With Malice

Judul Buku : With Malice

Penulis : Eileen Cook

ISBN : 978-0544-82930-5

Penerbit : Houghton Mifflin Harcourt

It doesn’t matter what’s true—what matters is what people believe.

Jill bangun di suatu hari dengan rasa sakit menyerang sekujur tubuhnya terutama bagian kaki. Ia membuka mata dan melihat sekeliling, lalu tersadar bahwa ia bukan berada di kamarnya yang nyaman melainkan di dalam rumah sakit. Ia takut dan kebingungan, bagaimana ia bisa sampai di sini. Apa peristiwa yang ia alami. Ke mana ayah ibunya dan ke mana Simone, sahabatnya. Simone seharusnya mengunjunginya, karena mereka berdua tak terpisahkan, mereka berdua sudah seperti saudara sendiri. 

Jill masih ingat berbagai hal. Sekolahnya, keluarganya, juga rencana pergi ke Italia selama beberapa minggu untuk belajar di sana. Bagaimana Jill bisa berangkat kalau ia dalam keadaan terluka parah seperti itu?

Masalahnya justru Jill  mengalami kecelakaan mobil di Italia dan Simone meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

Dalam dunia kecil Jill yang sibuk merehabilitasi kesehatannya, Jill hanyalah seorang pasien biasa. Tak ada yang spesial. Tetapi di luar sana, orang orang berspekulasi tentang kecelakaan tersebut. Karena Jill yang mengemudi dan tak ditemukan kerusakan pada rem mobil, orang orang mencurigai bahwa Jill sengaja menabrakkan mobil tersebut dan membunuh Simone.

Tak hanya spekulasi, pihak polisi Italia bahkan melakukan penyelidikan terhadap kasus ini dan membawa kasusnya ke pengadilan. 

Sedangkan Jill? Selain berjuang memulihkan fisiknya yang cidera, ia juga bersusah payah mencoba mengembalikan ingatannya yang hilang. Bagaimana mungkin ia sama sekali tak ingat kejadian tersebut? 

Apakah betul Jill sengaja menabrakkan mobilnya untuk membunuh Simone? 

Sesuai dengan judulnya, With Malice memang berlatarkan misteri yang berhubungan dengan dendam. Pembaca jadi menebak nebak, apakah betul Jill sengaja menabrakkan mobilnya untuk membalas dendam kepada Simone. Jika iya, karena apa? Jelas sekali Jill menganggap bahwa ia dan Simone adalah dua orang yang tak terpisahkan meski sifat dan karakter keduanya bertolak belakang.

Jill cenderung lebih kalem daripada Simone, cenderung menjadi side kick alih alih pemeran utama. Jika Simone adalah Batman, maka Jill Robinnya. Jill juga lebih realistis dalam hidupnya, ia memiliki perencanaan matang setelah lulus nanti. Jill adalah gadis yang cerdas, namun sulit untuk berbaur dengan orang lain. Jika ada di kerumunan, orang orang jauh lebih menyukai dan mudah berteman dengan Simone ketimbang dengan Jill. Ini yang membuat prasangka orang semakin kuat terhadap Jill, bisa jadi Jill marah karena menjadi yang kedua dibanding Simone. Bisa jadi Jill telah memendam dendam lama terhadap Simone.

Alur cerita novelnya tidak secepat yang saya bayangkan. Keseruannya juga bisa dibilang hampir ngga ada, karena cerita ini sebenernya lebih banyak dramanya macam We were Liars. Meski endingnya juga mudah ditebak, tapi pembaca tetap dibuat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi saat kecelakaan tersebut. Cerita dijabarkan secara bergantian, dari keadaan Jill sekarang dengan cerita cerita para saksi yang merupakan orang orang yang berhubungan baik dengan Jill ataupun Simone. 

Yang agak mengecewakan saya sebenarnya lebih ke latar ceritanya. Dengan sinopsis dab cover yang bergambar panorama cantik, saya sudah telanjur berharap kisah dalam buku ini diceritakan dengan latar kota kota cantik di Italia. Eh lha kok ternyata malah seputaran rumah sakit doank ceritanya. Kalaupun Italia disebut sebut, itupun hanya berupa cuplikan dari brosur tempat tempat yang Jill dan Simone datangi. 

Ya tapi sedikit terobati sih dengan kalimat kalimat yang layak dikutip di buku ini. Seperti yang satu ini.

Fictional boyfriends were way more satisfying, in my experience. They almost always said the right thing and when you got bored with them, you just put them back on the shelf.