September 18, 2013

Labirin Rasa




Judul Buku : Labirin Rasa
Penulis : Eka Situmorang-Sir
Penyunting : Faisal Adhimas
Penerbit : Wahyumedia
Tebal : 394 halaman, paperback
Cetakan Pertama : 2013
ISBN : 979-795-753-5

Cinta itu ibarat labirin rasa. Semakin kamu ingin keluar, semakin jauh kamu tersesat.

Yah, siapa juga yang tidak akan tersesat kalau sudah bawa-bawa nama Cinta? Contohnya si Kayla, gadis tomboy berpenampilan urakan dan cuek seperti badak ini akhirnya tergopoh-gopoh juga menyambut datangnya Cinta dalam perjalanannya dari Jakarta ke Kota Gudeg, Yogyakarta.  Ruben, nama lelaki itu, di kereta Fajar Utama adalah titik awal Kayla yang kelak akan membawanya masuk ke lika-liku labirin rasa. Demi cintanya kepada Ruben, Kayla mau melakukan apa saja, asal bersama Ruben.

Bagi Kayla, Ruben adalah Pangeran Fajarnya, sosok yang sudah diramalkan akan menjadi pendamping hidup oleh Eyang Kakung Kayla yang telah meninggal. Kayla memang tidak percaya dnegan ramalan, tapi ketika itu datang dalam bentuk pesan wasiat yang tersembunyi, mau tak mau, Kayla penasaran juga, apa benar Ruben adalah lelaki yang ditakdirkan untuk dirinya?


Sayangnya, cinta Kayla hanya sekejap disesap Ruben, rupanya Ruben memiliki seorang pacar bernama Veni. Kalah saing terutama dalam hal kecantikan, maka mundurlah Kayla dan berusaha untuk melupakan cintanya terhadap Ruben.

Kayla adalah seorang petualang, gadis mandiri ini memulai perjalanannya ke beberapa tempat di Indonesia demi usaha melupakan Ruben. Malang adalah Kota pertama yang ia kunjungi, lalu Bali, Lombok, Makassar, Medan, Brastagi, adalah beberapa kota yang kelak akan dikunjungi Kayla seiring tersesatnya ia dalam labirin rasa. Di setiap tempat itu, Kayla mulai belajar memahami cinta, melalui sosok-sosok yang berbeda, melalui lelaki dan wanita yang pernah berkenalan dengannya.  

Tentu saja dalam perjalanan itu, Kayla masih memikirkan Pangeran Fajar hasil ramalan kakeknya. Siapa yang akhirnya menjadi Pangeran Fajar untuk Kayla? Di mana ia akan menemukannya?



“Kayla, cinta itu membahagiakan. Namun, jika ia sudah mulai jadi beban, lepaskan jika harus melepaskan. Beri waktu. Beri ruang untuk cinta dapat bertumbuh alami hingga ia bisa mengambil keputusan. Karena cinta tak boleh dipaksakan. Ia hinggap bebas di hati setiap orang tanpa bisa diatur.”


Yah, baca sendiri ya kisahnya :D

Ini adalah novel romance-travel Indonesia pertama yang saya baca. Tak banyak kisah cinta yang mampu dibalut ‘jalan-jalan’ dengan apik seperti buku ini. Mungkin karena banyak lokasi, jadi penceritaannya tidak terlalu detil. Tapi buat saya yang belum pernah ke satu pun tempat dalam buku ini (termasuk Prambanan dan Malioboro), saya mampu membayangkan dengan mudah keadaan di lokasi tersebut.

Tokoh Kayla juga digarap dengan karakter yang kuat, mandiri, tomboy, berkemauan keras, cuek, keras kepala dan agresif. Penulis juga mampu mengajak pembacanya untuk masuk menelusuri labirin rasa yang ditempuh bersama Kayla. Kadang kita dibuat jengkel dengan Kayla yang egois, tapi kadang dibuat salut dengan kemandirian Kayla.

Sayangnya alur cerita dalam buku ini tidak halus dalam berganti suasana. Terkesan dipotong atau diburu-buru perpindahannya. Typonya juga masih bertebaran, ada satu yang agak parah adalah typo pada halaman 259 ketika nama Patar yang tertulis di baris ketiga, padahal seharusnya nama Ruben. Jadi gagal menghayati keseruan dialog mereka deh. X)

Yang pasti membaca dialog-dialog Kayla, saya kadang membatin, apa ya beneran ada cewek seperti dia? Tapi toh rasanya menyenangkan membaca buku ini, kadang kita dibuat tertawa, kadang kita dibuat jengkel. Mungkin memang seperti itu rasanya kalau kita sedang tersesat di labirin rasa. :)

-Review ini diikutsertakan dalam Lomba Book Review : Labirin Rasa oleh penerbit Wahyumedia-



2 komentar on "Labirin Rasa"

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,