Agustus 16, 2023

The Cat Who Saved Books



Judul buku : The Cat Who Saved Books

Penulis : Sosuke Natsukawa

Penerjemah : Louise Heal Kawai

Narator : Kevin Shen

5 jam 7 menit

Penerbit : Picador

Tahun terbit : September 2021




Books have tremendous power.


Kematian kakek yang terlalu mendadak membuat Rintaro Natsuki menjadi hilang arah. Setelah kematian kedua orang tuanya Rintaro hanya tinggal berdua dengan kakeknya. Lalu sekarang setelah kakek meninggal, Rintaro menjadi benar benar merasa sebatang kara. Meski ada bibinya yang masih perhatian dengannya dan mengajak Rintaro untuk pindah ke tempatnya, remaja lelaki ini merasa kebas dengan semua perasaan sedih yang menghantamnya. Ia bahkan tidak menangis di pemakaman kakeknya.

Suatu hari ketika Rintaro memandangi rak-rak di toko buku kakeknya, ia mendengar seseorang berbicara. Lebih tepatnya sih seekor kucing berbicara kepadanya. Si kucing oren bernama Tiger ini meminta bantuan Rintaro untuk pergi ke suatu tempat dan membebaskan buku-buku. Awalnya Rintaro berpikir dia mungkin berkhayal, atau stres karena kematian kakeknya. Tapi perjalanan mereka yang pertama berhasil dengan sukses. Sampai kemudian si kucing balik lagi untuk tugas kedua. Lalu tugas berikutnya dan berikutnya. 


Ternyata tak hanya Rintaro yang bisa berbicara dengan si kucing, teman perempuan Rintaro juga bisa melihat dan mendengar si kucing. Bahkan ikut bersama mereka di petualangan mereka membebaskan buku-buku. 

Saya suka karakter bibinya Rin dalam buku ini. Tidak overprotective tapi kelihatan banget kalau dia care sama Rin. Karena Rin ini diceritakan sebagai remaja SMA yang yah masih labil, jadi cara si bibi ini ngasih ruang dan waktu buat Rin menyendiri saat berkabung perlu banget dicontoh. Juga saat ia memuji Rin di akhir akhir cerita, nah kita biasanya yang tua tua ini jarang banget muji anak kita atau mereka yang lebih muda dari kita. Padahal sih buat saya itu penting banget, karena kelihatan kita menghargai anak muda tersebut.

Membaca atau bagi saya mendengarkan audiobook ini sungguh menyenangkan. Durasinya yang tidak terlalu panjang, serta punya dua hal yang saya sukai yaitu kucing dan buku. Sayangnya si kucing kurang punya peran yang banyak di buku ini. Ia seringnya cuma nganterin Rin doank, selebihnya Rin yang bekerja atau berdialog dengan para "pecinta" buku yang sebenernya menyiksa buku-buku.


Udah gitu keliatan banget kalau si penulis novel ini bener bener menganggap buku adalah benda yang amat berharga. Pujiannya terhadap buku dan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya ada banyak banget. Tapi meski baginya tokoh tokoh antagonis di cerita ini tuh melakukan kesalahan, sebenernya saya juga ngga bisa menyalahkan mereka sih. 


Contohnya di cerita pertama, ketika seorang mengaku bisa membaca ratusan buku per bulan. Tapi ia tidak menyusun buku-bukunya dengan cermat, ada edisi yang terlewat atau ada bagian seri yang tidak tahu di mana letaknya. Udah gitu rak bukunya digembok pake gembok gedeee. Ya ini salah, kata Rin. Ya tapi menurut saya nih ya, duit duit dia kenapa jadi Rin yang ngurus kalau emang dia mau beli buku banyak dan ngoleksi doank alias bacanya entah kapan?


Ada lagi di cerita ketiga ketika seorang pimpinan penerbitan menerbitkan buku-buku hanya untuk mengejar keuntungan. Dia ga peduli sama isi bukunya, yang penting perusahaan bisa jalan. Rin ama si kucing tabby ngerasa kalau yang ia lakukan itu salah. Ya menurut daya emang kurang bagus sih kalau cuma nyari untung doank, tapi kan perusahaan itu punya karyawan dan untuk ngegaji karyawan kan butuh uang. 


Ya maksud saya, ngga bisa main judge lho ini tuh salah ini harus begini, buku itu harus dibaca kalau perlu dibaca ulang (seperti di cerita pertama). Atau ngga perlu baca cepet cepet apalagi baca sinopsisnya doank buat ngejar target. Lah ya kalau ga mau baca ulang ya kan gapapa jugaaa. Kalau memang maunya baca sinopsis kan ya juga ga papaa, apakah buku terus jadi sakit hati karena ngga dibaca?


Yaaa ini sih pendapat saya pribadi ya. Sebenernya secara keseluruhan sih saya enjoy aja baca buku ini, cuman mungkin ada kesulitan di sedikit istilah Jepang di dalamnya. Maklum karena pake audiobook jadi agak meraba raba, iki wong sakjane ngomong opo. Hikokomori salah satu istilahnya. Ada juga sliding door yangg aduh saya lupa namanya. 


Selebihnya saya suka bagaimana si penulis begitu mengapresiasi buku, memuji muji keunggulan suatu buku, karena ya memang buku tuh sebenernya memang sedahsyat itu. *tsaah






Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,