September 07, 2013

Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa (Kumpulan Cerita Absurd)







Judul Buku : Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa (Kumpulan Cerita Absurd)
Penulis : Maggie Tiojakin
Editor : Mirna Yulistianti
Cetakan Pertama : Juli 2013
Penerbit : Gramedia Pusataka Utama
ISBN : 978-979-22-9616-7

Ab.surd adj. Tidak masuk akal, bodoh, konyol, tidak layak (Hal. awal SKTLA)

Saya sempat bingung membedakan apa itu abstrak dan absurd, buat saya semuanya sama-sama membingungkan. Biasanya hal ini terjadi pada karya lukisan yang saya lihat, jarang sekali ke-absurd-an saya temui dalam sebuah karya sastra. Jadi ketika ada tawaran untuk mereview buku Maggie Tiojakin yang baru, saya langsung bersemangat mendaftar. Tanpa khawatir bahwa nantinya saya benar-benar bisa tersesat dalam perjalanan membaca buku ini.

Terdiri dari empat belas cerita utama, di sini hanya akan kalian temukan beberapa cerita pendek yang sangat berkesan buat saya setelah lembar terakhir buku ini saya tutup.


Pertama, ada cerita berjudul ’Dia, Pemberani', cerita yang anehnya setelah selesai dibaca malah membuat saya menitikkan air mata, ikut gelisah bersama Zaleb yang memiliki seorang Suami bernama Masaai. Lelaki ini seorang pemberani, atau sedikit saya bisa sebut dia gila, karena sering mengadu nyawanya dengan bahaya. Lompat dari gedung tinggi, menyelam di kedalaman laut, berlarian dikejar banteng hanyalah sedikit kegiatan yang pernah Masaai lakukan. Zaleb sudah seringkali melarang kepergiannya, tapi demi cinta atau apa yang tersisa darinya, Zaleb kembali dan kembali melepaskan ke manapun suaminya pergi.


”Cinta adalah sebuah pengertian”, Hal. 143




 Cerita berjudul Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa merupakan favorit kedua saya. Tentang empat prajurit astronot yang terdampar di Planet Merkuirus, Sang Kapten, Yureko, Abatul dan Koveer. Merkurius adalah planet yang gersang, panas, dan hampir semua yang ada di sekitar mereka hanyalah abu-abu. Roket yang mereka tumpangi sudah hancur, jadi yang mereka lakukan hanya berjalan ke satu arah berharap kejaiban terjadi, mungkin, sehingga mereka bisa kembali ke rumah mereka yang nyaman di Bumi. Lalu siapa yang bertahan dan menang? Ia yang bersabar atau ia yang menyerah menemukan jalan pulang?
Membaca kisah ini, kemudian saya ketahui dari ekstra yang diberikan penulis, saya melanjutkan membaca kisah ’Hujan Berkepanjangan’ karya Ray Bradbury di situs fiksilotus.com yang telah menginspirasi penulis untuk membuat kisah SKTLA. (penasaran? Kunjungi sendiri websitenya ya :p)

Saksi Mata adalah kisah para saksi mata yang diam-diam mengetahui sebuah tragedi terjadi di dekat rumah susun mereka. Seorang wanita sepertinya sedang mendapat masalah, tapi alih-alih menolong, para saksi mata ini berbuat seolah mereka tidak tahu apa-apa. Jendela-jendela ditutup, pintu dikancing, selimut dirapatkan. Tanpa mereka sadari bahwa sebenarnya mereka mungkin bisa menyelamatkan seorang manusia jika saja mereka bersikap lebih peka.


Kristallnacht dikisahkan dengan cara yang berbeda. Melalui dialog antara seorang wanita dengan pewawancara, kita diajak kembali menyusuri masa kecil Si Wanita yang dikelilingi diskriminasi di negaranya. Tadinya saya berharap ada akhir yang menyenangkan (bagi saya, mungkin) tetapi ternyata penulis mengeksekusi akhir cerita dengan cukup kejam. Saya tidak yakin apakah itu artinya kebahagiaan atau derita bagi Si Wanita sendiri.


Kristallnacht atau crystal night adalah saat di mana pengikut partai Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler melancarkan pogrom besar-besaran; menyerang kediaman, tempat usaha dan tempat ibadah warga Yahudi di Jerman dan Austria pada tahun 1938 dalam periode dua hari”, -Hal. 239


Kota Abu-abu menurut saya bercerita tentang passion, harapan serta keinginan untuk keluar dari rutinitas yang membayangi. Tentang sepasang suami isteri yang tinggal di sebuah kota berwarna abu-abu. Orang-orang yang mereka kenal menyarankan agar mereka keluar dari kota itu dan menikmati warna-warna lain. Pergi ke negara dengan empat musim, merasakan lembutnya salju, menikmati guguran daun atau bersyukur atas langit biru dan bunga-bunga berwarna cerah. Tapi toh, hanya satu saja yang akhirnya memutuskan pergi, meski berarti ia meninggalkan pasangannya di kota abu-abu, entah sementara, entah selamanya.

Masih ada cerita-cerita lainnya, Tak Ada Badai di Taman Eden; Lompat Indah; Fatima; Panduan Umum Bagi Pendaki Hutan Liar; dies irae, dies illa; Labirin yang Melingkar-lingkar dalam Sangkar; Ro-Kok, Suatu Saat Kita Ingat Hari Ini; dan Jam Kerja yang juga menarik untuk dinikmati. Tentu saja kisha-kisah ini, yang tidak saya ceritakan kembali, adalah cerita-cerita yang menurut saya memiliki ke-absurd-an lebih tinggi. X)

Tak hanya 14 cerpen dalam bahasa Indonesia, Penulis juga menyisipkan 5 cerita pendek dalam bahasa Inggris sebagai bonus. Keren, kan? Belum lagi ada ’Extra!’ yang mengupas SKTLA secara singkat dengan penggambaran secara keseluruhan.

Membaca kumpulan cerpen ini rasanya benar-benar absurd, mulai dari pemilihan nama yang janggal atau akhir cerita yang dibiarkan menggantung oleh penulis. Tak ada happy ending seperti lazimnya cerita pendek, di buku ini Anda akan benar-benar menemukan ’sepenggal kisah manusia’, persis seperti definisi cerita pendek yang melekat di ingatan saya sejak SMA.

Anehnya, keabsurdan ini tak lantas membuat kepala saya pusing, yang ada malah saya jatuh cinta dengan keabsurdannya, keindahan pemilihan kata dan kepiawaian penulis dalam memperlihatkan detail latar cerita. Saya ambil contoh :


”Bangunan ini sudah lebih dari seratus tahun usianya. Pilar-pilar yang menopang atapnya menunjukkan warna semu abu-abu. Tak ada lagi lapisan cat dinding yang tersisa. Langit-langit di atas kami pun sudah lama menyerusuk ke bawah, menggantung pasrah.....”-Hal.123


Atau yang ini :


”Tarian wanita bergaun merah semakin jadi di kepala. Irama Jantungnya bertabuh tak karuan. Sebuah ritual jiwa. Kabut datang, kabut pergi.”- Hal. 137


Nah, semakin penasaran dengan buku ini? Beli dan bacalah. Seperti kata penulisnya,

”Jangan khawatir, pada titik ini seharusnya Anda sadar : semua orang tersesat.”

(Terima kasih atas kesempatan tersesat di buku ini, Kak Maggie. Semoga suatu hari kelak karyamu bisa membuatku tersesat lagi)

Mau tau lebih banyak tentang SKTLA? Kunjungi saja tumblr nya :)
1 komentar on "Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa (Kumpulan Cerita Absurd)"
  1. kalau tersesat ama nyasar beda ya kak #dikeplak
    good review :)

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Salam,

Salam,