Slide Show

November 26, 2015

Cameo Revenge





Judul Buku : Cameo Revenge
Penulis : Yudhi Herwibowo dan Ary Yulistiana
Penerbit : Grasindo
Cetakan pertama : Oktober 2015
Tebal : 236 halaman, paperback
ISBN : 978-602-37520-7-2


Aku merasa semuanya terjadi terlalu cepat


Setelah event July Challenge berakhir, karir grup band Cameo semakin melejit. Mereka diundang dan diwawancara di berbagai media, lagu hitsnya yang berjudul July Lullaby juga dikenal dan disenandungkan oleh banyak orang. Angin malam, Aui, Q dan Jarra terkejut atas kemenangan dan euphoria yang mendadak tersebut. Karena sebenarnya tujuan awal pembentukan band Cameo hanya untuk memenangkan hadiah utama sebesar seratus juta rupiah, tidak lebih. Siapa sangka ketenaran mereka justru membuat semuanya makin kacau. Masa lalu yang kelam malah terungkap, kepopuleran justru harus dihargai dengan nyawa.

728 hari – Ibu jembatanmu menuju surga





Judul Buku : 728 hari – Ibu jembatanmu menuju surga
Penulis : Djono W Oesman
Penerbit : Melvana
Cetakan pertama : Oktober 2015
Tebal : 336 halaman, paperback
ISBN : 978-602-73303-1-3



Hitung mundur tetap saja berlangsung. Cuma sekarang aku tidak tahu lagi, kapan berakhirnya. Umur manusia memang hanya menjadi rahasia-Mu, Allah… 



Sepertinya ini kali pertama saya membaca kisah Odapus (Orang dengan penyakit Lupus). Sebelumnya saya hanya sekadar tahu kalau penyakit lupus berhubungan dengan antibodi, tapi jujur saja baru melalui buku ini saya tahu betapa berat perjuangan seorang odapus.

Novel ini mengisahkan tentang Eva yang sakit sakitan saat SD. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia terserang penyakit Lupus. Prediksi ini makin kuat saat ia menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang saat kelas 3 SMP. Semenjak itu hari-hari Eva makin penuh dengan obat obatan. Dokter mengatakan usia Eva mungkin tinggal 2 tahun, 728 hari. Hitung mundur pun dimulai.
November 11, 2015

Sepeda Merah 1 & 2





 
Judul Buku : Sepeda Merah 1 & 2
Penulis : Kim Dong Hwa
Penerbit : Gramedia
Cetakan Pertama : Oktober 2012
Tebal : 144 & 176 halaman
ISBN : 978-979-22-8776-9 & 978-979-22-8777-6


Kereta membawa orang-orang sampai tempat tujuan dengan selembar tiket. Surat dikirim ke tempat tujuan dengan selembar perangko. Kereta adalah perjalanan fisik yang kita rasakan. Surat adalah perjalanan mental yang kita renungkan.


Karena buku ini merupakan novel grafis dan terdiri dari cerita cerita singkat, jadi saya rapel aja reviewnya ya.

Serial ini berkisah tentang seorang pak pos yang tinggal di sebuah desa di Korea. Kehidupan sehari hari pak Pos saat mengantar surat ternyata penuh pelajaran yang bermakna. Karena itu di desa, kebanyakan penghuninya adalah para lansia. Jadi mereka seringkali berharap harap cemas surat yang mereka terima adalah surat dari anak anak mereka atau keluarga mereka, padahal mah sesekali ya suratnya semacam surat tagihan. Kalau sudah begitu, si pak pos ini yang sering menghibur para lansia.

Sudut Mati



 

Judul Buku : Sudut Mati
Penulis : Tsugaeda
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan Pertama : September 2015
Tebal : 344 halaman, paperback
ISBN : 978-602-291-037-4


“Maafkan aku, Ibu. Tapi Ayah harus dihabisi”


Setelah membaca novel Rencana Besar, saya memasukkan nama Tsugaeda ke daftar penulis yang buku-bukunya harus saya baca. Maka ketika ada pre order Sudut Mati, saya langsung saja pesan, tapi sayangnya baru sempat saya baca sekarang. Yah, akhir akhir ini semangat membaca dan ngereview saya emang lagi drop banget. :(

Sudut mati berkisah tentang keluarga Sigit Prayogo dan istrinya, Prameswari, beserta empat anak anak mereka. Titok, Teno, Titan dan Tiara.

Setelah terjadi tragedi dalam keluarga mereka yang menyebabkan kematian Sang Ibu, Teno dipenjara dan Titan pergi ke Amerika. Sigit hanya ditemani Titok yang kasar dan keras kepala serta Tiara yang selalu berangan angan hidup menjadi seorang Putri.

Cerita dimulai dari kepulangan Titan ke Indonesia saat ayahnya sedang sibuk kampanye politik pemilihan Presiden Indonesia untuk era berikutnya. Pada saat yang bersamaan, perusahaan Sigit megap megap karena ada Bank sebagai sumber dana yang kolaps. Titan yang memang belajar bisnis di Amerika kemudian datang untuk membantu ayahnya mengatasi kesulitan tersebut.

Sementara itu, pesaing mereka, grup Ares juga sedang merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan kekuasaan grup Prayogo. Titan sadar bahwa untuk menyelamatkan perusahaan mereka, ia harus bertindak di luar batas. Bahkan meski kemudian ia dibenci dan nyawanya terancam.

Salam,

Salam,