Slide Show

Februari 29, 2012

Wishful Wednesday #1

Kali ini mau ikutan Blog Hop-nya Mbak Astrid. Judulnya "Wishful Wednesday".



Buat yang mau ikutan, ini ada beberapa aturan mainnya :)

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 Nah, karena aku ikutaaan...  Rabu ini aku mau ber'wishful' salah satu buku yang aku incer baru-baru ini karena terkompor oleh promo penerbitnya. Terlebih suka sama sinopsis ceritanya..

Buku itu adalah :


Sinopsisnya bisa dilihat di sini


Baru-baru ini diterbitin oleh Penerbit Qanita dan setelah baca sinopsisnya, membuat saya langsung jatuh cinta pengen baca. Ehm, maklum, saya termasuk yang 'gandrung' sama yang berbau Romeo-Juliet-Shakespeare. Film Romeo Juliet udah berkali-kali saya tonton, juga 'Shakespeare in Love' yang kemaren diputer di salah satu Channel Tipi Kabel. Tiap ada re-runnya juga saya tonton. XD. Ada lagi Film Letters to Juliet yang membuat saya juga makin jatuh hati sama legenda cinta sepasang muda-mudi ini.


Terlepas dari harga buku ini yang 'mahal' (soalnya buku sexy : tebel), saya masih berharap suatu saat nanti bisa membeli buku ini. Suatu hari nanti. Meski sekarang masih belum bisa beli :)
 

Gajah Selalu Ingat (Elephants Can Remember)


Pencinta novel detektif pasti sudah tak asing lagi dengan Agatha Christie. Kali ini ia muncul dengan kisahnya tentang Gajah. Emm.. bukan ‘Gajah’ dalam makna sebenarnya. Tetapi yang ini diambil dari sebuah ungkapan, ‘Gajah selalu ingat’. Suatu hari, Mrs. Ariadne Oliver, Sang penulis novel detektif terkenal, menghadiri perjamuan makan siang para pengarang. Awalnya semua berjalan lancar, ia gembira dapat hadir dan berbaur bersama mereka, makanan yang disajikan juga lezat, tapi ketika ia bertemu dengan Mrs. Burton-Cox, kebahagiaan itu hilang.

Mrs. Burton-Cox datang dengan topeng ‘penggemar’ sambil memuji-muji karya Mrs. Oliver padahal ia memiliki tujuan lain. Ia bertanya apakah Mrs. Oliver tahu tentang peristiwa kematian orangtua dari salah satu anak baptis Mrs. Oliver yang bernama Celia Ravenscroft. Suami Isteri Ravenscroft ditemukan mati dengan luka tembakan di masing-masing kepala dengan pistol yang diketahui milik Sang Suami. Kasus kematian tersebut masih menjadi misteri bagi banyak orang, karena penyelidikan kepolisian tidak dapat menemukan alasan yang tepat mengapa mereka bunuh diri, atau jika itu dilakukan orang lain mengapa tidak ditemukan jejak petunjuk yang mengarah ke sana.

Mengapa Mrs. Burton-Cox ini tertarik pada kasus Ravenscroft? Ternyata anak lelakinya, Desmond, berencana akan menikah dengan Celia. Seperti Ibu-ibu lainnya yang khawatir tentang anak kesayangannya, Mrs. Burton-Cox was-was apakah kematian itu karena masalah psikologis yang mungkin bisa diturunkan ke Celia?

Nah, Mrs. Oliver yang awalnya tidak mau ikut campur membahas masalah tersebut, diam-diam penasaran juga apalagi karena Lady Ravenscroft adalah sahabatnya sejak kecil. Maka ia menghubungi Mr. Hercule Poirot, Sang Detektif yang sudah sering membahas kasus bersamanya, untuk membantu memecahkan misteri ini.

 

Informasi demi informasi dicari dari banyak orang yang sekiranya dekat dengan keluarga Ravenscroft, terutama dari para ‘Gajah’, yaitu orang-orang yang memiliki ingatan kuat tentang keluarga tersebut. Baik Celia ataupun Desmond ternyata juga berminat menemukan titik penyelesaian akan kasus ini, karena Celia sangat mencintai orang tuanya dan Desmond juga sangat mencintai Celia.

Setelah dihimpun, diteliti dan dipilah-pilah menjadi alur yang dapat diterima dan menunjukkan titik terang, ternyata kasus ini memang bukan bunuh diri biasa! Tapi akankah Oliver dan Poirot sanggup memberitahu kejadian yang sebenarnya terhadap Celia ataupun Desmond?

Sebab mungkin biarlah masa lalu tetap menjadi masa lalu, yang harus kita pikirkan adalah sekarang dan masa depan, sebab itu yang akan kita jalani, kan?


Awalnya saya berharap menemukan kasus yang menantang untuk dipecahkan, terutama karena Agatha Christie terkenal akan cerita-cerita detektifnya yang bahkan sudah sering difilmkan. Tapi sayangnya untuk kasus ini saya tidak dapat menemukan adegan seru atau mendebarkan, semuanya terkesan datar. Apalagi alurnya yang cukup lambat membuat saya agak males membacanya. Yang asyik adalah, detail-detail yang dimunculkan Agatha sebagai kunci cerita ini cukup banyak meski berulang-ulang muncul. Ini membuat saya sebagai pembaca mampu menebak bagaimana akhir cerita, jadi saya seperti ikut merangkai puing-puing yang ditemukan Poirot dan Oliver. Sebab biasanya di cerita detektif, pembaca sering disodori ending cerita yang’tiba-tiba’.

Cover buku yang menarik serta synopsis di belakang buku adalah penarik minat saya membaca buku ini. Terjemahan yang cukup lancar meski terkesan berat dan masih ada beberapa istilah atau ungkapan yang masih dibiarkan seperti aslinya membuat saya cukup nyaman menikmatinya.

Novel Elephants Can Remember ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1972 di Inggris, mendapatkan kritik yang cukup keras karena berdasarkan The Cambridge Guide to Women's Writing in English , Agatha Christie dianggap kehilangan ‘sentuhannya’ yang biasa hadir. Robert Barnard, seorang penulis dan kritikus novel criminal juga menganggap karya Agatha yang satu ini terlalu berbelit dalam percakapannya.

Bagi saya, membaca karya salah satu penulis terkenal sepanjang masa ini tetap merupakan suatu kesenangan tersendiri. Buku ini menyadarkan saya, bahwa seorang penulis yang sukses pun tetap pernah merasakan jatuh dalam karyanya.

3 bintang untuk Gajah. :)










Judul Buku : Gajah Selalu Ingat (Elephants Can Remember)
Penulis : Agatha Christie
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Ketujuh : November 2007
ISBN : 979-22-2870-5

Februari 26, 2012

Ten Things We Did (and Probably Shouldn't have)

Judul Buku : Ten Things We Did (and Probably Shouldn't have)
Penulis : Sarah Mlynowski
ISBN : 978-0-06-170124-5
Harper Collins Publisher





Ten things that i have found in this book :

  1. Imagine 2 girls +1 house - the parents! it is chaos but it is really fun!
  2. Unless suddenly you have to start learning to cook, shop and take care of your financial things.
  3. Unless your boyfriend cheat you with another girl!
  4. But still, no parents is… what we should name that? hmm..  cool!! And you can have your own party!
  5. Hang on, You should be aware of the police patrol on duty to handle the noise from your party.
  6. Sometimes we need to 'move on'.
  7. Maybe we need to get into a dangerous problem to awaken and grown us up.
  8. You will not want to give your virginity away to someone, because it is dangerous!
  9. "People found running to something easier than running from something."
  10.  4 stars for the cover, the plot, and the Hudson!
  
The plot was a bit slow at the beginning of the story. But the author can make the reader still enthusiast by inserting some flashbacks story in it. Many moral messages conveyed on this story. Strong characterizations and fairly complete for many prominent story, the language is simple and easy to understand, and close to the life of a typical teenager. And the ending is also quite a sweet story. :)
Februari 24, 2012

Manusia-manusia paling Misterius di Indonesia

Kali ini penerbit bukukatta hadir lagi dengan buku ‘misterius’ lainnya. Berisi sepuluh tokoh Indonesia yang jejak kehidupannya begitu misterius, kita diajak kembali menyusuri sejarah negara kita. Diawali dengan kisah Gajah Mada, kita dikembalikan ke abad ke-14 saat-saat keemasan Kerajaan Majapahit.

Gajah Mada, yang terkenal akan Sumpah Palapa, memiliki asal-usul yang tidak diketahui kebenarannya. Demikian juga tentang akhir hayatnya, ada yang berpendapat Gajah Mada moksa (menghilang secara gaib) dan ada pula yang berpendapat ia meninggal karena sakit. Di buku ini diceritakan riwayat Gajah Mada berdasarkan berbagai literatur seperti kitab Nagarakretagama , Kidung Sunda, Pararaton, juga dari Buku Muhammad Yamin yang berjudul Gajah Mada : Pahlawan Persatuan Nusantara.

Cerita berikutnya adalah kisah Syekh Siti Jenar yang kisahnya sangat kontroversial karena ia dikenal merupakan wali sesat yang dihukum mati oleh Wali Songo. Tapi benarkah demikian? Di sinilah diceritakan kehidupan Siti Jenar sampai misteri tentang apa yang diajarkannya tentang makna ketauhidan. Mengapa ia disebut wali yang sesat? Jangan-jangan perseteruan Siti Jenar dengan Wali Songo hanyalah Mitos belaka? Inilah yang dikupas oleh penulis dari berbagai sumber literatur sehingga menghasilkan ringkasan kisah yang padat tapi tetap misterius.


Siapa tokoh misterius selanjutnya? Mari kita bahas sedikit tentang Supriyadi, seorang tokoh Sejarah Indonesia yang terkenal terutama saat pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) terjadi di tahun 1945. Ia pernah dipilih menjadi Menteri Keamanan Rakyat tetapi tidak pernah hadir untuk menerima amanah tersebut. Ia hilang, keberadaannya seketika lenyap setelah peristiwa pemberontakan PETA berlangsung. Mengapa orang ini sedemikian misteriusnya? Apa yang ia sembunyikan, atau dari apa sebenarnya ia bersembunyi? Di tahun 2008 pernah ada seorang laki-laki yang mengaku bahwa ia adalah Supriyadi, namun benarkah lelaki itu orang misterius yang dulu pernah hilang itu? Bagi saya, kisah Supriyadi ini benar-benar menyimpan misteri...



Tak hanya sejarah yang menjadikan orang-orang di buku ini misterius, Sudjana Kerton adalah satu-satunya tokoh dalam buku ini yang menjadi misteri karena pengalamannya dengan Benda Terbang Aneh (BETA). Seorang pelukis terkenal yang karyanya pernah dipilih UNICEF untuk dicetak pada kartu natal ini menceritakan pengalaman ‘unik’nya ketika terjadi pertama kali saat ia tinggal di Amerika dan terulang kembali ketika ia tinggal di rumahnya di Dago Pakar, Bandung. Anda sering mendengar pengalaman dengan alien dari cerita-cerita orang luar negeri kan? Nah, di buku ini Anda diajak mendengarkan cerita orang negeri sendiri yang menurutnya pernah ‘berinteraksi’ dengan makhluk luar angkasa tersebut.

Belum puas dengan kisah empat orang di atas? Tenang, Anda akan dapat lagi! Ada Hang Tuah, Ronggowarsito, Si Pitung, Tan Malaka, Kahar Muzakkar, dan Syam Kamaruzaman yang siap membuka ke’misterius’annya dengan Anda.

Penulis dengan runut mampu membeberkan sebuah peristiwa lengkap dengan sumber literatur yang ia gunakan. Meski ada beberapa cerita sejarah yang tidak terlalu saya ingat (ketahuan deh kalo nilai sejarah saya dulu di sekolah jelek XD) tapi tidak mengurangi ketertarikan saya dengan orang-orang yang diceritakan di dalam buku ini. Huruf yang cukup memanjakan mata pembaca serta ukuran buku yang tipis juga membuat saya betah membacanya karena inginnya segera mengetahui apa saja kemisteriusan manusia-manusia dari Indonesia ini.

Seperti kalimat Charles Dickens yang terselip di kata pengantar

“Suatu kenyataan menakjubkan untuk direnungkan, bahwa setiap manusia merupakan rahasia besar dan misteri bagi yang lainnya.”


Judul Buku  : Manusia-manusia paling Misterius di Indonesia
Penulis : Anton W.P
Desain sampul dan Layout : Yudhi Herwibowo
Penerbit : bukukatta
Cetakan pertama  : 2012
ISBN : 978-979-1032-71-1
Tebal : 126 halaman, paperback

Nights in Rodante (Malam-malam di Rodanthe)


Judul Buku :  Nights in Rodanthe (Malam-malam di Rodanthe)
Penulis : Nicholas Sparks
Alih Bahasa : Marina Suksmono
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama ; November 2006
ISBN : 979-22-2473-4




Ketika anak perempuannya depresi karena kehilangan sesorang, Adrienne Willis memutuskan ini adalah saat yang tepat untuk bercerita tentang rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

Cerita ini berawal di sebuah hari di tahun 1988. Setelah suaminya meninggalkan Adrienne demi perempuan lain, kehidupan Adrienne menjadi kacau. Anak-anak yang frustasi, Ayah yang sakit dan keuangan yang mencekik membuat Adrienne menerima tawaran Jean, temannya, untuk menjaga penginapan kecil di kota kecil, Rodanthe. Jean memberitahukan bahwa akan ada seorang tamu lelaki bernama Paul Flanner yang akan tinggal di penginapan tersebut selama Jane pergi, karena itu ia meminta tolong Adrienne menjaga dan mengurus penginapan.

Pertemuan Adrienne dengan Paul ternyata membawa keduanya ke cinta yang selama ini dirindukan. Pernikahan masing-masing yang berakhir dengan kacau pada awalnya membuat mereka berdua khawatir. But love is strong, of course. Mereka jatuh hati dan memutuskan menjalani cinta itu selama mereka memiliki waktu di penginapan, sebab Paul telah mengatur jadwal untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya di Ecuador. Dan Adrienne mengizinkan Paul pergi untuk kembali lagi setahun kemudian.

Sparks dengan pandai mengemas berbagai bentuk cinta dalam buku ini. Penokohan yang kuat dan karakter ‘tak sempurna’ yang dihadirkan juga memberi warna pada kisah percintaan Adrienne dan Paul. Kehilangan tentunya adalah sebuah pemicu yang baik bagi seseorang untuk berkisah, mengenang masa lalu atau merencanakan masa depan, dan itu yang dihadirkan Sparks lewat malam-malam di Rodanthe.

Kisah romantis yang tidak berlebihan memang sudah menjadi ciri khas Sparks, tentunya dengan akhir cerita yang membuat pembacanya labil memutuskan apakah ini happy ending atau sad ending. Meski diceritakan dengan alur yang lambat, tapi Sparks dengan baik mampu membawa romansa yang terjadi di penginapan terceritakan dengan baik sehingga tidak membuat pembaca bosan. Penyampaian jalan cerita juga diceritakan secara bergantian, kadang mundur mengisahkan Adrienne dan Paul, tetapi sesekali dibiarkan maju ke masa sekarang ketika Adrienne bercerita pada Amanda, anaknya.

Nights in Rodanthe bahkan telah difilmkan pada tahun 2008 dengan Diane Lane sebagai Adrienne dan Richard Gere sebagai Paul Flanner. Sayangnya banyak kritik buruk yang diberikan pada filmnya, padahal pada novelnya mendapat sambutan yang baik.


Sebuah kisah kehidupan yang emosional, kisah romantis yang disampaikan dengan indah, kekuatan kehilangan, cinta dan kesabaran, tulus kasih dan rasa sayang, semua hal dalam buku ini membuat saya rela memberikan 4 bintang.

Patut dibaca oleh Anda yang rindu akan cinta. Akan kisah romantis novel yang lebih berwarna!

Aku dan Buku

Apa yang terjadi jika 35 pencinta buku diberikan kesempatan untuk mengeluarkan kisahnya tentang ‘aku dan buku’? Rame. Percayalah, itu yang saya rasakan setelah menikmati setiap kisah yang tertuang dalam buletin Pawon yang kali ini terbit spesial dalam bentuk buku.

Ada apa dengan kamu dan buku? Ada banyak cerita yang berwarna pastinya. Kita seperti menunggangi mesin waktu dan pergi bolak-balik ke berbagai tahun yang bersejarah bagi mereka. Bagi kisah-kisah yang tertuang dengan kalimat indah dan menggugah. Jujur, saya butuh lebih dari seminggu sampai bisa melahap habis semua sajian ‘kata buku’ yang disuguhkan.

Pergi ke jaman Bung Karno atau kembali dengan kisah pembaca chicklit, duduk mendengarkan kisah Rabi’ah atau terlempar kembali ke buku karya Seno Gumira Ajidarma. Disuguhi Karl Max, Les Miserables, Jhumpa Lahiri, Ronggeng Dukuh Paruk, Soe Hok Gie, ah.. ada masih banyak lagi buku-buku yang ‘berkisah’ di sini. Tak ada cukup ruang atau tempat bagi saya mengisahkannya kembali, sebab kali ini yang terbaik adalah Anda membacanya langsung dan menghadapi sendiri ‘perjalanan’ yang saya ceritakan sedikit tadi. Jangan khawatir, jika Anda ingin jalan-jalan, maka para pengisah ini akan membawakan ceritanya dalam ruang tempat yang berbeda. Medan, Gorontalo, Bandung, Solo, Hong Kong, Jakarta, Banten, Solo adalah beberapa kota yang akan kita kunjungi saat membaca buku ini.


Sungguh, saya kehabisan kata menceritakan buku ini karena ada banyak kisah yang tertuang di dalamnya. Suka, duka, bahaya bahkan kisah cinta juga terjalin cantik menjadi satu kesatuan yang sama, ini tentang aku dan buku. Tentang cinta dan kebutuhan, tentang sandaran dan penopang, dahaga dan kerakusan yang tak sirna.

Ini tentang mereka dan buku, sejarah dan kisah, serta paduan kata yang indah.

“Kapan pertama kali kau menyadari bahwa jika ada buku, semua akan baik-baik saja?”-Truly Rudiono


Judul Buku : Aku dan Buku
Diterbitkan oleh Pawon, dalam rangka 5 tahun ‘keajaiban’nya.

Membuku | Endy Saputro
Aku dan Buku-buku | Truly Rudiono
Dari Socrates sampai Soekarno: Jendela yang Selalu Menggoda | Halim HD
Sekelumit Buku dan Saya, Saya dan Buku | Ichwan Prasetyo
Tuah Kelenjar Bekisar Jantan | Gunawan Tri Atmodjo
Oase yang Tak Pernah Kering | Andri Saptono
Buku Pramoedya, Mengapa Aku Menulis? | Arif Saifudin Yudistira
Buku yang Menggugahku | Saiful Achyar
Dunia yang Belum Dikabarkan | Beni Setia
Kapan Aku Membacanya? | Agus Budi Wahyudi
Menziarahi Buku, Mencerap Ilmu | Munawir Aziz
Buku Merah dan Nafsu Buku | Bandung Mawardi
Rumah Buku dan Rumah Kebebasan | Afrizal Malna
Buku Imam Ghazali dan Rabi’ah yang Masih Terus Memanggil Saya | Puitri Hati Ningsih
Amru Khalid Bangkitkan Aku Berdiri | Pandan Arum
Antara Cinta dan Cerita | Fanny Chotimah
Pertanyaan dan Penasaran | Indah Darmastuti
Aku dan Buku: Kalau Jodoh, Takkan Kemana | Li Na
Riwayat Buku dan Hal-hal Pertama dalam Hidup Saya | Syam Sdp Terrajana
Sepucuk Doa di Sampul Buku | Sartika Dian Nuraini
Membaca dan Membukukan Kota | Akhmad Ramdhon
Aku dan Buku | Uun Nurcahyanti
Samadi dalam Kelana Kata | Priyadi
Aku Merindu Buku | Rahmah Purwahida
Asyik-Masyuk Bersama Buku | Budiawan Dwi Santoso
Buku, Telinga, Mata | Muhammad Milkhan
Hadiah dari Semesta | Nikotopia
Mengingat Ragawidya | Yunanto Sutyastomo
Berjalan Bersama Karl May | Tulus Wijanarko
Jembatan dan Pengikat | Sanie B. Kuncoro
Buku dan Kegilaan | Geger Riyanto
Aku dan Buku: Takdir Tak Terelakkan | Asni Furaida
Bocah Kecil di Antara Pearl dan Willow | Yudhi Herwibowo
Nasib Karya | Han Gagas


Februari 19, 2012

Melepas Ranting Hati


Judul Buku : Melepas Ranting Hati
Penulis : Sanie B. Kuncoro
Penyunting : @angtekkhun
Penerbit : Gradien Mediatama
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 184 halaman, paperback

Momen ini sudah terpikirkan sebelumnya dalam pikiran Lare, gadis yang tidak suka alpukat ataupun kopi, bahwa Karin akan mendatanginya membahas hubungannya dengan Giri. Tiga tahun hubungan Karin dengan Giri ternyata tidak berlalu dengan baik. didasari sifat Karin yang terlalu protektif mengekang kebebasan Giri sebagai lelaki.

Hadirnya Lare di antara kisah percintaan mereka tak urung membuat Karin resah, sudah pasti ia tidak akan mau kehilangan lelaki yang sangat dicintainya itu. Namun mengapa Giri memilih Lare? Apa yang bisa diberikan Lare sehingga ia menggeser posisi Karin di hati Giri? Siapa yang akan mundur dalam mendapatkan hati Giri, Akankah Karin atau Lare?

Ini adalah sebuah kisah yang menjadi judul utama dalam Buku karya Mbak Sanie kali ini, Melepas Ranting Hati. Buku yang terdiri dari 12 cerita pendek tentang cinta, kehidupan, mimpi, taruhan dan pilihan ini menawarkan sisi lain romansa manusia.

Sayangnya ada banyak inti cerita yang diulang lagi di cerita dengan judul berbeda.  Apalagi diletakkan dalam susunan yang berurutan, ini membuat saya sebagai pembaca jadi berpikir, ‘Tunggu. Kok ceritanya gini lagi? Kok kalimat percakapannya hampir sama?’

“Kalau kau tidak bisa memilih, kami yang akan menentukan.”-Hal.34
“Kalau begitu, kami yang akan melakukannya -Hal.48

Atau dua cerita yang berbeda dengan tokoh utama yang namanya sama. Sebut saja Giri di ‘Melepas Ranting Hati’ dan muncul lagi di ‘Kidung Hutan Cemara’. Atau Geld di ‘Di Ambang Hari Valentin’ dan ‘Lembah Kali Kuning’. Serta adanya kejanggalan nama tokoh dalam cerita berjudul ‘Anyelir Putih’, sebenarnya bernama Kenanga atau Mega?

“Kenanga menggelengkan kepalanya. Matanya muram. Hans tahu, Mega kecewa sekali padanya.”-Hal. 80

Serta bunga anyelir putih yang tiba-tiba menjadi pokok cerita tanpa diketahui darimana asal mula kisahnya. (Entah ini kekeliruan dalam meng-cut cerita dengan sengaja atau tidak)

Tapi dari semua cerita pendek di buku ini, ada satu yang paling saya suka, yang berjudul ‘Camar Terakhir’. Latar cerita di pantai seakan memberi kesegaran saya dari cerita –cerita sebelumnya yang sering menyuguhkan episode memanjat gunung. Pesan kesungguhan dan semangat yang diceritakan lewat tokoh utamanya juga membuat warna lain cerita tentang cinta di buku ini.

Dengan bahasanya yang puitis dan pesan-pesan yang terselip di dalam cerita, Mbak Sanie terampil dalam mengolah kata demi kata ceritanya.

Sebuah pesan yang saya temukan di halaman 153, contohnya.
“Kamu benar. Untuk bisa dihargai, seseorang harus punya harga diri.”

3 bintang untuk buku ini. Buku yang asyik untuk dinikmati terlebih bagi Anda para pencinta suasana pegunungan yang menjadi latar cerita.


Life Traveler


Adalah seorang Windy yang berbagi pengalamannya dalam perjalanan kehidupan lewat buku ini. Tentu saja semua orang pernah melakukan perjalanan, pergi ke kantor, ke sekolah, ke kampus, bahkan ke pasar pun tentunya sudah termasuk ke kategori ‘perjalanan’. Tapi tak semua orang mampu bercerita pengalaman perjalanan seperti yang Windy ceritakan di buku ini. Ia berbagi, mengajari, dan menyadarkan pembaca tentang makna lain yang bisa kita dapatkan dalam sebuah perjalanan.

Sebelum melakukan perjalanan, Windy membantu kita berkemas terlebih dahulu. Sambil mempersiapkan daftar dan tips-tips barang ataupun peralatan yang harus kita bawa, ia menyelipkan satu pikiran yang berkesan bagi saya (lihat, padahal ini baru di awal cerita!).

“Proses berkemas selalu menarik. Kita harus memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting. Kita belajar memutuskan.” – Hal.8

Windy mengajak kita bercengkerama di Vietnam, Kamboja, Praha, Czech Republik, bahkan berburu Louis Vitton di Paris. Dengan bahasanya yang bersahabat dan cara bertutur yang apik, ia mampu membuat pembaca ikut hadir dalam tempat yang sedang ia ceritakan. Ini seperti duduk di sebelahnya sambil menikmati pagi, turut mencium manisnya buah saat ia berbelanja di Swiss, atau duduk melamun sambil mengamati keindahan alam yang bergantian tampil di jendela bus.

Di dalam buku ini juga diselipkan cerita tentang cinta yang ditemui Windy dalam berbagai rupa di perjalanannya.
“Jatuh cinta membuat siapa saja menjadi penuh. Dan buncah karena bahagia.” – Hal.107
Cinta itu ia temui dalam dua orang yang duduk diam di taman, dalam mahasiswa yang saling suap di kedai makan Ha Noi, dan sedikit kisah cinta Windy sendiri dengan pasangan perjalanannya di North Carolina.

Tapi buat saya, perjalanan Windy yang paling berkesan di buku ini ada di Frankfurt, Jerman!! Cara penulisan yang berbeda mungkin menjadikan cerita ini lebih menarik. Mungkin juga karena saya sendiri punya impian untuk dapat menapaki Negara ini, entah kapan atau bagaimana caranya. Tapi sungguh, setiap cerita yang membawa oleh-oleh tentang kehidupan Jerman selalu memesona saya, seakan mereka melambaikan tangan mengajak saya secepatnya datang ke sana. XD

Tak hanya perjalanan, tapi Windy mengenalkan pembaca kepada satu sosok wanita pemandu perjalanan, Marjolein, yang sangat suka memandu orang-orang Indonesia yang melakukan perjalanan di Perancis, karena membuatnya lebih dekat dengan Indonesia. (Ingat, bahwa Mer sendiri bukan orang Indonesia).

“Saya belajar banyak dan lebih dalam tentang hubungan dengan manusia dari orang Indonesia.”- Hal.313

Terkadang memang butuh orang lain untuk menunjukkan betapa sebenarnya kita sedang menggenggam sebuah harta yang amat berharga, Negara kita, Indonesia.

Setelah berlika-liku dalam perjalanan, mari kita membahas sedikit tentang pulang, tentang rumah yang diceritakan Windy melalui kisah 24 jamnya di Bandara Chicago. Dalam sosok wanita tua di sebuah kedai di bandara, terseliplah pertanyaan yang menyadarkan Windy bahwa Wanita tersebut adalah sebuah pelajaran, sebuah hidup itu sendiri.
“Going back or Going Home?”-Hal.351
Dihadirkan bersama foto-foto dan ilustrasi yang sederhana namun indah, Life Traveler membuat saya enggan barang sejenak melepaskan mata menikmati tulisannya. Sungguh pun sebenarnya saya sempat iri terhadap kebebasan dan perjalanan yang dilakukan Windy, saya sangat berterima kasih karena setidaknya ia mau berbagi pengalaman bahkan tips-tips dan tempat-tempat penting yang bisa kunjungi dalam cerita yang ia tuangkan di buku ini. Bukan sebuah panduan perjalanan biasa, sebab ia mengajarkan kita memaknai lebih dalam sebuah perjalanan hidup. Berhenti sejenak untuk melirik kejadian-kejadian sederhana yang mungkin selama ini terlewatkan. Cerdas menangkap momen-momen indah dan menyenangkan untuk dibagi dengan orang lain.

Seperti sebuah quote dari Dewi Lestari yang saya ingat.
"Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
Maka diperlukanlah sebuah perjalanan itu. Setidaknya untuk memberikan jarak dan menciptakan kerinduan terhadap sesuatu.

5 bintang untuk buku ini. Semoga terberkatilah engkau Windy. Atas cerita dan pengalamanmu yang menginspirasi. :)

Judul Buku : Life Traveler
Penulis :Windy Ariestanty
Editor : Alit T. Palupi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
ISBN : 978-780-444-5
Februari 16, 2012

[Reading Challenge 2012] Books in English

Kali ini saya mau ikutan Reading Challenge dari blog sebelah. yaitu ikutan membaca minimal 1 (satu) buku berbahasa Inggris setiap bulannya.Menantang banget nih proyek, soalnya saya jarang baca buku bahasa Inggris. Kenapa? Karena ribet, apalagi biasanya bentuk e-book. pedes kalo liat komputer mulu. 



Tapi eh jaman kan makin berkembang, apalagi kalau kita makin sering latihan kan makin lama makin lancar membacanya. Jadi inilah .. saya putuskan ikut dalam reading Challenge yang satu ini.

Daftarnya? Mari kita lihat!

JANUARI saya berhasil baca satu buku berjudul Life on The Refrigerator Door by

FEBRUARI  sukses baca dua buku! Oliver Twist (Audio CD) dan Ten Things We Did (and Probably Shouldn't have)


MARET : rencananya baca Lola and The Boy Next Door :)
APRIL : …
MEI : …
JUNI : …
JULI :…
AGUSTUS : …
SEPTEMBER : …
OKTOBER : …
NOVEMBER : …
DESEMBER : …

Yak. semoga bisa sukses ikutan ini acara! :D
Februari 15, 2012

Trimester Giveaway

Novel karya Valiant Budi Yogi yang telah dicetak ulang oleh GagasMedia  


Ketika yang kamu kejar ternyata bukan yang kamu inginkan—semua yang klise ternyata tidak biasa—atau batu justru berada di balik udang.

Mungkin kamu baru saja bertemu dengan seorang Joker.

Hati-Hati

Gak semua yang tampak seperti yang terlihat
Gak semua yang bunyi seperti yang terdengar


Joker. Ada lelucon di setiap duka

***

"Amati baik-baik sebuah kartu Joker dan temukan bahwa sang badut itu tidak sepenuhnya melucu atau tertawa. Selalu ada sisi mengejutkan darinya. Temukan kejutan itu dalam Joker yang kocak dan misterius ini."
— Icha Rahmanti – www.icha.rahmanti.com

"Joker celebrates our right to be young, smart, and rebelliously immature."
— Willy Priyoko (Group station manager MRA broadcast media division)

"... Membaca detail Joker seperti membaca serangkaian pelajaran tentang hidup, tanpa tersadar kalau sedang diajari. Pemikiran liar dan absurd terhadap karakter Brama membuat saya tergelitik untuk terus membuka halaman demi halaman…."
— Mhala (Vokalis Numata, Song Writer)

"Cerdik dan mengena. Awalnya saya ‘takut’ membacanya, tetapi sekarang saya bangga telah menjadi setitik inspirasi yang turut mengisi lembaran Joker. Selamat menikmati."
— Mario (Vokalis Kahitna)



Nah, mau dapet 1 Novel Joker gratis? Kalian bisa ikut Giveaway di blog ini, silakan isi data-datanya dan untuk input data tertentu bisa Anda lakukan setiap hari, karena semakin sering Anda menginput, semakin besar kemungkinan Anda untuk menang!

The Physick Book of Deliverance Dane

Ketika Connie Goodwin dinyatakan layak untuk menjadi kandidat Ph.D (Doctor of Philosophy), kelegaan yang sangat membanjiri dirinya. Musim panas akan dilaluinya dengan sukacita, meski ia masih memikirkan tema apa yang akan diambil untuk penelitian disertasinya. Tapi dengan segera, kebahagiaan itu berubah menjadi kekesalan karena ibunya, Grace, meminta bantuan Connie untuk membersihkan rumah neneknya di Milk Street, Kota Salem agar dapat dijual untuk menutupi hutang atas beban pajak bangunannya.

Rumah tua itu benar-benar sudah tidak terawat. Kebunnya penuh dengan tetumbuhan herba yang bersaingan tempat, di sisi lain terdapat bunga-bunga dan sayur mayur yang merekah lebat. Sedangkan isi rumah itu sendiri sangat suram, interiornya sempurna seperti rumah sebelum tahun 1700-an dengan perabotan yang masih lengkap meski sudah tak layak pakai. Di rumah ini, Connie menemukan sebuah alkitab yang di dalamnya tersembunyi sebuah kunci. Sebuah perkamen kecil terselip di sela kunci tersebut, bertuliskan sebuah nama Deliverance Dane.

Bersama Sam, seorang tukang reparasi menara, mereka menelusuri jejak demi jejak yang ditinggalkan Deliverance. Sampai suatu ketika mereka berhasil menemukan bukti mengejutkan bahwa Deliverance adalah seorang penyihir Salem pada abad ke-17. Ini diperkuat adanya bukti yang mengarah kepada buku ramuan (physick) milik Deliverance yang diwariskan kepada keturunannya. Namun buku ini ternyata hilang dan untuk menemukannya kembali, Connie mendapatkan banyak kesulitan.

Tidak hanya itu, rahasia-rahasia yang tersebar di sekeliling Connie pelan-pelan mulai terkuak. Keluarganya, orang kepercayaannya, bahkan lingkungannya membuat Connie merasa tak nyaman. Perubahan juga terjadi pada Connie ketika tinggal di rumah itu, entah bagaimana ia mulai merasa terkait dengan Deliverance Dane, salah satu wanita penyihir Salem yang misterius.

Sebuah cerita yang memesona, ketika kita melihat sisi lain dari sebuah fakta. Ketika penulis menceritakan Pengadilan Penyihir Salem, mau tak mau sejarahlah yang banyak diceritakan di buku ini. Tapi sejarah itu diceritakan dengan alur yang cepat, dengan jeda yang kadang disisipkan di perjalanan Connie, membawa kita berkunjung sesekali ke Salem pada Abad ke-17, ketika pengadilan Penyihir terjadi. Yang tentu saja membuat buku ini semakin tidak membosankan.

Ketika penulis menyisipkan isu lingkungan ke dalam percakapan antara Grace dan Connie, saya rasa agak janggal karena entah mengapa terkesan dipaksakan. Meski tujuannya untuk menarik kesimpulan dari suatu akibat. Tapi tentu ada bagian cerita yang paling saya suka, yaitu ketika batu filsuf dan alkimia muncul dalam buku ini. Meski masih ada cukup banyak typo pada penulisan kata dalam cerita, saya masih dapat menikmati keseruan tokoh utama dalam mencari jejak buku ramuan Deliverance yang hilang. Ini seperti berburu harta karun! Apalagi dilengkapi kisah romantis yang pas porsinya sehingga tidak menghilangkan inti cerita sebenarnya.

4 bintang untuk buku ramuan Deliverance!

Sedikit tentang Penyihir Salem pada abad ke-17





Examination of a Witch (1853) by T. H. Matteson
Beberapa anak perempuan mulai berkelakuan aneh, mereka menyakiti diri mereka sendiri, berteriak-teriak dan mengeluh seakan tubuhnya kesakitan. Dokter telah didatangkan tapi karena tidak sanggup menanganinya, disimpulkan bahwa para anak gadis tersebut terkena teluh dari penyihir. Ide tersebut mengguncang banyak orang dan berbagai nama mulai disebutkan sebagai tersangka. Mereka dijebloskan ke dalam penjara dan banyak yang dieksekusi (lebih dari 20 orang) dengan tragis, karena orang-orang di Salem yang kebanyakan kaum Puritan tersebut malah bersorak sorai seakan pembunuhan tersebut membebaskan mereka dari gangguan Satan. Tapi dari tersangka ada beberapa yang dibebaskan karena benar-benar terbukti tak bersalah dan ada juga yang bersalah tetapi diampuni, salah satunya bernama Elizabeth Proctor yang memiliki garis keturunan dengan Katherine Howe, sang penulis buku ini.

Ide tentang penyihir sebenarnya sudah ada sebelum abad ke-17 dan bahkan sampai sekarang juga masih menginspirasi banyak cerita dan kisah yang memukau. Harry Potter adalah salah satu cerita penyihir yang sukses merajai baik penjualan novel ataupun filmnya. Sejarah juga mencatat Merlin, yang merupakan penasihat Arthur dan dipercaya juga merupakan seorang penyihir. Sedangkan dari dalam negeri juga banyak legenda tentang penyihir seperti Dirah dan Raja Airlangga dari Bali, Keong Emas, bahkan sampai Film Misteri Gunung Merapi juga ada penyihirnya.

Pertanyaan sebenarnya adalah, apakah penyihir benar-benar nyata? Jika iya, masih bisakah kita temui penyihir sebenarnya di masa modern ini?

Judul Buku : The Physick Book of Deliverance Dane
Penulis : Katherine Howe
Alih Bahasa : Dina Begum
Penerbit : VioletBooks
Cetakan Pertama : 2011
ISBN : 978-979-081-631-2

Februari 13, 2012

Fantasy Fiesta 2011


Judul Buku : Fantasy Fiesta 2011. Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2011

Penulis : R.D. Villam, Klaudiani, Bonmedo T dan 17 Pemenang Kontes Fantasy Fiesta 2011

Penerbit : Adhika Pustaka

Cetakan Pertama : Desember 2011

ISBN : 978-979-19991-5-1



Lomba Fantasy Fiesta 2011 diselenggarakan di Bulan April dan pengumuman pemenangnya diumumkan di Bulan Oktober 2011 kemarin. Buku ini adalah kumpulan cerpen terbaik yang terpilih dari keseluruhan cerpen dalam Lomba tersebut. Ketertarikan saya pada buku ini sebenarnya karena begitu penasarannya saya akan sejauh dan sedahsyat apa para penulis Indonesia bercerita tentang Fantasi. Bersiap-siaplah, karena saya akan membiarkan Anda menyicipi keseruan cerita-cerita di dalamnya!


  1. Bentala-Imaji (Fredrik Nael)

Berawal dari keikutsetaan seorang Pria bernama Tala dalam sebuah seminar, kita diajak menyelami imajinasinya yang sempat hilang dan terlupakan. Cerita yang singkat tetapi mempertanyakan keeksistensian diri kita atas upaya perwujudan mimpi-mimpi kita sendiri. Seperti kalimat pembukanya yang manis: Apalah gunanya impian bila tidak diwujudkan?

  1. Bhupendra Gagan (Salvirius Sandy)

Bhupendra Gagan adalah seorang Maharaja dengan sifat kepemimpinan diktator. Suatu hari ia melarang penggunaan kata “aku” di dalam negerinya. Siapapun yang mengatakan kata tersebut, akan langsung dibunuh. Akibatnya banyak kematian di mana-mana. Tapi untungnya Bhupendra mengganti penggunaan kata “aku” dengan kata “Brahman”, yang kemudian mengakibatkan kedamaian di negeri tersebut.

Ide ceritanya menarik, meski awalnya tampak “sadis”. Tapi ada sedikit penasaran yang timbul ketika membaca bagian akhir cerita, mengapa ketika Si Tokoh Utama mengatakan “aku” (hal.31 baris 17), ia tidak ikut dibunuh?

  1. Dongeng Kanvas (Luz Balthasaar)

Bagaimana cara seorang gadis buta melukis peri? Una, gadis itu, pintar melukis, ia dapat melukis sesuatu dengan memanfaatkan indera lainnya selain penglihatan. Namun bagaimana cara dia memenuhi keinginan Ratu untuk menghasilkan lukisan Peri? Sedang Una sendiri tidak percaya bahwa peri itu ada.

  1. E (Epsilon) (Klaudiani)

Zeta, tokoh wanita dalam cerita ini memiliki partner bernama Sigma, seorang pria yang mempunyai kemampuan mengontrol pikiran. Mereka adalah partner dalam Proyek Epsilon, seorang bocah yang mampu menyemburkan api (pyrokinesis). Anak itu yang kemudian dipanggil Epsilon, dipercaya merupakan keturunan Verbti (dewa badai dan api dalam mitologi Albania).

  1. Enam Belas Menit (Shao An)

Ini adalah cerita yang paling nyesek waktu saya baca. Bagaimana jadinya jika kamu diberi kesempatan untuk terus mengulang 16 menit kehidupan terakhir dari orang yang paling kamu sayangi? Akankah kamu mencoba menolongnya atau menghabiskan setiap detiknya dengan mengatakan “aku sayang kamu” ? Dapatkah kita mengacaukan takdir dan mengubah cara kematian sesorang?

  1. Hari Terakhir Ishan (Cloverwitch)

Kamu jatuh cinta terhadap seseorang tanpa tahu siapa dia sebenarnya. Dan ketika kamu sadar siapa dia, takdir memisahkan kalian berdua. Tragis? Itulah kisah yang diceritakan dalam cerita fantasi ini.

  1. Hikayat Pungguk Merindukan Bulan (F.A. Purawan)

Dahulu kala, ada seorang anak-angkasa yang bernama Pungguk. Lelaki ini bertemu dengan wanita orang-bintang dan keduanya saling mencintai. Ulayn, nama gadis itu mengajak Pungguk berkunjung ke Bulan. Sayangnya, kisah cinta mereka berakhir tragis akibat keserakahan orang-bintang akan batu tambang yang dimiliki orang-rimba.

Yang mengganjal dari cerita ini buat saya ada pada cerita Si Pungguk. Dia ini sebenarnya anak-angkasa (hal.105 baris 23) atau orang-rimba (hal. 112)? Atau keduanya sama saja? Dan ada typo di halaman 111 baris ke 19, pada kalimat “Ientu saja, … ”.

  1. Kembali ke Morova (R.D. Villam)

Bagaimana ketika setelah lama berselang, lalu kamu pulang ke kampung halaman setelah ikut berperang? Kenyataannya, Morova, tempat kembalinya Niko “pulang” sudah berubah menjadi kota hantu. Tidak ada siapapun di sana sampai ia bertemu dengan wanita pujaannya yang menyimpan misteri tentang kembalinya ia ke Morova.

  1. Kisah Sang Kerudung Merah (Serpentwitch)

Kerudung Merah adalah cerita anak-anak yang melegenda. Di kisah ini diceritakan versi lainnya. Lebih kelam dan lebih “serigala”. Anne terpaksa masuk ke hutan terlarang demi menolong neneknya yang sakit keras ternyata malah menemukan kisah kelam dalam keluarganya. Diperkaya dengan istilah “klan Red Hood” dan manusia serigala.

  1. Leyl-Hasrat Bebas (ElBintang)

Leyl, gadis pencipta ilusi yang akan merayakan Pesta Pembebasan-nya. Jika dalam pesta tersebut ia gagal memanggil binatangnya yang berdiam jauh dalam dirinya, maka ia akan mati tanpa sisa diburu para orang hunian.

Sedikit typo di halaman 158 baris 16, “iamencari”.

  1. Menuju Akhir Masa (Shienny M.S.)

Seorang calon dokter mati karena kecelakaan, lalu arwahnya tersesat di antah berantah dan bertemu dengan Iblis yang mengajaknya mengadakan perjanjian. Si calon dokter tersebut dapat hidup dan mencegah kematiannya asalkan mau memutuskan tali yang mengikat malaikat Azrael. Sialnya, perjanjian tersebut ternyata memakan lebih banyak pengorbanan yang tidak disadari oleh calon dokter tersebut.

  1. Misteri Pulau Goudian (Rickman Roedavan)

Pulau Goudian adalah pulau misterius yang membuat Kapten Adrian gila. Ekspedisi yang berakhir dengan kematian seluruh awak kapal kecuali Kapten Adrian sendiri kemudian menjadi misteri. Apa yang sebenarnya terjadi? Kali ini, seorang Kapten lain, Dmitri, ditugaskan menemukan pulau tersebut. Ternyata penemuan Dmitri jauh diluar perkiraannya. Dan ia sebagai Kapten, bertanggungjawab atas anak buah kapalnya.

Typo ada di halaman 188 baris keempat, “ … merupakan salah kapal terbesar… “

  1. Neil//Lien (Magdalena M. Amanda)

Namanya Neil Argentum, ia sering disebut tidak waras karena sering berbicara dengan Lien, anak perempuan yang tidak nyata yang hanya ada di dalam kepalanya. Sebuah peristiwa membuat Neil sadar, bahwa ia tidak bisa terlepas dari anak perempuan tersebut, ia tidak mampu dan tidak mau meskipun sebelumnya ia begitu ingin menjadi normal kembali dan berharap Lien hilang dari hidupnya.

  1. Noel (Feby Anggra)

Noel adalah seorang wanita yang sedang mencari kekasihnya, Darius di tengah kemunculan makhluk mirrlith. Ketika akhirnya Noel bertemu dengan kekasihnya tersebut, ia menemukan fakta yang mengejutkan bahwa Noel yang sebenarnya sudah mati. Lalu siapakah dia sebenarnya?

  1. Oris (I.B.G. Wiraga)

Seorang anak yang kedua orangtuanya meninggal diasuh oleh Paman dan Bibinya yang haus harta warisan. Tapi seekor kucing yang kemudian dinamai Oris mengubah nasib anak tersebut. Penuh dengan imajinasi dan syukurnya ending yang tidak mengecewakan.

  1. Petra (Bonmedo Tambunan)

Pemimpin Kuil Xar meninggal, sesuai tradisi Kuil akan menunjuk penggantinya. Untuk itu diadakan pertempuran antara pimpinan utama Ka-Xar, Panglima Corbus, dan pimpinan Es-Xar, Mirell kar Illaisa.

Cerita yang seru meski disayangkan akhir ceritanya agak “menggantung” dan terkesan berakhir dengan ringkas. Typo di halaman 258 baris pertama, “ekspressi”.

  1. Selamanya Bersamamu (Fachrul R.U.N)

Hati-hati kalau menolak cinta seseorang, bisa jadi dia malah terobsesi memilikimu sampai-sampai ia kabur dari neraka hanya untuk menguasaimu. Itu yang terjadi di cerita ini. Margarita Paulson begitu mencintai Richter yang sayangnya tidak membalas cinta itu. Maggie yang kabur dari akhirat kemudian menyandera Richter dan menjadikan lelaki itu miliknya seorang.

Typo halaman 277 baris 14, “… menyediankanku… ”

  1. Selamat Datang di Wonderland (Kristy S. Tjong)

Wonderland yang ini sama sekali bukan dunia yang penuh fantasi dan kebahagiaan, apalagi tawa ceria manusia. Wonderland di cerita ini adalah “neraka” di mana penghuninya dipaksa mengumpulkan poin dalam permainan-permainannya untuk membebaskan diri mereka sendiri dari Wonderland.

  1. Tukang Sapu (Erwin Adriansyah)

Bagaimana jika tukang sapu yang biasa kamu lihat itu ternyata bukan manusia biasa? Kehadiran dan percakapan tukang sapu tersebut dengan seorang mahasiswa mengungkap apa dan untuk apa dia sebenarnya diciptakan.

  1. Wanita Pembisik (Xeno)

Seorang wanita yang memiliki kekuatan untuk memerintah para Iblis berencana menghancurkan Kota Azaiga. Hal ini dikarenakan dendam atas pembunuhan Ibu kandungnya oleh para penghuni Kota. Namun ternyata ambisinya salah sasaran dan ketika ia menyadarinya.. semua telah terlambat.


Beberapa cerita dapat dinikmati, tapi sebagian besar agak berat untuk dibayangkan. Mungkin karena keterbatasan jumlah kata yang digunakan dalam lomba ini menjadikan fantasi yang baru saja dimulai seakan putus begitu saja di tengah jalan. Adanya typo yang bertebaran juga cukup mengganggu jalannya cerita.


Cerita Fantasi adalah cerita yang “berat” menurut saya, baik berat dari segi kepenulisannya maupun pembaca sebagai penikmatnya. Penulis harus pintar mengolah kata agar ide ceritanya tersampaikan dan Pembaca harus punya ruang imajinasi yang luas agar dapat masuk ke dalam fantasi yang disiapkan penulis. Mungkin ini yang menyebabkan penilaian cerita fantasi berbeda oleh tiap orang. Semakin nyaman pembaca masuk ke fantasi yang ditulis penulis, maka dia akan semakin menikmati jalannya cerita.


Tapi biar bagaimanapun, salut untuk para penulis fantasi yang karyanya dituliskan di buku ini. Cerita-cerita pendek ini menurut saya berpotensi untuk dikembangkan lebih luas dan jelas, mungkin dalam bentuk novel.


3/5 bintang untuk Fantasy Fiesta 2011.


Bagi yang ingin mengunjungi dan belum puas dengan cerita fantasi lainnya, bisa berkunjung ke kastilfantasi.com :)

Salam,

Salam,