Judul buku : The Diary of A Young Girl
Penulis : Anne Frank
Narator : Helena Bonham Cartere
Penerbit : Penguin Books Ltd
Tahun terbit : 2011
10 jam audiobook
Where there's hope, there's life. It fills us with fresh courage and makes us strong again
Anne Marie Frank merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ibunya bernama Edith dan Ayahnya bernama Otto. Anne memiliki seorang kakak perempuan bernama Margot. Pada ulang tahun ketiga belas, ia mendapat sebuah buku harian yang ia beri nama Kitty. Saat itu kaum Yahudi sudah mulai ditandai oleh pemerintah Jerman, mulai dari pemakaian bintang David, sekolah dan toko yang terpisah sampai larangan menggunakan alat transportasi umum seperti trem.
Suatu hari, Margot mendapat surat untuk melaporkan diri ke Nazi. Kejadian ini membuat keluarga Frank buru-buru kabur dari rumah dan bersembunyi di tempat yang memang sudah direncanakan, yaitu di bagian atas tempat kerja Otto Frank. Dalam persembunyian mereka, Anne bercerita banyak hal di buku hariannya. Tentang orang-orang yang membantu mereka, tentang orang-orang yang ikut bersembunyi bersama mereka, atau tentang orang-orang yang Anne kenal dan mungkin tidak bisa bertemu lagi dengannya.
Secara keseluruhan ada 8 orang yang bersembunyi di sana: Anne dan keluarganya, lalu keluarga Van Pels sejumlah tiga orang, dan Tuan Pfeffer yang seumuran dengan Otto. Anne menceritakan kesehariannya di annex (tempat persembunyiannya) yang beresiko. Ada jam-jam tertentu ketika para pekerja di lantai bawah datang, Anne dan mereka yang bersembunyi di lantai atas tidak boleh menggunakan air sama sekali. Tidak boleh menimbulkan suara yang terlalu keras, serta berbagai larangan lainnya. Mereka juga tidak boleh sembarangan mengintip dari jendela karena orang yang lewat bisa secara tidak sengaja melihat dan curiga dengan mereka.
Tidak hanya keterbatasan, gudang tempat mereka bersembunyi berkali-kali dibobol maling. Bahkan ada satu dua kali rak buku yang digunakan untuk menyamarkan pintu masuk ke annex digedor-gedor seakan ada orang yang memaksa masuk ke dalam. Friksi juga muncul antara mereka yang bersembunyi. Bayangin aja hidup terpenjara ngga boleh keluar rumah, ngga bisa menikmati pemandangan luar, dengan semua keterbatasan selama lebih dari dua tahun, tentu saja bakal ada banyak ketegangan. Selain karena ketakutan, kebosanan, juga karena mereka tidak yakin akan masa depan mereka.
Orang-orang di annex awalnya mendapat cukup bahan makan karena keluarga mereka termasuk berkecukupan. Ada masanya mereka dapat memasak sesuatu, ada juga masanya ketika mereka memakan makanan kaleng. Tetapi lama-kelamaan mereka kekurangan bahan makan selain karena penjatahan kupon yang makin minim, harga barang di pasar gelap juga terlalu tinggi dan mereka tidak punya banyak hal lagi untuk ditukar.
Dalam buku hariannya, Anne dengan lugas bercerita tentang ketakutan dan harapannya. Juga perasaannya terhadap apa yang ia hadapi saat itu, tentang masalah atau karakter orang yang ia gambarkan dengan spesifik yang -bagi saya- sangat mengesankan untuk seorang gadis seusia Anne. Terkadang ia membahas perihal dunia luar, tentang isu kemanusiaan yang impressive sih buat anak seusia Anne bisa mikir hal begitu padahal dia juga lagi dalam persembunyian.
People can tell you to keep your mouth shut, but that doesn't stop you from having your own opinion
Meski beberapa tulisannya terlihat bijak dan dewasa, tapi tulisan khas Anne yang seorang remaja juga masih mewarnai buku hariannya. Bagaimana ia suka dengan seseorang lalu mendeskripsikannya sekaligus mengenang hari-hari mereka. Juga ketika ia senewen dengan Tuan Pfeffer yang merupakan rekan sekamarnya di annex perkara rebutan meja. Anne seorang gadis yang cerdas, rasa ingin tahunya juga besar dan ia tak sungkan untuk mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Ia cenderung berkata lugas apa adanya. Ia suka menulis baik itu buku harian maupun cerita yang kadang ia berikan sebagai hadiah untuk orang tersayangnya. Tapi secara emosional, ia sering murung. Ia sering menangis diam-diam malam hari lalu bangun dengan mata sembab keesokan paginya. Ia memikirkan banyak hal termasuk ketidaksukaannya terhadap ibunya. Ia merasa semua orang melihat dirinya sebagai anak yang banyak tingkah, berbeda dengan kakaknya. Ia peka terhadap perasaan orang lain, maka seringnya ia belajar untuk menahan emosi.
Buku harian Anne berakhir di tanggal 1 Agustus 1944, tiga hari sebelum ia dan orang-orang yang bersembunyi bersamanya ditangkap untuk kemudian dibuang ke penjara-penjara Nazi. Di antara delapan orang, hanya Otto yang berhasil bertahan hidup dan membagikan buku harian anaknya kepada dunia. Anne, Margot dan ibu mereka dibawa ke Auschwitz untuk kemudian kakak beradik itu dipindahkan ke Bergen-Belsen dan meninggal dunia di sana. Orang-orang yang membantu mereka dalam persembunyian juga dipenjara tetapi seorang di antaranya menyelamatkan buku harian Anne.
Di awal sebelum buku harian Anne dibacakan, narator menceritakan apa yang terjadi dengan Anne dan bagaimana buku hariannya bisa diterbitkan. Anne selalu ingin menerbitkan karyanya kelak ketika ia telah bebas dari annex, dan meski ia kini telah tiada, karyanya menjadi pengingat abadi tentang kekejaman Nazi dan penghapusan kemanusiaan di tanah Eropa. Buku hariannya yang telah diterbitkan ini telah banyak dilarang peredarannya di berbagai tempat, termasuk di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Alasannya macam-macam, selain karena karakter Anne yang "katanya" rebelious (suka melawan; memberontak), pembahasan sexualnya juga dianggap terlalu vulgar. Padahal mah Anne emang kepo aja dan bagi saya ngga vulgar sih, anak remaja memang sudah sewajarnya diberi pengetahuan tentang sex. Beberapa pendapat lain beranggapan bahwa buku ini dilarang karena perihal Holocaust yang "menempel" pada ceritanya. Padahal mah memang penghapusan etnis yang dilakukan Nazi itu benar adanya. Sialnya, sekarang ini Israel yang mencoba menghapus bangsa Palestina se-negaranya sekalian. Ngga ngaca emang.
Saya jadi kepikiran, karena dalam buku hariannya Anne membaca buku yang berjudul Palestine at the Crossroads, dan bagaimana ia begitu aware bercerita tentang isu kemanusiaan dan apartheid, apakah jika ia masih hidup ia akan berdiri paling depan memperjuangkan bangsa Palestina yang pernah menolong kaum Yahudi?
What's the point of the war? Why, oh why can't people live together peacefully? Why all this destruction?
Be First to Post Comment !
Posting Komentar