedangkan Kolya bisa dibilang kebalikannya Lev, ia tipe pemberani, cuek, seenaknya sendiri dan tipe penyerang. Ia tidak segan-segan melontarkan kalimat-kalimat sarkatis bahkan terkadang terkesan menghina, meski sebenarnya ia hanya bercanda. Kolya adalah seorang pencinta sastra, ia terbiasa mengutip syair-syair para pujangga atau sekadar membicarakan tokoh dari buku yang pernah ia baca.

Perbedaan keduanya ini yang membuat saya tertawa, sedih atau terkadang merasa sesak karena lega ataupun duka saat mereka bersama-sama. Percakapan yang unik, saling menyidir bahkan terkadang hampir berantem beneran, berulangkali menyelamatkan saya dari kebosanan yang mungkin muncul  karena detail. Ya, detail lokasi dan peristiwa yang ada di buku ini memang cukup ‘berlimpah’, tapi detail malah membuat saya mampu membayangkan dengan jelas kejadian saat itu. Lalu ide cerita yang keren. Sungguh, kalau saja ide mencari telur bisa dibilang biasa, tapi penulis mampu memilih latar waktu dan peristiwa yang membuat pencarian telur ini menjadi istimewa.

Konflik-konflik selingan juga memiliki kekuatannya sendiri, seperti ketika mereka bertemu wanita-wanita cantik di sebuah rumah di tengah hutan, atau ketika menyelinap di antara tawanan tentara Jerman. Kisah persahabatn yang unik antara Lev dan Kolya membuat saya menitikkan air mata di akhir cerita. Entah karena bahagia atau sedih, yang pasti saya tahu saya lega karena demikianlah akhirnya.

 Satu kutipan yang saya suka
"Ada suatu bagian dalam diri kita, tempat rasa lapar, keletihan, dan waktu sepenuhnya tak lagi berjalan dan penderitaan tubuh tampaknya bukan lagi milik kita sepenuhnya."-Hal. 450
Penasaran?
Silakan membaca buku ini lalu bertualanglah di Rusia demi dua belas telur untuk pesta pernikahan. :)

Fakta terkait sejarah di buku ini.

Leningrad, daerah tempat tinggal Lev benar-benar merupakan lokasi terjadinya peperangan antara Rusia dan Jerman, terutama pada saat perang dunia kedua meletus. Pada tahun 1991, daerah ini diubah namanya menjadi St. Petersburg, daerah yang mungkin lebih kita kenal sekarang. Pengepungan Jerman terhadap Leningrad terjadi selama 871 hari, yaitu antara 8 September 1941 – 27 January 1944 dengan Jerman yang akhirnya bisa dipukul mundur.



23 komentar on "City of Thieves – Kota Para Pencuri"
  1. Jadi kamu kasih berapa telur ..eh..bintang.. buku ini? :D
    *segera cari pinjaman*....

    BalasHapus
  2. ternyata hisfic toh, tak kira fantasi :)

    BalasHapus
  3. @ mbak fanda : 4 telur Mbaak :D

    @ Sulis :hihi, judulnya menipu ya.. :)

    BalasHapus
  4. *segera cari duit buat beli buku ini setelah membaca resensimu nan mengoda

    BalasHapus
  5. masih tertimbun bukunya dnegan aman, hihihi
    tapi jadi pingin baca, tapi lagi ada PR nih :(

    BalasHapus
  6. ahhh jadi pengen baca buku ini abis baca reviewmu..keren banget sih idenya, nyari telur di tengah suasana perang =D dan kayaknya bakal suka sama Lev dan Kolya dehhh

    BalasHapus
  7. @Mbak Fanda & Alvina: kalo cuman 4 telur diskon dong berarti..kan harusnya 12 #eh

    Setuju sama reviewmu nih, yang bikin aku suka buku ini karena ini novel sejarah yang gak melulu serius, ada bagian yang bikin ketawa gulung-gulung gak jelas, ada yang bikin pengen mau nangis... kapan ya buku ini difilmkan kan David Benioff penulis skenario tuh! *nungguin*

    BalasHapus
  8. *mark as to read* :D
    walau nggak tahu kapan dibacanya... duh...

    BalasHapus
  9. @ dion : hihi, kemaren ada di obralan ufuk lohh.. :p

    @mas Tezar : PR dulu baru ini Maas.. :D

    @Melisa : setujuu, kalo difilmin pasti seruuu, kocak gitu XD

    @Mbak Astrid : hehe, ayo baca Mbaaaak

    @Mbak Peni : eaaa.. penimbun juga XD

    BalasHapus
  10. Saya dulu ga suka belajar sejarah.. hafalannya banyak. tapi sekarang suka baca historical fiction :D
    coba buku sejarah Indonesia dibikin seperti ini ya...

    BalasHapus
  11. judulnya berbau2 thriller... *minjem sama siapa ya?*

    BalasHapus
  12. @ Mbak Desty : hihi, benerrr..

    @mbak fer : hehe, mau pinjem punyaku Mbak?

    BalasHapus
  13. Saya sebenarnya suka belajar sejarah, tapi selalu ketemu guru sejarah yang gak tepat. (salah fokus)
    Keren reviewnya mbak

    BalasHapus
  14. @ bugot : mihihihi.. sama. *toss, nilai sejarahku mentok di 8

    BalasHapus
  15. Waaak, kemaren ketemu ini di Leksika cuma 25ribuan. Tau gitu beli yak, sekarang mah udah ga diskon lagi -__-"

    Bromance yah ini ceritanya, asyiiiik X). BTW, kirain sama ini dulunya fantasy, hehehe

    BalasHapus
  16. suka dengan quote ini:
    buku City of Thieves ini berbeda, meski mengusung tema Historical Fiction, kehadiran dua tokoh utama yang unik membuat buku ini lebih ‘hidup’ dan berwarna.

    tapi saya belum punya bukunya :)

    BalasHapus
  17. Wadhuh... Gara2 banyak blogwalking, jadi makin banyak nih yang pingin ditimbun, eh dibaca ding, termasuk yang ini.

    BalasHapus
  18. Wah ini salah satu buku yang lagi kuburu, soalnya udah lama gak baca buku tentang Rusia.. Apalagi pengarangnya ganteng lho #mimisan
    Buat yang suka Game of Thrones, David Benioff ini salah satu co-creatornya lho. Dia juga nulis screenplay banyak film, kayak Brothers (Tobey Maguire, Jake Gyllenhaal, Nat Portman), The Kite Runner, Troy.. Keren yah!
    Eh, kok malah jadi kayak mempromosikan pengarangnya gini sih? Maklum, naksir soalnya XD
    Btw, reviewnya bagusss!

    BalasHapus
  19. Haha... kadang nemu karakter utama yg bukan jagoan tuh kayak nemu harta karun. Langka soalnya. Sekalinya ketemu, gregetan karena karakter utamanya kok ga keren tapi bikin simpatik

    BalasHapus
  20. Reeenn.. itu dua orang cowook semuaaaa >_< *lupa kasih keterangan

    BalasHapus
  21. dulu pernah pengen buku ini, cuma karna kemahalan *klo ndak salah* jadi batalin niat karena merasa belum perlu2 juga. *eh padahal buku lain ttp beli walao blm baca. -penimbun buku labil XD

    BalasHapus
  22. @ Bang Helvry : ayo baca Baaang.. kocak deh ini buku XD

    @ Mei : eh ini kemarin diobral 25k loh.. :p

    @ Oky : bener, setuju banget .. hahaha..

    @kak Lila : nimboon teroos kaaak XD

    @ Ndari : yes yes yes. semoga difilmiiinnn.. :D

    BalasHapus
  23. Ada illustrasinya ya? Sepertinya bagus, untuk segala usia nggak?

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,