Slide Show

Agustus 23, 2016

Agustus Bahagia Giveaway






Yeaay, akhirnya setelah sekian lama saya sempat bikin Giveaway lagi. Kali ini rapelan deh ya, barengan sama ulang tahun saya dan blog saya yang ke-5 (Padahal udah dari Juni kemaren #plaak).

Jadi begitulah, langsung aja yaa.. Kali ini saya sama Ren dari Ren’s Little Corner buat bikin giveaway barengan. Kamu bebas memilih mau hadiah dari saya atau Ren.

Syaratnya gampang, kamu Cuma harus menjawab pertanyaan di kedua blog dengan benar dan harus sudah follow blog kami berdua.

Hadiahnya adalah : 

1 Box berisi paket buku dan pernak pernik dari saya.
Bukunya The Girls – Emma Cline dan Botchan – Natsume Soseki (Keduanya terjemahan GM), Pernak-perniknya ngga akan saya kasih tahu, karena kejutaaan.

1 Box dari Ren (kamu bisa lihat detailnya di postingan Ren)

Agustus 18, 2016

Fiksio Box Juli 2016



Haloo.. postingan kali ini berhubungan dengan subscription box yang khusus buat penggemar buku. Kalau sebelumnya saya pernah mereview tentang Peti Buku, kali ini saya mau mereview FiksioBox. Baru edisi pertama bulan Juli kemarin yang akhirnya molor cyiin jadi Agustus. Tapi tak apalah, saya tahu betapa riweuhnya ngurus merchandise yang nggak on time lalu diburu sama pemesan. #eh #malahcurhat

Edisi perdana ini adalah bertema Classic. Sebelumnya, pemesan hanya diberi petunjuk sedikit tentang apa yang akan menjadi isi box.




The theme of the first box is 'Classic'! Yes, we are talking about Jane-Austen-classic (oops..).

Agustus 13, 2016

Truly Madly Guilty





Judul Buku : Truly Madly Guilty
Penulis : Liane Moriarty
Cetakan pertama : Juli 2016
Tebal : 416 halaman

Well, that’s called being married. You’re always blaming each other for something

Hari itu adalah Minggu yang indah. Seharusnya begitu, apalagi dengan adanya undangan barbeque di rumah tetangga. Tiga pasang suami isteri (Clementine-Sam, Erika-Oliver dan Tiffany-Vid), tiga anak-anak, satu ekor anjing. Halaman belakang yang mewah, luas, indah, makanan yang lezat, musik yang membangkitkan semangat. Semuanya begitu sempurna sampai sebuah tragedi terjadi.

Saat menerima undangan Barbeque dari Vid, Erika tak mampu menolak meskipun Vid juga memintanya untuk mengajak keluarga Clementine dan Sam untuk datang bersama. Seharusnya itu menjadi sebuah hari biasa, dengan undangan makan biasa dari tetangga yang juga biasa-biasa saja.

Tetapi sebenarnya hari itu adalah hari yang berat bagi mereka. Clementine sedang tertekan karena ia belum mempersiapkan diri untuk audisi Cellois yang akan ia ikuti beberapa bulan lagi. Erika dan Oliver sedang mengumpulkan keberanian untuk mengambil sebuah keputusan yang akan berpengaruh terhadap pernikahan mereka. Sedangkan Tiffany sedang was-was berharap yang terbaik bagi Dakota karena gadis itu akan pindah ke sekolah baru dalam waktu dekat.

Tentu saja tidak ada yang tahu akankah semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Karena setelah tragedi itu terjadi, semua orang mulai berubah. Masing-masing menyalahkan diri sendiri, mereka saling menghindar untuk bertemu atau berbicara satu sama lain, dan pernikahan mereka tak pernah sama lagi.

Penasaran donk, Apa sih yang sebenarnya terjadi?

Agustus 07, 2016

Megamendung Kembar




Judul : Megamendung Kembar
Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 360 halaman, baca di Scoop
Cetakan pertama : Juli 2016
ISBN : 9786020332307

Lelah dengan pekerjaannya yang semakin menggila di Jakarta, Awie memutuskan untuk berlibur dan mengunjungi neneknya di Kalitengah-Cirebon selama seminggu. Sudah lama ia tak mengunjungi sang nenek. Apalagi tidak ada keluarganya yang tinggal bersama nenek, ia hanya tinggal bersama Mbak Tum, seorang ART yang dipekerjakan.

Di Kalitengah, Awie merasakan kerinduan neneknya akan perihal membatik. Neneknya dulu seorang pembatik yang mahir, tetapi semenjak kakek meninggal, nenek berhenti dari segala aktivitas membatik. Sayangnya, tak ada anak-anaknya yang melanjutkan kegiatan membatik tersebut.

Meskipun berhenti dari membatik, nenek masih memiliki banyak koleksi kain batik di lemarinya. Ketika ia memperlihatkan tumpukan kain tersebut kepada Awie, tanpa sengaja Awie melihat sebuah kain Megamendung yang amat menarik. Jika biasanya Megamendung berdegradasi warna tujuh macam, kain yang satu ini berdegradasi sembilan macam warna. Tentu bukan sembarangan orang bisa membuatnya, dan dilihat dari batikannya, kain ini jelas dibuat oleh nenek. Sayangnya, ketika Awie menanyakan perihal kain tersebut, nenek malah diam, membeku, mimik mukanya langsung berubah dan terlihat jelas ia tak mau membahas kain Megamendung tersebut.

Salam,

Salam,