Judul Buku : See Jane Run (Serpih-Serpih Kenangan)
Penulis : Joy Fielding
Alih Bahasa : Esti A Budihabsari
Editor : Rini Nurul Badriyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 556 halaman, paperback
ISBN : 978-602-03-0370-3
Cetakan Pertama : 2014
Suatu hari, Jane sedang berjalan di tengah kota ketika ia kehilangan ingatannya. Semua terjadi tiba-tiba. Ia tidak ingat siapa namanya, tak ingat di mana rumahnya, tak ingat apapun tentang keluarga atau identitasnya. Bagian depan bajunya penuh noda darah, dan ia mengantongi uang tunai $10.000 yang entah ia dapatkan dari mana dan untuk apa.
Dalam kebingungannya, ia memutuskan untuk pergi ke kantor polisi setelah sebelumnya menyembunyikan uangnya di persewaan loker. Karena ia hilang ingatan, polisi mengirim Jane ke rumah sakit untuk diperiksa. Nah, saat di rumah sakit inilah, Jane bertemu dengan seorang wanita yang mengenalinya sebagai Jane Whittaker, istri dari dokter Michael Whittaker yang cukup populer.
Ketika kemudian Jane bertemu dengan suaminya, ia khawatir suaminya akan kecewa mengetahui Jane yang hilang ingatan. Tapi toh suaminya senang dengan kembalinya Jane. Si suami ini bahkan mempekerjakan asisten untuk menemani dan merawat Jane ketika ia berkerja.
Tapi hari demi hari, ingatan Jane tak juga kembali. Dan di saat ia makin putus asa, ia tahu ada yang tak benar tentang dirinya. Ada sesuatu yang janggal pada kehidupannya. Jane hanya perlu mengingatnya. Tapi bisakah ia melakukannya?
Buku yang saya terima sebagai hadiah arisan BBI Joglosemar 2 atau 3 tahun lalu ini baruuu sempat saya baca sekarang. Itupun karena banyak blog yang merekomendasikan buku ini bagi pencinta thriller psikologis macam saya. Secara keseluruhan, saya suka dengan ceritanya. Alurnya cepat dan terus bikin saya penasaran sama kejadian apa yang sebenarnya terjadi sampai sampai baju yang dikenakan Jane saat kehilangan ingatan itu berlumuran darah. Sayangnya tokoh antagonisnya gampang ditebak, terus endingnya memang agak mengejutkan sih, tapi kesannya jadi kayak dipaksain gitu.
Udah gitu tokoh Jane bikin saya gemes bukan main. Udah jelas jelas siapa antagonisnya, tapi dia masih aja sulit percaya. Ya bisa dimaklumi juga sih ya, namanya orang amnesia, ingatan yang penting penting itu malah hilang. Udah gitu jadi insecure, nggak percayaan sama orang lain, juga sama diri sendiri.
Kalau dilihat lihat, sekilas saya jadi ingat dengan Novel Before I Go to Sleep, tentang wanita yang hilang ingatan, insecure, kebingungan, dan ending yang nggak begitu memuaskan. Bosen juga sih ya kenapa cerita novel sejenis ini kebanyakan mengambil tema wanita yang hilang ingatan. Hal ini membuat kita sebagai pembaca jadi merasa nggak yakin juga dengan penuturan mereka, karena wanita wanita ini jadi sulit untuk dipercaya. Apalagi di kisah Jane, bajunya berlumuran darah. Bagaimana kalau sebenarnya ia baru saja membunuh seseorang? Bagaimana kalau begini, begitu dsb.
Tapi lumayan kok ceritanya secara keseluruhan. Nggak terlalu membosankan, tapi juga nggak terlalu bikin penasaran.
Apaan dosa banget ini, Mbavin dosaaa~ Itu minumannya nyolotin abis. *keluar konteks*
BalasHapus