Maret 11, 2022

Everything I Never Told You

 



Judul Buku : Everything I Never Told You
Penulis : Celeste Ng
Penerbit : WF Howes Ltd
Tebal : 297 halaman (10 jam 1 menit)
Cetakan : Juni 2014, audiobook di Storytel

Lydia is dead. But they don’t know this yet

Lydia hilang. Pagi itu ketika keluarganya di meja makan siap untuk sarapan, Lydia tak kunjung muncul. Ia tak ditemukan di kamarnya, tapi barang-barangnya masih ada di tempat biasa. Dengan panik, orang tua Lydia -James dan Marilyn menghubungi sekolah, menelepon teman-teman Lydia dan melaporkan kasusnya ke polisi.

Tentu saja karena kita sudah tahu bahwa Lydia telah meninggal, kita hanya perlu menunggu jasadnya ditemukan. Sementara itu cerita bergulir bergantian dari masa lalu suami istri Lee ke masa sekarang.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Lydia? Mengapa repot repot menceritakan masa lalu James Lee dan Marilyn? Siapa sebenarnya yang mencelakakan Lydia?


Saya langsung tergoda untuk membaca buku ini setelah membaca kalimat pertamanya. Oke Lydia meninggal. Tapi mengapa ia meninggal? Tentu saja saya berharap ada penyelidikan, misteri dan pembunuhan, bukti dan alibi, tapi ternyata saya boleh dibilang kecewa di awal cerita karena yang dikupas bukanlah hal ini. Alih alih, penulis malah bercerita tentang masa muda James dan Marilyn.

People decide what you’re like before they even get to know you

Kedua orang ini memiliki tujuan hidup yang sebenarnya cukup bertentangan. James, sebagai seorang keturunan Cina, begitu ingin berbaur dengan orang Amerika. Bahkan saking inginnya, ia mempelajari dan mengajar sejarah Amerika. Tentang cowboy dan segala printilannya. Sedangkan Marilyn, dibesarkan oleh seorang ibu tunggal membuatnya makin mantap untuk menjadi wanita yang berbeda dengan ibunya. Ia ingin menjadi wanita yang tidak biasa biasa saja, ia ingin kuliah dan menjadi dokter. Hal yang cukup asing mengingat saat itu belumlah lazim bagi wanita untuk menjadi dokter.


Dari sini sebenarnya sudah bisa ditebak ke mana arah keluarga mereka terbentuk kelak. Motivasi untuk melebur meski tak pernah bisa, motivasi untuk menjadi yang "paling bisa", akhirnya menurun ke anak anak mereka. Sangatlah lazim orang tua menjadikan anak mereka sebagai boneka untuk menggapai kesuksesan yang gagal mereka raih. Meski untungnya psikologi modern sekarang sudah mulai berkembang, sehingga hal ini sudah banyak ditentang.


Di sisi lain, meninggalnya Lydia meninggalkan tanda tanya besar bagi Nath, karena ia tahu bahwa Lydia dekat dengan Jack di hari hari terakhirnya. Kecurigaan mengerucut karena Jack terkenal suka berganti ganti pacar dan hidupnya terlalu bebas.

Sejujurnya buat saya buku ini punya terlalu banyak isu untuk dibicarakan. Tapi mungkin terlalu padat sampai saya juga bingung bagaimana menjelaskannya tanpa menebar spoiler terlalu banyak. Baca saja buku ini, dan mungkin -hanya sebuah kemungkinan kita akan merasa relate dengan beberapa hal di buku ini bahkan setelah setengah abad berlalu. 

I feel sorry for Hannah, for Jack and Nath, for James and Marilyn, and for Lydia. Mereka yang mengabaikan dan terabaikan serta yang mencintai orang lain tapi tidak mencintai dirinya sendiri.

Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,