Maret 16, 2015

Mosquitoland





Judul Buku : Mosquitoland
Penulis : David Arnold
Tebal : 257 halaman
Penerbit : Viking
Cetakan pertama : Maret 2015
ISBN : 9780698165403


I am a collection of oddities, a circus of neurons and electrons. my heart is the ringmaster, my soul is the trapeze artist, and the world is my audience


Gadis 16 tahun itu bernama Mim. Nama yang unik bukan? Yah sebenarnya nama lengkapnya Mary Iris Malone, tetapi dia lebih suka dipanggil Mim.

Suatu hari ia dipanggil ke ruang kepala Sekolah, di sana ia melihat Ayah, ibu tirinya dan sang kepala sekolah berbicara berbisik bisik. Ternyata tak lain yang mereka bicarakan adalah tentang ibu kandung Mim, yaitu Eve. Dari balik pintu, Mim menguping dan ketika itu pula Mim tahu ada yang salah dengan ibu kandungnya, karena dari percakapan terdengar kalau ibu Mim sedang sakit.

Sakit apa? Kenapa tidak ada yang memberitahu Mim? Apa ini yang menyebabkan Mim dan ayahnya harus pindah rumah jauh ke Mississippi meninggalkan Eve di rumah lama mereka?

Berjuta pertanyaan lainnya berkecamuk di pikiran Mim. Sampai kemudian ia memutuskan kabur dari sekolah, pulang ke rumah dan pergi sendirian ke tempat ibunya di Ohio. Mim harus tahu mengapa Eve tidak pernah lagi mengirim surat padanya seperti dulu ketika awal awal Mim pindah rumah. Setelah mengambil sekaleng penuh uang simpanan ibu tirinya, berangkatlah Mim ke terminal dan memulai perjalanan panjangnya.

Di perjalanan inilah kisah Mim diceritakan dalam dua versi, yaitu masa lalu dan masa sekarang. Masa lalu diceritakan Mim lewat surat suratnya kepada Isabel, yang menceritakan pengalaman pengalaman yang menjadikan Mim seperti sekarang ini. Yang menjadikan Mim ini tokoh utama yang uni adalah karena cara berbicaranya ekspresif sekali, bahkan di awal cerita cenderung "gelap". Seperti kata Mia, teman baca bareng saya, Mim ini perpaduan Libby dengan Flora, dua tokoh perempuan "sakit" di novel Dark places milik Gillian Flynn.  Sedangkan masa sekarang diceritakan Mim lewat perjalanannya ke Ohio tersebut, tentang orang orang yang ia temui, ibu tirinya yang terus menerus mencoba meneleponnya dan semacamnya.

Terus apa saja yang ditemui Mim di perjalanannya? Eve sakit apa sebenarnya?
Yah, baca aja sendiri ya kalau penasaran :p

Sebenarnya di awal cerita saya semangat banget menuntaskan buku ini, saya berharap ada twist di endingnya yang bisa bikin saya menyumpah nyumpah saking kagumnya. Tapi ternyata jujur saja saya kecewa sama buku ini (halah). Karakter Mim hanya kuat di awal, dari heroine yang nyeleneh dan mandiri  lama lama malah menjadi gadis biasa. Belum lagi alurnya yang lambat, bikin saya jadi malas untuk menyelesaikan bab demi babnya. Yang pasti, satu satunya alasan yang membuat saya bertahan adalah karena surat yang ditulis Mim. Kenapa sih dia harus repot repot nulis surat?

Nah, untuk karakter favorit, sayangnya saya ngga nemu satupun di buku ini. Plotnya lemah, konfliknya juga diselesaikan dengan datar. Oh, sebenarnya ada karakter pendamping yang kemudian berpengaruh kepada pola pikir Mim, juga terhadap caranya mengambil keputusan. Tapi sayangnya menurut saya karakter tokoh ini biasa-biasa saja. Eh tapi ada banyak quote bagus dari paragraf paragrafnya. Rasanya seakan akan kamu ingin menandai semua halamannya (oke ini berlebihan). Yah, secara keseluruhan, 3 bintang deh buat buku ini.


Help is help to anyone, Mary. Even if they don’t know they’re asking for it.


Diikutkan dalam 

1 komentar on "Mosquitoland"

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,