Judul Buku : Semalam di Kereta Bima Sakti
Penulis : Miyazawa Kenji
Penerjemah : Armania Bawon Kresnamurti
Pemeriksa Bahasa : Ribeka Ota
Penyunting : Reda Gaudiamo
Tebal : 114 halaman
Penerbit : Mai
Cetakan Pertama : Desember 2022
Jika Bima Sakti ibarat sungai, tiap-tiap bintang di sini adalah batu dan butiran pasir yang terdapat di dasar sungainya
Giovanni lelah karena anak-anak di sekolahnya mengolok-olok dia karena ayahnya tak pulang pulang. Di suatu malam perayaan Festival Bima Sakti, seluruh warga kota merayakannya dengan memasang hiasan-hiasan, lentera dan anak-anak sibuk membawa labu karasu-uri untuk dilarung di sungai. Tetapi Giovanni merasa kesepian, ia berjalan menuju bukit dan di sanalah keajaiban terjadi.
Ia tiba tiba telah berada di dalam sebuah kereta yang melaju di antara air sungai Bima Sakti. Bersama teman baiknya yang bernama Campanella, mereka menyaksikan lanskap langit yang berubah-ubah seiring laju kereta. Kereta ini memiliki pemberhentian bernama rasi-rasi bintang yang sering kita dengar. Angsa Putih, Salib Selatan, dan juga melalui berbagai bintabg dan rasi bintang yang membuat pembaca jadi penasaran legenda di balik rasi-rasi tersebut.
Tidak hanya berdua, lama lama gerbong itu kedatangan beberapa orang lainnya. Ada seorang pemburu burung, kondektur kereta, juga dua anak dan seorang pemuda yang tiba-tiba ada di gerbong itu.
Kira kira ke mana sebenarnya kereta itu menuju dan dapatkah Giovanni bersama Campanella kembali ke kota kecil mereka?
Sebuah cerita yang unik kalau saya boleh sebut. Apalagi cerita ini ditulis pada tahun 1930an di mana penjelasan dan nama rasi-rasi bintang belum mudah diakses dengan mesin pencari seperti saat ini. Menurut pengantar dari Ribeka Ota dan penerbit Mai, naskah ini sebenarnya tidak lengkap karena Kenji meninggal dunia sebelum menuntaskan revisi atau editan naskahnya. Sehingga di buku ini pun kita sebagai pembaca akan menemukan bagian yang ditandai sebagai bagian yang hilang atau huruf yang tidak lengkap. Untungnya tidak banyak, jadi masih bisa diikuti alur ceritanya. Lagipula untuk huruf yang tak lengkap, sepertinya dibantu dilengkapi oleh tim sehingga tidak terasa ada bagian yang hilang.
Untuk karakter, hmm Giovanni sebagai karakter utama ditokohkan sebagai anak yang sayang terhadap orang lain tapi terutama terhadap keluarganya. Ia benci ketika ayahnya diolok olok tetapi ia juga tidak mau menyakiti temannya yang mengolok olok. Giovanni memiliki sikap rela berkorban demi kebahagiaan orang lain, ini ditulis langsung oleh sang penulis.
Kasihan sekali pemuda itu..... apa yang bisa kulakukan untuk membuatnya bahagia? -hal 71
Buat saya buku ini agak tricky sih ya. Bagaimana mengorbankan diri sendiri untuk kebahagiaan orang lain tapi tidak berlebihan? Mungkin kalau buku ini dibaca bareng anak-anak yang sudah bisa diajak diskusi, kita bisa memberi pengertian bahwa rela berkorban itu baik, tapi ada batasnya lah ya. Tidak semua rela berkorban itu adalah sebuah kebaikan. Ya buat saya sih begitu. Bayangin aja diajarin rela berkorban lalu diinjek injek diperes terus terusan kan ya... Ngga baik juga.
Untuk tema buku ini, selain diceritakan dari pov anak-anak serta pesan sosial yang cukup kental, diselipkan juga nilai-nilai agama dan ketuhanan di dalam ceritanya. Ilustrasi di dalam buku ini juga cukup banyak, jadi menyenangkan membacanya.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar